logo Kompas.id
OpiniKomplikasi Masalah Akibat El...
Iklan

Komplikasi Masalah Akibat El Nino Menjelang Pemilu

Dalam sejarah Indonesia dampak kekeringan dan berimplikasi ke politik bukanlah masalah baru. Produksi beras yang anjlok hingga memunculkan lonjakan harga pangan pernah terjadi tahun 1965 dan 1998.

Oleh
Redaksi
· 1 menit baca
Seorang warga menggulung selang air di dasar Waduk Prijetan yang mengering di Kecamatan Kedungpring, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (4/9) usai menyirami kebun jagungnya yang berada di sekitar waduk tersebut. Kemarau membuat air di waduk tersebut nyaris kering dan sudah tidak bisa mengairi pertanian di desa-desa di sekitarnya.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Seorang warga menggulung selang air di dasar Waduk Prijetan yang mengering di Kecamatan Kedungpring, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (4/9) usai menyirami kebun jagungnya yang berada di sekitar waduk tersebut. Kemarau membuat air di waduk tersebut nyaris kering dan sudah tidak bisa mengairi pertanian di desa-desa di sekitarnya.

El Nino yang tengah terjadi dan bisa berkepanjangan perlu diantisipasi. Masalahnya, kejadian ini akan terjadi hinga menjelang pemilihan presiden.Setelah tiga tahun mengalami La Nina berturut-turut, kita saat ini memasuki periode El Nino yang terjadi sejak Juni 2023 dan diperkirakan berlanjut hingga Februari 2024. Riset terbaru menemukan bahwa pola La Nina dan El Nino ke depan bakal lebih sering terjadi berkepanjangan karena aliran atmosfer di atas Samudra Pasifik telah berubah lebih lambat.Studi yang dilaporkan di Nature pada Rabu (23/8/2023) ini mengungkapkan bahwa komponen atmosfer yang disebut ”Pacific Walker Circulation” telah berubah perilakunya selama era industri dengan cara yang tidak terduga. Tim penulis internasional yang dipimpin Georgina Falster dari Research School of Earth Sciences Australian National University ini juga menemukan bahwa letusan gunung berapi dapat menyebabkan Sirkulasi Walker melemah untuk sementara waktu sehingga memicu kondisi El Nino (Kompas.id, 24/8/2023).Dalam sejarah Indonesia dampak kekeringan dan berimplikasi ke politik bukanlah masalah baru. Produksi beras yang anjlok hingga memunculkan lonjakan harga pangan pernah terjadi tahun 1965 dan 1998. Dampak lanjutannya, terjadi peristiwa politik berupa pergantian kekuasaan yang berdarah karena prakondisi masyarakat yang menderita akibat harga pangan yang mahal.Antisipasi perlu dilakukan karena kita tidak ingin kekeringan akibat El Nino yang akan datang memunculkan komplikasi masalah pada saat hajatan politik besar sedang berlangsung. Harga pangan yang berpotensi melonjak akan menambah kerumitan ketika banyak pihak berkonsentrasi di pemilihan umum. Belum lagi bila ada yang mempermainkan masalah ini untuk kepentingan politik, masalah makin bertambah.

Areal persawahan yang siap ditanami kembali menjelang pengujung musim hujan di Kelurahan Pulutan, Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (25/10/2018).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Areal persawahan yang siap ditanami kembali menjelang pengujung musim hujan di Kelurahan Pulutan, Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (25/10/2018).

Editor:
ANDREAS MARYOTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000