Gerakan perlawanan Palestina terhadap Israel di Tepi Barat menggeliat, dua tahun terakhir. Tak mau kalah dari Hamas di Jalur Gaza, mereka mulai mampu membuat senjata, menembakkan rudal, dan menerbangkan pesawat nirawak.
Oleh
Musthafa Abd Rahman
·4 menit baca
Dalam sepekan terakhir ini terjadi dua kali serangan beruntun terhadap warga Israel di Tepi Barat oleh gerakan perlawanan Palestina. Pertama, serangan di dekat kota Jenin, Tepi Barat bagian utara, pada Sabtu, 19 Agustus 2023. Kedua, serangan di dekat kota Hebron, Tepi Barat bagian selatan, Senin, 21 Agustus 2023.
Gerakan perlawanan Palestina di Tepi Barat dalam dua tahun terakhir ini mengalami perkembangan luar biasa, baik secara kualitas maupun kuantitas. Gerakan mereka menciptakan berbagai model perlawanan yang mampu menembus atau menerobos jaringan intelijen dan pertahanan aparat keamanan Israel yang canggih.
Gerakan perlawanan Palestina dalam dua tahun terakhir seperti bangkit kembali setelah infrastruktur gerakan perlawanan Palestina ambruk pasca-operasi Perisai Tembok tahun 2002 yang dilancarkan Israel. Israel kemudian membangun dinding pemisah antara Tepi Barat dan wilayah Israel. Tembok pemisah ini cukup berhasil mereduksi aksi perlawanan Palestina.
Namun, dalam dua tahun terakhir ini, secara mengejutkan aksi perlawanan Palestina bangkit kembali seiring dengan lahirnya generasi baru Palestina di Tepi Barat.
Sejak awal tahun 2023 hingga Agustus ini 35 warga Israel tewas. Mereka adalah para penghuni permukiman Yahudi dan aparat keamanan Israel. Pada tahun 2022, sebanyak 31 warga Israel tewas akibat perlawanan Palestina di berbagai titik di Tepi Barat. Padahal, pada 2021 tercatat empat warga Israel tewas akibat serangan gerakan perlawanan Palestina.
Menurut data statistik perlawanan Palestina, terjadi 6.704 serangan Palestina terhadap sasaran Israel di berbagai titik di Tepi Barat selama paruh pertama tahun 2023. Sebagian besar dari serangan-serangan itu terjadi di sekitar kota Jenin, Nablus, dan Hebron. Sebanyak 1.385 serangan terjadi di sekitar kota Nablus, 1.034 serangan di sekitar kota Jenin, dan 944 serangan di sekitar kota Hebron. Sisanya di berbagai titik lain di Tepi Barat.
Serangan Palestina dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari serangan inisiatif individu tanpa ada kaitan dengan organisasi perlawanan Palestina; serangan individu terkait dengan organisasi perlawanan Palestina, seperti faksi Fatah dan Hamas; serta serangan secara kolektif.
Serangan Palestina dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari serangan inisiatif individu tanpa ada kaitan organisasi, serangan individu terkait faksi-faksi Palestina, hingga serangan kolektif.
Serangan individu, baik dari inisiatif pribadi maupun inisiatif dari organisasi Palestina, biasanya dilakukan dalam bentuk penusukan dengan pisau dari belakang atau penabrakan dengan mobil terhadap serdadu Israel atau warga Israel dari penghuni permukiman Yahudi di Tepi Barat. Terkadang juga serangan itu dalam bentuk tembakan senjata api.
Dalam konteks perlawanan Palestina ini, faksi-faksi Palestina sering membentuk satuan khusus untuk perlawanan, seperti Brigade Jenin di kota Jenin, Brigade Balata yang beroperasi di sekitar kota Nablus, dan Brigade Uqba Jabar yang beroperasi di sekitar kota Jericho.
Meningkatnya serangan perlawanan Palestina terakhir ini dan munculnya satuan-satuan perlawanan Palestina secara terang-terangan di permukaan memberi pesan-pesan politik sebagai berikut. Pertama, sebagai reaksi terhadap pemerintah koalisi radikal Israel pimpinan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, yang terdiri dari partai-partai kanan dan agama di Israel. Tampilnya pemerintahan koalisi itu semakin mematikan peluang perundingan dan perdamaian dengan Palestina.
Kedua, sebagai reaksi atas aksi-aksi provokasi para penghuni permukiman Yahudi yang sering melabrak kompleks Masjid Al-Aqsa. Ketiga, semakin lemahnya Otoritas Palestina pimpinan Presiden Mahmoud Abbas dan semakin tidak berkutiknya Ramallah menghadapi Israel.
Keempat, menyampaikan kepada rakyat Palestina bahwa perlawanan Palestina masih eksis dan mampu setiap saat melancarkan serangan terhadap sasaran Israel, serta melancarkan balas dendam atas kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina.
Kelima, mampu melatih kemiliteran para pemuda Palestina yang bersedia bergabung pada gerakan perlawanan dengan latihan-latihan yang memberi mereka kemampuan tinggi dan kemampuan melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran Israel secara profesional. Keenam, mampu memberi perlindungan terhadap kota-kota dan kamp-kamp pengungsi Palestina dari serangan Israel.
Ketujuh, gerakan perlawanan Palestina di Tepi Barat mulai mampu membuat senjata sendiri, seperti halnya gerakan perlawanan Palestina di Jalur Gaza yang sudah mampu membuat rudal dan pesawat tanpa awak. Gerakan perlawanan Palestina di kota Jenin mulai mampu menembakkan rudal dan menerbangkan pesawat tanpa awak.
Pihak Israel mengklaim telah menembak jatuh 10 pesawat tanpa awak yang diterbangkan dari kota Jenin selama paruh pertama tahun 2023. Israel juga mengklaim menyita 800 pucuk senjata yang coba diselundupkan ke Tepi Barat pada paruh pertama tahun 2023 dan menyita 1.000 pucuk senjata pada tahun 2022.
Israel pun tidak diam menghadapi meningkatnya gerakan perlawanan Palestina. Israel lebih sering melancarkan operasi militer khusus untuk menangkap dan membunuh para pentolan gerakan perlawanan Palestina.
Pemerintah Israel juga mencari kambing hitam atas meningkatnya gerakan perlawanan Palestina itu dengan menuduh Iran sebagai pihak yang melatih dan mendanai gerakan perlawanan Palestina tersebut. Maka, di kancah regional dan internasional, Israel semakin gencar menyudutkan Iran dengan menyebut Teheran sebagai ancaman terbesar dan pendukung gerakan teroris di kawasan.