Perang ”Drone” dan Opini Publik
Perang Rusia-Ukraina memasuki fase baru. Cirinya, Ukraina melakukan perlawanan dengan mengirim ”drone” ke target yang dikuasai Rusia.
Drone, atau secara umum diartikan sebagai kendaraan tanpa awak, kian sering dipakai dalam operasi militer. Alasan utamanya ialah tidak ada risiko kehilangan manusia. Serangan dengan pesawat militer, misalnya, berisiko membuat pilot meninggal atau tertangkap. Seandainya hal itu terjadi, kerugian serta kerumitan yang dialami tentu jauh lebih besar ketimbang penggunaan drone berupa pesawat nirawak.
Dalam Perang Rusia-Ukraina, Moskwa berkali-kali mengirim pesawat nirawak untuk menyerang sasaran yang dikuasai Ukraina.
Beberapa waktu terakhir, Ukraina juga aktif mengerahkan drone. Pada 30 Juli 2023, drone berupa pesawat nirawak dapat dilumpuhkan oleh Moskwa. Namun, bagian gedung yang merupakan kantor sebuah kementerian rusak dalam insiden ini. Seminggu sebelumnya, serangan pesawat nirawak terjadi pula di Moskwa.
Baca juga: Pertempuran Laut Hitam Kian Membara, ”Drone” Ukraina Hantam Tanker Rusia
Bahkan, pada Mei 2023, dua pesawat nirawak berhasil mencapai Kremlin. Rusia melaporkan tak ada kerusakan yang ditimbulkan karena pesawat nirawak dapat ditembak jatuh.
Sekarang serangan drone menyasar target yang dikuasai Rusia di Laut Hitam. Jenis yang dipakai adalah maritime drone (naval drone) atau kapal nirawak. Pada Jumat (4/8/2023), kapal tanker Rusia di Selat Kerch (selat penghubung Laut Hitam dengan Laut Azov) rusak dihantam kapal nirawak. Sebelumnya, kapal nirawak menyerang pelabuhan Rusia, Novorossiysk, di Laut Hitam.
Kyiv tak pernah tegas mengklaim serangan drone ke wilayah Rusia. Hal ini dilakukan tampaknya agar tak tersulut perang yang lebih besar: Rusia versus Barat. Moskwa memang mengingatkan agar bantuan Barat kepada Ukraina tak dipakai untuk menyerang target di wilayah Rusia. Tindakan itu bisa memicu perang Rusia versus Barat. Meski drone yang dipakai Ukraina dilaporkan dirakit sendiri oleh negara itu, tak tertutup kemungkinan Moskwa melihatnya sebagai bantuan Barat.
Baca juga: Saat Serangan ”Drone” Ukraina Menggoyang Jantung Rusia
Sejauh ini serangan drone udara serta drone laut tidak menyebabkan kerusakan yang berarti atas Rusia. Hal itu tidak masalah bagi Ukraina sebab tujuan utamanya adalah memberi pesan kepada warga Moskwa bahwa operasi militer Rusia juga berdampak buruk terhadap mereka.
Perang dapat mengganggu penduduk Moskwa dan diharapkan dukungan publik Rusia terhadap perang berkurang. Namun, di sisi lain, serangan drone dapat pula justru memperkuat argumen Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa operasi militer di Ukraina diperlukan guna menjamin keamanan Rusia.
Opini publik cukup memengaruhi apakah sebuah perang dilanjutkan atau tidak. Perang yang tidak populer bahkan dapat menjatuhkan pemimpin. Bagi Putin, rasanya tak mudah terus-menerus berusaha meyakinkan rakyatnya bahwa perang di Ukraina sungguh-sungguh dibutuhkan.