logo Kompas.id
OpiniBerburu Emas Biru
Iklan

Berburu Emas Biru

Pengelolaan dan konservasi yang berkelanjutan sumber daya tuna perairan Indonesia dan di laut lepas sangat penting untuk memastikan kelestarian tuna di masa mendatang. Perlu kerja sama antarnegara di bawah payung RFMO.

Oleh
IRWAN JATMIKO
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2eVdxzwNgtzn4W_FNLsMvCEuzZ0=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F31%2F053a9b75-e2cf-4bad-bc0e-14f58e356be1_jpg.jpg

Pada Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia (Apeksi) di Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu yang lalu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan hal yang menggelitik tentang perikanan tuna. Beliau mengatakan bahwa ada negara lain yang meminta Indonesia untuk melarang nelayan menangkap ikan tuna di perairan Indonesia. Alasannya, negara tersebut takut tidak dapat menangkap tuna karena terlalu banyak ditangkap oleh nelayan Indonesia.

Untuk menyikapi pernyataan tersebut, kita perlu mengetahui karakteristik tuna dan begaimana pengelolaannya di dalam perairan Indonesia atau biasa disebut zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan di luar perairan Indonesia atau biasa disebut laut lepas.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000