logo Kompas.id
OpiniDemokrasi Anomali
Iklan

Demokrasi Anomali

Demokrasi yang berlangsung di Indonesia memang menunjukkan sifat anomali. Praktik-praktik dalam demokrasi di Indonesia dianggap tidak lazim, berbeda dari apa yang dianggap sebagai praktik standar.

Oleh
Rizal Sukma
· 3 menit baca
Rizal Sukma
SALOMO TOBING

Rizal Sukma

Memahami Indonesia tampaknya memang tidak mudah. Indonesia bahkan kerap immune terhadap kategorisasi. Misalnya, Indonesia jelas-jelas menyatakan dirinya sebagai negara yang mengambil bentuk negara kesatuan (unitary state). Namun, pada saat yang sama, proses desentralisasi yang terjadi sejak 1999, yang antara lain tecermin dalam pelaksanaan otonomi daerah dan otonomi khusus dalam beberapa kasus tertentu, kerap dikritik sebagai bentuk federalisme tersamar.

Sejak kejatuhan Orde Baru tahun 1998, dengan mengadopsi sistem demokrasi, Indonesia jelas sudah bukan lagi negara otoritarian. Bahkan, Indonesia kerap dipuji sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Namun, sebagai negara demokrasi, Indonesia masih terus dikritik mengenai karakter demokrasinya yang dianggap cacat (flawed), mundur (declining), atau tidak sempurna (imperfect).

Editor:
ANTONY LEE
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000