Perekonomian Sulawesi tumbuh 7 persen secara tahunan pada triwulan I-2023, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2022 yang sebesar 5,52 persen. Pertumbuhan ditopang lapangan usaha industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian. Namun, data Badan Pusat Statistik menunjukkan, persentase penduduk miskin justru naik, dari 10,02 persen pada Maret 2022 menjadi 10,08 persen pada Maret 2023.
Sementara Maluku dan Papua merupakan wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia, yakni 19,68 persen pada Maret 2023. Pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua yang pada triwulan I-2022 sebesar 10,39 persen secara tahunan, anjlok menjadi 1,95 persen pada triwulan I-2023.
Baca juga: Kemiskinan Naik di Sentra Pengolahan Nikel, Efek Ganda Hilirisasi Belum Optimal
Di lingkup provinsi, tingkat kemiskinan di atas 10 persen terjadi di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Maluku. Di Sulawesi Selatan dan Maluku Utara, kendati tak melampaui 10 persen, tingkat kemiskinan meningkat dalam setahun terakhir. Padahal, provinsi-provinsi itu adalah sentra penghasil dan pengolahan nikel.
Ironis. Hilirisasi nikel, termasuk tidak lagi mengekspor bijih nikel, yang berlaku sejak 1 Januari 2020, belum berdampak positif, yakni mengurangi tingkat kemiskinan. Terutama, di wilayah penghasil dan pengolahan nikel.
Sulteng, misalnya, pada triwulan I-2023 termasuk dalam lima besar lokasi realisasi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri. Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan, realisasi investasi di Sulteng Rp 29,8 triliun. Perekonomian Sulteng tumbuh 13,18 persen pada triwulan I-2023, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,03 persen. Akan tetapi, tingkat kemiskinan di Sulteng 12,41 persen, jauh di atas tingkat kemiskinan nasional yang sebesar 9,36 persen.
Hilirisasi nikel, termasuk tidak lagi mengekspor bijih nikel, yang berlaku sejak 1 Januari 2020, belum berdampak mengurangi tingkat kemiskinan.
Mengutip penegasan Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta pada Februari 2023, hilirisasi merupakan kunci Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.
Baca juga: Hilirisasi Tiada Henti
Hilirisasi, yang mengupayakan ekspor tak lagi berwujud bahan baku mentah, adalah strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas. Sesuai data Kementerian Investasi, hilirisasi membuat nilai ekspor nikel meningkat dari 3,3 miliar dollar AS pada 2017 menjadi 29 miliar dollar AS pada 2022.
Jika nilai tambah meningkat, tentu nilai dan manfaat yang diperoleh dan dibagikan semakin banyak. Kemudian, muncul pertanyaan, siapa yang menikmati nilai tambah dan manfaat tersebut? Mengapa masyarakat di wilayah sentra komoditas itu justru semakin miskin?
Harapannya, negara maju dan berpendapatan tinggi yang dicita-citakan senapas dengan pertumbuhan ekonomi inklusif yang dinikmati seluruh masyarakat Indonesia.