logo Kompas.id
OpiniPlaza Senayan
Iklan

Plaza Senayan

Maka jelas, mal bukanlah sekadar lokus ekonomi tempat jual-beli barang, melainkan juga arena provokasi pikiran, jangkar dari sensasi dan memori, tak heran dulu pernah dijuluki “katedral modernisme”.

Oleh
Bre Redana
· 3 menit baca
Bre Redana
HERYUNANTO

Bre Redana

Cukup lama saya tidak jumpa Ariel Heryanto, profesor emeritus yang pernah mengajar di sejumlah universitas di Australia. Sejak pandemi, baru bulan lalu ia ke Jakarta bersama istrinya, Yanti. Dia mengajak saya dan Vivi bertemu, makan siang di Plaza Senayan. Ia juga undang Sarie, teman yang belum lama ketemu dengannya di Melbourne.

Bersamanya segala sesuatu segera direfleksikan untuk menggambarkan sebuah gejala sosial lebih luas selain kadang untuk menertawakan diri sendiri. Ketika saya katakan bahwa pada zaman serba online ini bertemu dan reriungan tiba-tiba bisa menjelma menjadi sebuah peristiwa budaya, ia menyambar, terlebih di mal—tonggak penting modernisme.

Editor:
DAHONO FITRIANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000