Peran Lingkungan dalam Perkembangan Anak
Keluarga merupakan ”microsystem” paling awal dan memegang porsi yang besar dalam kehidupan anak. Sejak lahir, dalam keluarga, anak dan orangtua bisa langsung berinteraksi, dipengaruhi dan memengaruhi satu sama lain.
Putri Ariani merupakan anak pertama dari pasangan Ismawan Kurnianto dan Reni Alfianty. Putri membuat terpana para juri dan penonton di studio America’s Got Talent dengan suara indah dan permainan pianonya.
Sejak awal ia berdiri di atas panggung, kita bisa melihat kepercayaan diri Putri. Tutur katanya saat menjawab pertanyaan juri menunjukkan ia begitu mencintai dunia musik dan mengetahui dengan pasti apa yang menjadi impiannya.
Performanya begitu memukau sehingga kita sejenak lupa dengan kondisi Putri yang memiliki keterbatasan dalam indera penglihatan. Kita juga bisa ikut merasakan haru ketika melihat ayah dan ibu Putri di atas panggung saat mendukung dan bergembira ketika anak mereka mendapatkan golden buzzer.
Masalah peran orangtua dalam pengasuhan pelaku dan orang yang terlibat kemudian menjadi salah satu isu yang diangkat dalam kasus ini. Namun, apakah peran orangtua cukup menjadi penyebab seorang anak berkembang menjadi Putri, atau MD, atau A? Apakah sesederhana itu?
Bioecological Theory dari Urie Bronfenbrenner menjelaskan, perkembangan anak tidak lepas dari interaksi timbal balik anak dengan lingkungannya. Proses ini bersifat kompleks karena melibatkan interaksi antara anak sebagai organisme yang aktif dan lingkungan juga aktif berubah.
Baca juga : Seni, Disabilitas, dan Kemanusiaan
Karakteristik yang dimiliki anak dan juga orang yang ada di lingkungannya, seperti kondisi fisik, usia, jenis kelamin, pengetahuan, pengalaman, hingga motivasi dan kepribadian, menjadi faktor yang dapat memengaruhi proses interaksi timbal balik tersebut.
Bronfenbrenner menyebutkan, ada lima setting lingkungan (sistem) yang dapat memengaruhi perkembangan anak. Sistem pertama yang merupakan sistem yang paling penting dalam perkembangan anak adalah microsystem.
Contoh dari microsystem ini adalah keluarga, sekolah, dan pertemanan anak. Microsystem menjadi penting karena dalam sistem tersebutlah interaksi timbal balik itu terjadi. Orangtua merupakan anggota dari salah satu microsystem anak, yaitu keluarga.
Keluarga merupakan microsystem yang paling awal dan memegang porsi yang besar dalam kehidupan anak. Sejak lahir, dalam keluarga, anak dan orangtua bisa langsung saling berinteraksi, dipengaruhi dan memengaruhi satu sama lain.
Kualitas dan karakteristik yang ada dalam diri anak tidak saja akan memengaruhi perilakunya dalam berinteraksi, tetapi juga memengaruhi bagaimana orangtua berinteraksi dengan anak.
Sebagai contoh cara orangtua melakukan pengasuhan kepada anak, bagaimana cara berkomunikasi dengan anak akan dipengaruhi tidak saja oleh kemampuan dan pengetahuan orangtua tentang pengasuhan, tetapi juga oleh karakteristik dan perilaku anak.
Di sisi lain, bagaimana anak berinteraksi dengan orangtua akan dipengaruhi oleh pengasuhan yang dilakukan orangtua dan penilaian serta pengalaman anak dengan figur orangtua.
Untuk bisa membantu anak ke arah perkembangan yang positif, tentunya orangtua perlu menjalin pola interaksi yang positif kepada anak. Hal ini bisa dimulai dengan memiliki pandangan positif dan pengetahuan yang baik mengenai pengasuhan anak.
Selain keluarga, sekolah juga merupakan salah satu microsystem yang dimiliki anak, dengan guru dan teman merupakan orang-orang yang akan langsung berinteraksi dengan anak.
Seperti pada jalinan interaksi anak dan orangtua, proses interaksi timbal balik antara guru dan anak ini yang juga akan memengaruhi arah perkembangan anak di kemudian hari.
Sistem kedua yang juga memengaruhi perkembangan anak adalah mesosystem. Mesosystem adalah sistem ketika dua atau lebih microsystem anak bertemu.
Sebagai contoh, jika sekolah dan keluarga memiliki kemiripan dalam mendidik dan menerapkan disiplin, anak akan lebih mudah dan efisien mempelajari nilai-nilai yang penting dalam lingkungannya dan membantunya berkembang sesuai dengan harapan lingkungan.
Sebaliknya, saat keluarga dan sekolah memiliki perbedaan yang sangat besar dalam cara pandang dan berinteraksi dengan anak, anak akan memerlukan usaha yang lebih banyak untuk bisa memahami mengenai nilai atau perilaku yang sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk bisa membantu anak ke arah perkembangan yang positif, tentunya orangtua perlu menjalin pola interaksi yang positif kepada anak.
Tidak langsung
Sistem ketiga adalah exosystem. Sistem ini adalah setting lingkungan yang tidak langsung berhubungan dengan anak, tetapi memengaruhi orang-orang yang berhubungan dengan anak.
Kantor tempat orangtua bekerja merupakan exosystem bagi anak karena anak tidak langsung terlibat dalam lingkungan tersebut, tetapi lingkungan itu memengaruhi orangtua yang nantinya akan berinteraksi dengan anak.
Sistem keempat yang menurut Bronfenbrenner bisa memengaruhi perkembangan anak adalah macrosystem. Sistem ini berfokus pada bagaimana budaya tempat anak dibesarkan memberikan pengaruh pada perkembangan anak.
Budaya yang dimaksud bisa mencakup nilai, kepercayaan, praktik perilaku atau adat istiadat, serta kebijakan politik atau ekonomi dari sebuah negara. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan di Indonesia dan negara lain, seperti Amerika Serikat, akan memiliki pengalaman hidup yang berbeda karena kedua negara tersebut memiliki budaya yang berbeda.
Sistem terakhir yang juga perlu dilihat dalam hal yang memengaruhi perkembangan anak adalah chronosystem. Chronosystem adalah sistem yang menyangkut perubahan yang terjadi di lingkungan akibat perubahan waktu. Perubahan waktu dapat mengakibatkan perubahan dalam tatanan kehidupan individu.
Lewat Bioecological Theory dari Bronfenbrenner, kita dapat menyetujui bahwa keluarga sebagai microsystem anak memegang peranan yang penting dalam perkembangan anak.
Sebagai sistem yang memegang peranan paling besar dalam perkembangan anak, kerja sama dari orang-orang yang ada dalam microsystem anak menjadi sangat penting.
Sebagai contoh, adanya komunikasi yang baik antara orangtua dan guru dapat menyebabkan perubahan aspek pengetahuan guru dan orangtua mengenai anak. Dengan perubahan pengetahuan tersebut, guru dan orangtua kemudian bisa berinteraksi lebih baik dan tepat sehingga dapat membantu anak berkembang ke arah yang lebih baik.
Hal serupa terjadi pada microsystem pertemanan anak. Ketika guru dan orangtua bisa mengenal teman-teman anak, setiap pihak bisa mendapatkan pengetahuan baru yang nantinya akan digunakan dalam berinteraksi dengan anak dan mengarahkan perkembangan anak.
Walaupun macrosystem tidak mengacu pada instansi tertentu, tidak bisa dimungkiri bahwa budaya salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Untuk bisa membantu anak dapat berkembang ke arah yang positif, kekonsistenan peran negara untuk memberikan dukungan dan keberpihakan terhadap hak serta kepentingan anak menjadi sangat penting.
Seperti pada jalinan interaksi anak dan orangtua, proses interaksi timbal balik antara guru dan anak ini yang juga akan memengaruhi arah perkembangan anak di kemudian hari.
Sebagai contoh, meski apresiasi yang diberikan banyak pejabat negara akan keberhasilan Putri bisa menjadi motivasi bagi anak-anak dengan kondisi serupa dan orangtua mereka, dukungan pemerintah untuk bisa membuat kebijakan yang dapat mendorong anak-anak dengan kondisi fisik seperti Putri lebih bisa berdampak jangka panjang karena dapat memengaruhi semua lapisan sistem yang dimiliki anak.
Kebijakan ini kemudian dapat memengaruhi cara pandang, penilaian, dan praktik pendidikan serta pengasuhan masyarakat pada anak. Sebagai hasil, proses perkembangan anak diharapkan bisa bergerak ke arah yang lebih positif.
Mengupas pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak dilakukan bukan untuk melemparkan beban atau melepaskan tanggung jawab kepada satu belah pihak, sebaliknya untuk mengingatkan bahwa semua elemen di setiap setting lingkungan anak memiliki peran untuk memengaruhi perkembangan anak.
Semoga ke depan kita akan lebih banyak mendengar berita baik mengenai perkembangan individu di negara ini sebagai sebuah pengingat bahwa kita sebagai bagian dari masyarakat juga telah berkembang ke arah yang lebih baik.
Efriyani Djuwita, Psikolog; Dosen; Anggota Lab Riset Executive Function di Fakultas Psikologi UI dan Konsultan di Taman Pengembangan Anak Makara (TPAM) UI