logo Kompas.id
Opini”Angsa Hitam” Ekologi Kita
Iklan

”Angsa Hitam” Ekologi Kita

Pada relasi antara pembangunan ekonomi dan ekologi, realitas ”angsa hitam” kerap berawal dari hadirnya kebijakan-kebijakan pembangunan berlandaskan kajian akademis dan pertimbangan ilmiah, tetapi minim kalkulasi ekologi.

Oleh
MUHAMAD BURHANUDIN
· 5 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Sejak dekade 1990-an, kata ”keberlanjutan” mulai banyak diadopsi dalam perencanaan pembangunan, termasuk di Indonesia. Namun, seiring dengan itu, lingkungan hidup kita dalam kurun waktu hampir 30 tahun terakhir justru layaknya fenomena ”angsa hitam”: penuh ”ketidakterdugaan” berupa krisis iklim yang berakar pada krisis ekologi yang makin parah dan tak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Meskipun ancaman krisis iklim bukan hal baru dalam beberapa dekade terakhir, laporan sintensis terbaru Panel Lintas Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) Maret 2023 tetap membuat kita terenyak. Mereka mencatat, dalam rentang 2011-2020, suhu permukaan global telah mencapai 1,1 derajat celsius di atas tingkat pra-industri. Peningkatan itu disebut yang tertinggi dalam kurun 2.000 tahun. Peningkatan suhu tercepat terjadi sejak dekade 1970-an.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000