Penegak hukum patut diduga banyak yang integritas moralnya dipertanyakan. Ada anggota BPK yang tersangkut kasus, komisioner KPK yang melanggar etik, sementara Kejagung dan dan kepolisian sulit bersih-bersih internal.
Oleh
Bharoto
·3 menit baca
DOKUMENTASI POLRES KOTA TANGERANG
Barang bukti pungli pendaftaran tanah sistematis lengkap atau PTSL di Desa Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten oleh mantan pejabat Desa Cikupa.
Penurunan indeks persepsi korupsi menunjukkan pemberantasan korupsi di Indonesia tidak sedang baik-baik saja! Setiap rezim memiliki strategi memberantas korupsi, tetapi korupsi tetap merajalela.
Ada beberapa faktor penyebabnya, di antaranya dari sisi landasan hukum atau peraturan. Undang-Undang Tipikor konon punya beberapa kelemahan. Revisi UU KPK dicurigai justru melemahkan KPK, UU TPPU ditengarai ada kontradiksi di pasal-pasalnya sehingga sulit diterapkan.
UU Perampasan Aset hasil kejahatan sudah puluhan tahun belum juga disahkan, UU Pembatasan Transaksi Uang Tunai juga belum ada tindak lanjutnya.
Dari sisi penegak hukum, patut diduga masih banyak yang integritas moralnya dipertanyakan. Ada anggota BPK yang tersangkut kasus, komisioner KPK yang melanggar etik sehingga diberhentikan, sementara jajaran Kejagung dan kepolisian kesulitan bersih-bersih internal.
Ada contoh kasus Jaksa Pinangki, juga rekening gendut beberapa pejabat Polri, serta para hakim tindak pidana korupsi yang mengobral vonis ringan ke para koruptor. Belum lagi hakim agung ataupun hakim konstitusi yang juga tersangkut kasus, sementara jajaran inspektorat jenderal ataupun inspektorat daerah juga melempem.
Masyarakat pun semakin permisif dan ambigu terhadap korupsi. Korupsi bukan lagi dianggap sebagai kejahatan luar biasa, bahkan korupsi sudah melibatkan keluarga (istri, anak). Ada juga kepala daerah yang pernah dihukum karena korupsi, tetapi dipilih lagi oleh rakyat, demikian juga para politikus yang sudah menjadi narapidana, tetapi masih dipilih rakyat. Tampaknya, ini semua persis yang dikatakan Bung Hatta, korupsi sudah menjadi budaya.
Tidak salah apa yang dikatakan Budiman Tanuredjo (Kompas, 21 Maret 2023) bahwa situasi di Indonesia layak disebut sebagai ”Republik Korupsi”. Korupsi telah merambah ke segala bidang segi kehidupan bangsa.
Lalu bagaimana menyikapi fenomena ini? Tidak ada jalan lain. Tabuh genderang perang sekeras-kerasnya untuk melawan korupsi. Sebab, di sisi lain, kita percaya masih banyak pemimpin, tokoh bangsa, dan masyarakat yang baik, jujur, dan berintegritas moral tinggi.
Suasana pembelajaran di kelas II Sekolah Dasar Negeri 026 Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Kamis (13/4/2023). Sekolah itu menerapkan pembelajaran interaktif yang melibatkan peran aktif siswa saat belajar di kelas.
Berita Kompas ”Pembelajaran Interaktif Memacu Siswa” (Jumat, 14/4/2023) sangat penting bagi para pengajar di seluruh pelosok Nusantara. Sayangnya, berita pentingnya pembelajaran interaktif itu mengandaikan praktik pendidikan di Indonesia yang tidak terjadi secara komunikatif.
Tenaga pengajar hanya membacakan materi atau memberikan tugas kepada murid. Akibatnya, murid tidak memahami dengan baik materi yang disampaikan.
Menarik diketahui bahwa pembelajaran interaktif terjadi di tingkat sekolah dasar (SD), tepatnya di SD Negeri 026 Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Kompas memberitakan bahwa pembelajaran interaktif digelar sejak 2019 dan hasilnya sangat positif. Metode ini menarik antusiasme siswa berdiskusi, menyampaikan gagasan, dan berpikir kreatif.
Berita baik ini muncul di tengah banjirnya keluhan para dosen yang merasa dipersulit aturan pengurusan administrasi dalam hal menaikkan jabatan akademik.
Sebagai mahasiswa, saya bertanya: apakah para dosen menganggap profesi ”dosen” adalah puncak dari kerja keras seorang akademisi? Atau mereka selalu mengusahakan metode kuliah yang relevan dan interaktif seperti yang dilakukan SD Negeri 026 Tanjung Selor?
Para mahasiswa mengeluhkan metode kuliah dosen-dosen tertentu yang monoton dan susah dipahami.
Semoga masalah ini direfleksikan serius oleh para dosen supaya sistem pendidikan di Indonesia semakin baik.