Kalau kita ingin bersaing dengan layanan rumah sakit di negeri lain, tidak hanya diperlukan peningkatan kemampuan perorangan tenaga kesehatan yang memadai, tetapi juga kesediaan untuk bekerja dalam suatu tim.
Oleh
DR SAMSURIDJAL DJAUZI
·5 menit baca
Akhir tahun lalu, saya dirawat cukup lama di sebuah rumah sakit, sekitar 32 hari. Saya penderita diabetes melitus yang mengalami komplikasi luka pada kaki. Luka semula hanya kecil, kemudian melebar. Memang, selama ini saya kurang memperhatikan pengendalian penyakit diabetes saya karena kesibukan kerja. Setelah kaki saya luka dan tak dapat memakai sepatu, saya dirawat di rumah sakit. Luka kaki saya sukar sembuh.
Dokter berusaha menyembuhkan luka serta menambahkan operasi plastik untuk menutup luka di kaki saya. Kulit paha saya diambil untuk menutup luka di kaki yang tak kunjung mengecil. Untunglah upaya terakhir ini berhasil dan luka saya mulai membaik meski saya sampai sekarang belum dapat memakai sepatu.
Saya memperhatikan selama perawatan di rumah sakit banyak pihak yang berkontribusi dalam menyembuhkan penyakit saya. Dokter utama saya adalah spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes. Namun, dokter yang ikut merawat saya antara lain dokter jantung, dokter ginjal, dan dokter mata. Sementara perawat tiap hari merawat dengan mengatur infus dan obat-obat. Ada juga perawat khusus perawatan luka.
Kerja sama tim ini terbangun karena tiap-tiap profesi mempunyai kebiasaan dan etika, di antaranya menghormati teman sekerja.
Obat saya cukup banyak karena diabetes saya sudah mempunyai beberapa komplikasi, yaitu jantung, ginjal, mata, dan pembuluh darah. Saya harus disuntik insulin yang dosisnya disesuaikan dengan keadaan gula darah saya.
Terus terang, saya baru menyadari betapa pentingnya patuh pada panduan makan, olahraga, serta pengobatan diabetes melitus ini. Saya beberapa kali tergoda dengan tawaran obat yang menyembuhkan diabetes melitus. Sekarang, saya menyadari pentingnya mengubah gaya hidup bagi seorang penderita diabetes.
Saya ingin mengemukakan kepada dokter bahwa saya merasa tim yang merawat saya telah bekerja sama dengan baik. Saya mempunyai seorang dokter utama. Kepada beliaulah, saya menyampaikan keluhan saya serta menanyakan kemajuan pengobatan. Setahu saya beliaulah yang mengoordinasi semua pemeriksaan dan pengobatan untuk saya. Karena masalah kesehatan saya cukup banyak dan rumit, saya mendapat obat yang cukup banyak. Dokter utama sayalah yang menyeleksi obat yang benar-benar saya perlukan. Beliau juga yang menjaga agar masing-masing obat tidak saling berinteraksi.
Pertanyaan saya sebenarnya bagaimana kerja sama tim perawatan di rumah sakit? Siapa saja yang berperan dalam perawatan pasien? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di J
Anda telah bertemu dengan tenaga kesehatan yang sering berjumpa dengan Anda. Sebenarnya banyak juga orang yang berperan, tetapi tidak berjumpa dengan Anda. Makanan Anda diatur oleh ahli gizi, bahan pemeriksaan laboratorium Anda dikerjakan oleh dokter patologi klinik. Mungkin ada juga peran dokter radiologi yang akan membantu menentukan apakah pada kaki Anda yang luka telah ada infeksi pada tulang (osteomyelitis).
Anda telah mengemukakan perawat luka. Mungkin Anda juga cukup sering bertemu dengan tenaga fisioterapi, baik sebelum maupun setelah operasi. Jangan lupa tenaga administratif yang juga membantu menyimpan dan mencarikan data tentang penyakit Anda di buku catatan medik atau di komputer.
Memang, layanan di rumah sakit adalah layanan bersama yang memerlukan koordinasi. Setiap petugas selain melaksanakan tugasnya juga harus menghormati teman sekerjanya. Pasien dan keluarga jika sembuh hanya sempat berterima kasih kepada dokter dan perawat. Namun, sebenarnya banyak sekali pihak yang berperan pada layanan di rumah sakit.
Kerja sama antartenaga kesehatan dan dengan bukan tenaga kesehatan harus berjalan dengan baik. Masing-masing memberikan sumbangan untuk kepentingan penyembuhan pasien. Di rumah sakit acapkali diperlukan lebih dari seorang dokter untuk pengobatan seperti yang Anda alami.
Seorang dokter akan berperan sebagai dokter penanggung jawab pasien (DPJP). Dialah yang mengoordinasi semua kegiatan untuk menyembuhkan pasien. Secara berkala diadakan pertemuan tim untuk membahas kemajuan terapi. Jika perlu, keluarga dapat diundang untuk mengetahui hasil pertemuan tersebut.
Masyarakat mungkin kurang mengetahui bagaimana tim pelayanan bekerja sama. Namun, petugas rumah sakit berusaha melaksanakan kerja sama ini dengan baik. Di rumah sakit ada Komite Medik yang tugasnya menjaga mutu pelayanan. Badan inilah yang mengaudit agar pasien mendapat layanan sesuai dengan pedoman yang ada. Sekarang ini jarang sekali layanan rumah sakit yang hanya mengutamakan layanan dokter secara sendiri. Dokter yang paling terkenal sekalipun memerlukan tim agar dapat bekerja dengan baik.
Kerja sama tim ini terbangun karena tiap-tiap profesi mempunyai kebiasaan dan etika, di antaranya menghormati teman sekerja. Masing-masing berusaha memberikan sumbangan agar pasien mendapat pelayanan yang terbaik. Di rumah sakit pendidikan, kerja sama yang baik dan saling menghormati ini lebih diperhatikan karena kerja sama ini akan menjadi contoh bagi mahasiswa dan calon dokter spesialis yang dalam masa pendidikan.
Menghormati teman sekerja
Tiap-tiap profesi berusaha mengembangkan kemampuan profesinya, tetapi juga menyadari keterbatasan yang dimiliki. Seorang dokter yang merawat pasien yang lama harus berbaring memahami bahwa pasien berisiko akan mengalami luka tekan di bagian tubuh yang kontak dengan tempat tidur yang disebut decubitus.
Terjadinya decubitus menjadi salah satu ukuran mutu pelayanan rumah sakit. Meski dokter memahami adanya risiko decubitus ini, dokter juga menyadari bahwa profesi keperawatan mempunyai kemampuan untuk mencegah dan merawat luka decubitus sehingga dokter akan meminta bantuan perawat.
Rumah sakit merupakan komunitas yang beraneka ragam, masing-masing mempunyai peran. Kerja sama tim merupakan faktor penting dalam menghasilkan mutu pelayanan yang baik. Pimpinan rumah sakit berupaya agar suasana kerja sama ini terpelihara dengan baik.
Selain kerja sama antartenaga kesehatan, penting juga membina komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien dan keluarga. Komunikasi yang baik antartenaga kesehatan dengan keluarga akan meningkatkan keberhasilan pelayanan. Suasana saling percaya dan menghormati antara pasien dan tenaga kesehatan merupakan suasana yang harus dibina bersama.
Beban kerja tenaga kesehatan yang berlebihan, misalnya, pada waktu pasien amat banyak seperti yang kita alami dalam pandemi Covid-19 dapat menurunkan mutu pelayanan. Petugas kesehatan perlu diberi kesempatan untuk beristirahat agar mereka dapat dalam keadaan segar melayani pasien.
Masyarakat kita sudah terbiasa bekerja sama. Bukankah gotong royong merupakan budaya kita di masyarakat? Semangat ini perlu juga kita hidupkan dalam pelayanan di rumah sakit. Sebaliknya, kerja sama yang baik di rumah sakit juga dapat kita bawa keluar, menjadi kebiasaan kita di masyarakat.
Kalau kita ingin bersaing dengan layanan rumah sakit di negeri lain, tidak hanya diperlukan peningkatan kemampuan perorangan tenaga kesehatan yang memadai, tetapi juga kesediaan untuk bekerja dalam suatu tim. Nah, semoga Anda dapat gambaran yang lebih jelas mengenai layanan yang terbentuk di rumah sakit. Saya berharap Anda sekeluarga akan sehat selalu.