Di tengah dinamika persaingan Amerika Serikat dan China sekarang, hubungan stabil serta kuat Indonesia-Malaysia sangat penting agar ASEAN kokoh.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Kunjungan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ke Indonesia menegaskan kembali betapa penting bagi kedua negara untuk memiliki relasi yang kuat.
Indonesia dan Malaysia memiliki kemiripan. Agama yang dianut mayoritas penduduk kedua negara sama. Sebagian besar warga Indonesia beragama Islam, seperti halnya penduduk Malaysia.
Kebudayaan Melayu yang sangat dominan di Malaysia juga dimiliki salah satu suku di Indonesia. Bahkan, kebudayaan itu berkontribusi penting bagi pembentukan nasionalisme Indonesia, yakni terciptanya bahasa Indonesia.
Tidak sedikit orang Malaysia yang berkerabat dengan warga Indonesia. Dahulu, nenek buyut orang Malaysia itu berasal dari wilayah Indonesia, atau sebaliknya.
Meski demikian, relasi kedua negara tak selamanya manis. Jakarta beberapa dekade silam bersitegang dengan Kuala Lumpur setelah Federasi Malaysia dibentuk. Kontak senjata antara tentara Indonesia dan prajurit Malaysia yang dibantu Inggris serta Australia tak terhindarkan.
Hubungan kedua negara membaik setelah terjadi Peristiwa 1965. Malaysia dan Indonesia sama-sama berkontribusi besar dalam pembentukan ASEAN, organisasi negara-negara Asia Tenggara, pada 1967, di tengah berkembangnya komunisme di kawasan itu. Selain Malaysia dan Indonesia, pendiri ASEAN ialah Singapura, Filipina, serta Thailand.
Sebagaimana biasa ditemui pada dua negara yang berbatasan langsung, Indonesia dan Malaysia berkali-kali harus menggelar pertemuan guna membahas sengketa garis batas di darat serta laut. Urusan terkait perbatasan di laut pernah memicu sentimen negatif cukup luas di Indonesia, tetapi pada dasarnya kedua negara tetap berhasil menempuh jalur penuh persahabatan untuk menyelesaikannya.
Di tengah dinamika persaingan Amerika Serikat dan China sekarang, hubungan stabil serta kuat Indonesia-Malaysia sangat penting agar ASEAN kokoh. Kesamaan visi Malaysia-Indonesia tentang apa yang harus ditempuh ASEAN dalam merespons persaingan dua kekuatan besar dunia itu sungguh diperlukan.
Hal ini krusial mengingat perdamaian yang berhasil dijaga ASEAN selama ini harus dipertahankan. Hanya lewat perdamaian itulah negara-negara Asia Tenggara dapat membangun dan mengatasi problem kemiskinan serta pengangguran.
Oleh karena itu, kita menyambut gembira upaya keras Malaysia untuk menjamin agar pekerja migran asal Indonesia terlindungi. Pengakuan dari Malaysia bahwa pekerja migran asal Indonesia memiliki peran besar bisa dilihat sebagai sikap bersahabat sang saudara serumpun.
Masih ada banyak peluang investasi serta perdagangan antara Malaysia dan Indonesia yang bisa diperkuat di tengah posisi kedua negara sebagai produsen penting sawit dunia. Pertemuan Anwar Ibrahim dan Presiden Joko Widodo menjadi wujud semua harapan baik dalam dinamika relasi Indonesia dengan Malaysia.