Dewasa ini banyak penyakit kronik yang mengancam jiwa sehingga perawatan paliatif lebih sering dilaksanakan. Perawatan ini mencakup perawatan fisik, psikologis, dan sosial untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Oleh
samsuridjal djauzi
·5 menit baca
Setahun yang lalu, ayah saya yang baru berumur 67 tahun didiagnosis kanker pankreas. Saya sungguh terkejut. Saya merupakan anak tertua, perempuan berumur 41 tahun, sehari-hari sekarang sebagai ibu rumah tangga. Sejak ibu meninggal sekitar empat tahun lalu, ayah saya tinggal bersama keluarga saya. Di rumah kami ada saya, suami, dua anak remaja, ayah, dan dua asisten rumah tangga.
Dokter yang merawat ayah mempertemukan kami dengan tim perawatan paliatif. Cukup lama kami membahas rencana perawatan buat ayah saya. Ayah saya ingin dirawat di rumah saja, dia tak betah di rumah sakit. Apalagi dia juga sudah tahu kanker pankreas merupakan kanker yang sulit disembuhkan. Bukankah pemilik perusahaan Apple yang kaya raya di Amerika saja juga tak tertolong?
Tim paliatif menjelaskan rencana terapi buat ayah saya yang lebih banyak merupakan terapi untuk meningkatkan kualitas hidup, mengurangi penderitaan seperti rasa nyeri, dan meningkatkan asupan gizi serta keadaan emosi yang mendukung kualitas hidup. Saya sangat senang berkomunikasi dengan tim paliatif karena mereka memperhatikan keinginan ayah dan keluarga serta tidak secara sepihak merencanakan terapi bagi ayah.
Akhirnya ayah memang lebih banyak dirawat di rumah, hanya sesekali dirawat di rumah sakit, terutama untuk mendapat nutrisi secara infus dan menghilangkan nyeri yang hebat. Ayah juga pernah mendapat terapi oksigen serta transfusi darah, namun perawatan di rumah sakit tidak lama. Ayah juga berpesan jika sampai keadaan kritis tak ingin masuk ruang perawatan ICU dan mendapat dukungan mesin pernapasan atau mesin dukungan untuk jantung. Kami menghormati keputusan ayah dan menyampaikan kepada dokter yang merawat dan mereka menjelaskan apa yang dapat dilakukan dan menghormati keputusan ayah.
Dukungan terapi nutrisi tetap dilanjutkan, oksigen jika perlu, obat nyeri diberikan. Ayah kadang-kadang juga mendapat obat tidur. Ayah menjalani perawatan dengan tabah, apalagi anak-anak dan cucunya bergantian mendampingi di rumah. Ayah meninggal dengan tenang setelah dirawat selama tujuh bulan. Saya baru mendengar adanya perawatan paliatif. Apakah perawatan paliatif merupakan cara perawatan yang baru? Apakah sudah dilaksanakan di seluruh Indonesia atau hanya di kota besar saja? Apakah perawatan paliatif bertentangan dengan perawatan modern yang telah ada? Mohon penjelasan Dokter.
M di J
Perawatan paliatif merupakan perawatan yang penting untuk merawat pasien secara menyeluruh. Dewasa ini cukup banyak penyakit kronik yang dapat mengancam jiwa sehingga perawatan paliatif lebih sering dilaksanakan dan lebih dikenal.
Sejauh ini perawatan paliatif sudah lama ada dan merupakan upaya untuk merawat pasien agar dapat menikmati kualitas hidup yang baik. Perawatan paliatif mencakup perawatan fisik (seperti terapi nutrisi), psikologis, dan sosial. Perawatan ini mencoba agar pasien dapat menjalani terapi dalam keadaan yang nyaman, tenang, dan dalam kehangatan keluarga.
Dulu ada anggapan pasien yang dalam keadaan kritis harus masuk ruang perawatan intensif. Anggapan ini ada benarnya karena keadaan pasien yang kritis memerlukan pengawasan ketat. Gangguan pernapasan, jantung, ganggguan nutrisi berat beserta elektrolit harus diatasi segera, jika perlu menggunakan peralatan kedokteran yang canggih.
Manfaat perawatan paliatif
Cukup banyak pasien ketika mengetahui penyakitnya sulit disembuhkan memilih dirawat di rumah di tengah keluarga. Pasien ingin menikmati hidupnya dengan nyaman dan tenang. Perawatan paliatif bertujuan untuk membantu pasien mencapai keadaan tersebut. Perawatan ini tidak bertentangan dengan perawatan modern yang selama ini dikenal masyarakat.
Cukup banyak pasien ketika mengetahui penyakitnya sulit disembuhkan memilih dirawat di rumah di tengah keluarga. Pasien ingin menikmati hidupnya dengan nyaman dan tenang.
Kini makin banyak pasien dan keluarga tidak ingin masuk ruang perawatan intensif, dipasang alat bantu napas, dan lain-lain, terutama jika peluang penyembuhan penyakitnya tidak baik. Sebuah survei di kalangan pasien berpenyakit kronik yang membahayakan jiwa, termasuk penyakit kanker, hanya sebagian yang bersedia masuk ICU, sebagian lagi memilih dirawat di ruang biasa, bahkan ingin dirawat di rumah jika memungkinkan. Jadi, kita melihat kecenderungan baru, tidak semua pasien harus meninggal di ICU, tapi boleh memilih untuk meninggal di rumah di tengah keluarga yang mencintainya.
Kapan perawatan paliatif diperlukan? Dokter dapat menilai indikasi dan waktu perawatan paliatif diperlukan. Seorang yang mengalami apendisitis akut, dioperasi, dirawat di rumah sakit dua-tiga hari dan boleh pulang mungkin tak memerlukan perawatan paliatif. Namun, ayah Anda dengan kanker pankreas, apalagi dalam keadaan lanjut, memerlukan perawatan paliatif.
Jika dokter yang merawat pasien berpendapat pasien memerlukan perawatan paliatif, dokter akan menghubungi tim perawatan paliatif. Adapun tim perawatan paliatif terdiri atas berbagai dokter dengan kepakaran terkait. Untuk kanker pankreas, misalnya, diperlukan dokter onkologi, konsultan saluran cerna, mungkin juga diperlukan konsultan lain, seperti paru dan jantung.
Jangan lupa, pasien yang menghadapi sakit berat juga memerlukan dukungan psikologis sehingga juga memerlukan psikiater. Tim perawatan paliatif yang berkontak dengan pasien atau keluarga dapat saja hanya satu atau dua orang, tetapi permasalahan pasien secara keseluruhan dibahas oleh semua anggota tim terkait.
Pendekatan perawatan paliatif telah dilaksanakan di seluruh Indonesia. Tenaga kesehatan sudah memahami pentingnya perawatan paliatif. Meski di rumah sakit daerah mungkin tim perawatan paliatif tak selengkap di kota besar, prinsip-prinsip perawatan paliatif semuanya sama.
Perawatan paliatif dapat dilaksanakan di rumah sakit, tetapi juga dapat dilaksanakan di rumah. Pada umumnya rumah sakit sekarang ini hanya meminta pasien dirawat di rumah sakit jika ada tindakan yang tak dapat dilakukan di rumah. Perawatan di rumah sekarang sudah maju. Banyak pasien yang dirawat di rumah dalam kondisi mendapat infus obat atau cairan. Bahkan juga ada pemberian makanan melalui sonde yang juga dapat dilakukan di rumah.
Adapun tenaga kesehatan yang mendampingi di rumah disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Ada pasien yang cukup didampingi keluarga. Keluarga dilatih cara menyuapi makan, membantu mandi, memberikan obat pada waktunya. Namun, jika perlu menyuntik, memasang infus, atau tindakan medis lain, yang boleh mengerjakan adalah tenaga kesehatan yang terlatih. Dokter biasanya akan mengunjungi pasien ke rumah secara berkala. Sudah tentu dokter dapat dihubungi oleh perawat atau tenaga kesehatan lain yang mendampingi pasien.
Bagian perawatan paliatif yang penting adalah perawatan menghadapi kematian dan perawatan setelah kematian. Pasien dan keluarga perlu disiapkan untuk menghadapi masa sulit ini. Kita harus semakin menyadari, kematian adalah suatu hal yang pasti terjadi dan kita harus siap untuk menghadapinya.
Pasien mungkin merasa perlu menyelesaikan berbagai urusan, utang piutang, warisan, dan sebagainya. Sementara keluarga perlu memberi kesempatan seluas-luasnya dan memberi dukungan. Setelah pasien meninggal, keluarga yang ditinggalkan diberi kesempatan untuk berduka dan keluarga mendapat dukungan agar dapat keluar dari masa sedih ini secara wajar. Perawatan paliatif tidak hanya perlu dipahami oleh tenaga kesehatan, tetapi juga oleh masyarakat umum.