logo Kompas.id
OpiniDrupadi dan Para Perempuan...
Iklan

Drupadi dan Para Perempuan yang Luka

Maka, sifat sastra yang penyabar itulah yang kupilih untuk secara perlahan menegakkan benang basah di lahan patriarkisme yang mahaluas ini.

Oleh
PUTU FAJAR ARCANA
· 6 menit baca
Putu Fajar Arcana
ILHAM KHOIRI

Putu Fajar Arcana

Aku menulis lakon Drupadi dalam versi berbeda. Seperti banyak lakon lain yang kutulis, sosok perempuan senantiasa menjadi subject matter, yang tak habis dieksplorasi untuk melahirkan karya-karya yang menggugat. Ya, menggugat eksistensi perempuan yang senantiasa dianggap menjadi bayang-bayang (semu) dari para lelaki di depannya. Sebagai bayang-bayang, ia boleh dianggap tidak hadir, atau sekalipun hadir, bisa saja diinjak-injak ketika kita berjalan.

Sejak lakon Gandamayu (2012), 3 Perempuan Bukan Bunga Bukan Lelaki (2015), Perempuan Dangdut (2016), Dokter Jawa (2019), Sariyem (2019), dan sekarang Drupadi (2022), saya memperlakukan perempuan sebagai ibu. Kisah-kisah ini menjadi respons terhadap realitas-faktual yang kadang jauh lebih absurd dari kisahan dalam fiksi. Contoh terbaru adalah tragedi kematian Mahsa Amini (22) di Iran.

Editor:
SARIE FEBRIANE
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000