Penilai Kekayaan Intelektual
Untuk dapat digunakan sebagai jaminan utang, salah satu syaratnya ialah adanya penentuan nilai kelayakan kredit dari HKI yang akan dijaminkan. Nilai kelayakan kredit ini diperlukan untuk menentukan jumlah pinjaman.

Dosen Universitas Cenderawasih Yakoba Womsiwor yang turut mendaftarkan motif batik Papua di kantor Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Papua pada bulan Januari tahun 2021 lalu
Pada 12 Juni 2023 akan mulai berlaku Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif. PP itu untuk mewujudkan infrastruktur ekonomi kreatif dan insentif bagi pelaku ekonomi kreatif.
Dengan lain perkataan mengatur mengenai penggunaan hak kekayaan intelektual (HKI) sebagai jaminan utang di lembaga keuangan bank dan nonbank.
HKI yang dapat dijaminkan adalah hak cipta dan paten. Hak cipta di sini termasuk hak terkait, antara lain hak pelaku pertunjukan dan hak produser rekaman. Adapun paten yang dapat dijaminkan adalah paten terdaftar tentang suatu solusi teknologi baru yang inovatif dan bernilai ekonomis ketika diterapkan dalam industri.
Untuk dapat digunakan sebagai jaminan utang, salah satu syaratnya ialah adanya penentuan nilai kelayakan kredit dari HKI yang akan dijaminkan. Nilai kelayakan kredit ini diperlukan untuk menentukan jumlah pinjaman yang dapat dikucurkan kepada pemilik HKI.
Menurut ketentuan PP No 24/2022, penilaian KI dilakukan penilai KI yang memenuhi beberapa syarat berikut. Memiliki izin penilai publik dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara, memiliki kompetensi bidang penilaian kekayaan intelektual, dan terdaftar di kementerian yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang ekonomi kreatif.
Profesi baru ini menarik bagi konsultan KI ataupun penilai bisnis yang bersifat umum. Konsultan KI perlu ikut pelatihan penilai bisnis, sedangkan penilai bisnis perlu ikut pelatihan HKI. Untuk menjadi penilai bisnis sudah ada Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (Mappi) yang menyelenggarakan pelatihan penilaian bisnis. Mappi belum memasukkan penilaian HKI sebagai mata ajar pada pelatihan penilaian bisnis.
Sebaliknya, pelatihan konsultan KI belum mengajarkan penilaian bisnis bermuatan HKI. Jadi, ada dua jalur pelatihan yang dapat ditempuh, yaitu melatih konsultan KI menjadi penilai KI, atau melatih penilai bisnis menjadi penilai KI. Penentunya adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Semoga sebelum Juni 2023 sudah tersedia profesi penilai KI.
Gunawan Suryomurcito
Konsultan Kekayaan Intelektual. Pondok Indah, Jakarta
Layanan Lansia

Suasana di dalam salah satu bus Transjakarta yang melintasi Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2020).
Sebenarnya Pemprov DKI Jakarta sudah bermurah hati memberikan kartu layanan gratis naik bus Transjakarta kepada warga lansia. Namun, memperpanjang kartu layanan gratis Transjakarta ternyata jadi sulit sekarang.
Sekian tahun silam saya mengurus kartu gratis ini di Terminal Lebakbulus. Lancar.
Setelah masa berlakunya habis, kini perpanjangan kartu harus dilakukan di Halte Kebayoran Lama, kemudian ke Bank DKI cabang Balai Kota.
Bahkan pernah ada aturan untuk perpanjangan mesti ke kantor Transjakarta di Cawang. Seorang tetangga pensiunan, demi menghemat Rp 3.500, rela ke Cawang hanya untuk perpanjangan kartu selama kurang dari 5 menit.
Pada 15 September 2022, ketika turun dari kereta MRT di Terminal Lebakbulus, saya ke kantor Transjakarta Terminal Lebakbulus untuk memperpanjang kartu.
Petugas menjelaskan kantor Terminal Lebakbulus tidak melayani perpanjangan. Kartu mesti diperpanjang di Bank DKI terdekat.
Esok siangnya saya ke kantor Bank DKI cabang Pondoklabu. Ternyata, menurut petugas, Bank DKI Pondoklabu tidak bisa melayani. Saya harus datang ke beberapa kantor Bank DKI, antara lain Cabang Juanda, Matraman, Bank DKI Syariah Matraman, atau ke Halte Transjakarta di Kwitang, Jelambar, Cawang, Kebayoran Lama, atau Koja.
Saya merenung. Terminal Lebakbulus termasuk terminal besar, tentunya banyak penumpang Transjakarta naik-turun di situ. Mengapa begitu susah bagi warga lansia untuk mengurus kartunya?
Sugeng HartonoBona Indah, Jakarta 12440
”Pas” di Lidah Kita
Baik Fidelis Regi Waton dalam ”Kebanggaan Nasional” (Kompas, 1/9/2022) maupun A Agus Sriyono dalam ”Nasionalisme” (Kompas, 16/7/2022) memakai istilah sauvinisme dalam arti yang benar. Namun, dari ”taat lafaz” ataupun dari ”taat ejaan”, sauvinisme itu tidak ”pas”. Seharusnya bukan sauvinisme, tetapi chauvinism.
Istilah—nama paham/isme chauvinism—itu diambil dari nama seorang prajurit Perancis yang berbakti, mengabdi, dan ”mendewakan” Napoleon Bonaparte. Nama prajurit itu Nicholas Chauvin.
Namun, Sauvinisme memang cocok di ”lidah” kita.
L WilardjoKlaseman, Salatiga
Krisis Iklim
Penyebab krisis iklim adalah pemanasan global. Pemanasan global dipicu oleh emisi karbon di atmosfer.
Emisi karbon adalah hasil aktivitas ekonomi manusia. Para ilmuwan di PBB sepakat bahwa bencana iklim yang mengancam umat manusia akan terjadi jika suhu bumi naik melebihi 1,5 celsius.
Saat ini kenaikan suhu bumi sudah 1,2 C dan dampaknya kian terasa. Gelombang panas tanpa akhir di negara-negara belahan bumi utara hingga hujan ekstrem yang merendam 1/3 daratan Pakistan.
Krisis iklim menambah parah bencana kelaparan. Sepuluh titik pusat krisis iklim terparah adalah Afghanistan, Burkina Faso, Djibouti, Guatemala, Haiti, Kenya, Madagaskar, Nigeria, Somalia, dan Zimbabwe. Bagaimana Indonesia?
Krisis iklim di Indonesia dampaknya terasa dengan berubahnya pola cuaca. Tidak terdeksi lagi batasan antara musim hujan dan kemarau.
September 2022 ini, mestinya Indonesia memasuki puncak musim kemarau dengan indikator munculnya titik api (hot spot) di Kalimantan dan Sumatera,
Faktanya, kemarau kali ini adalah kemarau basah yang membawa hujan. Bahkan di Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sudah dua pekan terendam banjir.
Krisis iklim ini sedikit banyak akan mengganggu ketahanan pangan Indonesia, di tengah mahalnya harga pangan global. Ketahanan pangan harus jadi prioritas pemerintah demi pemerataan dan kesejahteraan rakyat.
Kita beruntung, sebagai negara tropis mempunyai hutan tropika basah terluas ketiga dunia (120,3 juta ha) dan menjadi benteng krisis iklim yang kokoh. Syaratnya adalah kawasan hutan tropis dapat dijaga dan dikelola secara lestari (sustainable), laju deforestasi dapat dikendalikan, dan deforestasi dapat ditangani dengan segera dan baik.
Penelitian Departemen Teknik Sipil di University of Hong Kong dan Southern University of Science and Technology mendeteksi hilangnya karbon tropis selama dua dekade terakhir karena penggundulan hutan berlebihan.
Kehilangan simpanan karbon hutan tropis di seluruh dunia naik 0,97 miliar ton per tahun pada 2001-2005 menjadi 1,99 miliar ton per tahun pada 2015-2019. Bersama Brasil dan Republik Demokratik Kongo, Indonesia merupakan benteng terakhir hutan tropis untuk mengendalikan pemanasan global.
Menurut riset Nature Conservancy di jurnal Nature Sustainability tahun 2021, gambut Indonesia—khususnya di Kalimantan dan Papua—juga punya konsentrasi simpanan karbon besar. Demikian pula mangrove sebagai habitat karbon biru, yang luasnya seperempat mangrove dunia.
Kawasan pesisir Indonesia menyimpan cadangan karbon besar, 3-5 kali cadangan karbon hutan daratan yang terlebat. Hutan sekunder mangrove juga dinilai menyimpan karbon 54,1-182,5 ton karbon setiap hektar.
Dengan posisi dan peran Indonesia yang begitu strategis dalam pengendalian krisis iklim, wajar apabila potensi ekonomi karbon ini dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi hijau Indonesia melalui perdagangan karbon dan pajak karbon.
Pramono Dwi SusetyoPensiunan KLHK, Villa Bogor Indah, Ciparigi, Bogor
Surabaya O Surabaya
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F09%2F02%2F54dca839-2b19-498b-8efc-1f178cb1132d_jpg.jpg)
Bunga pohon tabebuya mekar di Jalan Genteng Kali, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/9/2022). Penanaman tabebuya oleh Pemkot Surabaya dimulai pada 2009. Penanaman pohon tabebuya kini telah mencapai ribuan batang yang di tanam di pinggir jalan di Kota Surabaya. Saat musim berbunga yaitu pada musim kemaru membuat suasana kota menjadi indah. Kompas/Bahana Patria Gupta (BAH)
Saat kemarau seperti sekarang, waktunya bunga-bunga bermekaran. Saya mengamati Kompas selalu mengabadikan lewat berita foto. Uniknya, setiap tahun, Kompas selalu menyajikan berita foto tentang bunga yang bermekaran di Kota Surabaya.
Seperti Kompas (3/9/2022) dengan judul ”Tabebuya Berbunga di Surabaya”. Disebutkan bunga tabebuya mekar di Jalan Pasar Turi.
Dimulai sejak 2009, penanaman tabebuya di sejumlah ruas jalan oleh Pemerintah Kota Surabaya kini mencapai ribuan batang. Pada musim kemarau, bunga tabebuya bermekaran sehingga pemandangan kota menjadi lebih indah dan semarak.
Beberapa waktu lalu, Kompas juga memberitakan bahwa Pemkot Surabaya membagikan ribuan batang tanaman untuk memperindah taman-taman ataupun wajah Kota Surabaya secara umum.
Di media sosial, rekan-rekan saya di Surabaya mengirim foto-foto mereka bersama bunga-bunga yang bermekaran di taman-taman Kota Surabaya. Mirip sekali dengan Jepang. Setengah tak percaya: ”Wow, ini di Surabaya tah?”
Sebagai penggemar tanaman dan bunga, saya mengamati bahwa tidak banyak pemimpin/kepala daerah di Indonesia yang berkarakter seperti para mantan wali kota Surabaya. Mereka adalah pemimpin plus karena mencintai tanaman dan bunga.
Sejak 2009 ada Pak Bambang Dwi, Bu Tri Rismaharini, Pak Whisnu Sakti, dan Pak Eri Cahyadi. Mereka mengeluarkan kebijakan tentang pertanaman dan diaplikasikan di seluruh wilayah Surabaya.
Jika kebanyakan kepala daerah di Indonesia masih berkutat dengan ego agama untuk meraih dukungan suara, para pemimpin Kota Surabaya sudah satu tingkat di atasnya. Para pemimpin Kota Surabaya sudah mengaplikasikan agama yang mereka yakini untuk mencintai dan merawat tanaman sebagai bagian dari kegiatan ibadah agama.
Bermekarannya bunga tabebuya seperti saat ini di Surabaya memberikan efek psikologis baik buat warga Surabaya yang menikmati pemandangan indah tersebut. Rasa bahagia, damai, dan tenteram akan meningkatkan semangat kerja dan ekonomi
Inilah yang terjadi di Jepang saat bunga sakura bermekaran. Warga tumpah ruah di taman-taman, memanjakan mata menikmati keindahan.
Surabaya o Surabaya, indah benar kotamu.
Djoko Madurianto SunartoJl Pugeran Barat, Yogyakarta 55141