Gorbachev berjasa pada kehidupan manusia seluruh dunia karena dialah yang merontokkan tembok pemisah di Berlin lalu menjalar ke berbagai belahan dunia lain. Dunia pun bebas dari cengkeraman ideologi utopia, komunisme.
Oleh
HAMID AWALUDIN
·5 menit baca
HERYUNANTO
Heryunanto
Absolutisme Ilahi tentang kematian hamba-Nya kembali diteguhkan melalui kepergian Mikhail Gorbachev, 30 Agustus 2022. Ia pergi di usia 91 tahun. Sejak mundur sebagai pemimpin Uni Soviet tahun 1991, hidupnya dililit kesepian dan keterasingan.
Ia sepi senyap sejak ditinggalkan oleh mendiang istrinya, Raisa, pendamping hidupnya dan sumber inspirasinya dalam mencairkan kebekuan dan kejumudan Uni Soviet, tahun 1999. Raisa adalah seorang dosen filsafat dan peneliti sosiologi yang banyak melakukan kontemplasi dan memahami sejarah kebekuan manusia.
Raisa bukan sekadar istri, melainkan obor kehidupan Gorbachev. Belum pernah ada pemimpin Soviet yang selalu menampilkan dan membawa istrinya ke pelataran publik, baik di dalam negeri maupun luar negeri, selain Gorbachev. Raisa bintang kejora Gorbachev.
Gorbachev hidup dalam keterasingan karena dia dianggap biang keruntuhan Uni Soviet dan sekaligus berarti kehancuran kerajaan komunis. Bagi generasi tua yang konservatif dan telah menikmati pelbagai keistimewaan selama kekuasaan komunis berlangsung, Gorbachev adalah pengkhianat ulung. Ia diasingkan dan dieliminasi secara sengaja dan sistematis.
Saya masih menyaksikan dan mengalami di Rusia, bagaimana orang-orang yang duduk dalam sistem pemerintahan Rusia menilai Gorbachev sebagai hantu yang harus dijauhi. Di saat yang sama, saya juga banyak bergaul dengan akademisi Rusia dari berbagai latar belakang, yang sangat mengagumi Gorbachev. Bagi kelompok akademisi ini, ia pembuat sejarah.
Anak-anak muda, terutama kalangan mahasiswa yang telah menikmati keterbukaan ekonomi dan udara politik yang lebih segar, masih selalu memberi penghargaan kepada Gorbachev kendati mereka tak pernah mengalami ditindih oleh kekuasaan Komunis sebelumnya.
Mereka adalah generasi baru yang sangat obyektif dalam membaca sejarah. Bagi anak-anak muda generasi baru ini, Gorbachev pembuka pintu gerbang Rusia menuju masa depan yang lebih baik dan indah.
AP/BORIS YURCHENKO
Mikhail Gorbachev dan istrinya Raisa menanam pohon Magnolia saat berada di New Delhi, India pada Rabu, 26 November, 1986. (AP Photo/Boris Yurchenko, File)
Lewat gagasan dan program glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi) yang dilancarkan dan diyakininya, Gorbachev menjalankan mesin turbo pergerakan dan perubahan di negaranya. Belum ada pemimpin dunia yang memiliki visi dan misi yang amat singkat untuk dihafal, tetapi memiliki kekuatan dahsyat yang mengubah dunia, selain Gorbachev.
Gorbachev adalah pemimpin Uni Soviet termuda saat itu, yang mengambil alih kepemimpinan dari para pendahulunya yang sudah uzur. Ia memang sangat menonjol dalam Partai Komunis Uni Soviet. Gagasan- gagasan perubahan dan energinya untuk mengubah membuat ia menjadi sekretaris jenderal Partai Komunis Uni Soviet tahun 1985, titiannya untuk menjadi presiden Uni Soviet.
Yang diubah Gorbachev bukan sekadar kebekuan Uni Soviet, melainkan dunia. Di jidatnya sebelah kanan, ada tanda lahir yang tebal dan kemerahan, berbentuk seperti peta dunia. Seolah pertanda alam, Gorbachev akan mengubah dunia.
Yang diubah Gorbachev bukan sekadar kebekuan Uni Soviet, melainkan dunia.
Gorbachev telah mengubah pola dunia yang bernama bipolar yang sejak Perang Dunia II hingga 1990 menghantui kehidupan umat manusia sejagat. Kehidupan di era Perang Dingin adalah kehidupan yang saling mencurigai, mengintimidasi, penuh purbasangka, intip-mengintip, adu kekuatan, berlomba dalam menciptakan senjata pemusnah kehidupan manusia, dan sebagainya.
Lewat Gorbachev, tiba-tiba terjadi pendinginan suhu dalam atmosfer kehidupan internasional. Ia bersedia menandatangani perjanjian peredaan ketegangan dengan Amerika Serikat melalui perjanjian pengurangan atau penurunan produksi senjata pamungkas. Kita pun semua bisa menghirup udara kepastian agar tak dibayangi oleh kematian yang mengerikan akibat perlombaan senjata yang berlangsung secara ketat.
Gorbachev berjasa pada kehidupan manusia sejagat karena dialah yang merontokkan tembok pemisah di Berlin lalu menjalar ke berbagai belahan dunia lain. Komunis di Eropa Timur serta-merta dibacakan talkimnya, pertanda kematian. Dunia pun bebas dari cengkeraman otoritarianisme atas nama ideologi utopia, komunisme.
Demokratisasi sejagat
Lebih dari itu, turunan langsung dari gerakan perubahan Gorbachev merasuk ke berbagai belahan dunia. Tiba-tiba saja umat manusia menikmati lahirnya gerakan demokratisasi sejagat yang merontokkan keperkasaan militerisme dan sistem kediktatoran yang otoriter dan mencengkeram.
Gerakan demokrasi sejagat ini dilabel sebagai Gelombang Ketiga oleh Samuel P Huntington. Suka atau tak suka, gerakan roda demokrasi dunia adalah efek bola salju dari gerakan perubahan Gorbachev. Ia tidak sekadar mengubah Uni Soviet dan komunis, tetapi mengubah dunia secara keseluruhan.
Pada 2019, di puncak-puncak penyakit yang menggerogotinya di tengah keterasingan dan kesenyapannya, Gorbachev berkata kepada seorang wartawan sembari terisak-isak sedih: ”Ketika mengambil alih kekuasaan di Uni Soviet, saya banyak keliling ke daerah dan desa-desa. Suatu ketika, saya bertemu dengan petani. Ia mengatakan kepada saya, jangan takut Mikail, apa pun persoalan yang dihadapi, kami bisa menyelesaikannya. Kekurangan makanan, kami bisa hadapi dengan menanam makanan. Kami bisa menanggulangi masalah apa pun. Tetapi, tugasmu sebagai pemimpin adalah menihilkan perang. Itu yang tidak bisa kami selesaikan.”
Masa pemerintahannya memang singkat, tetapi perubahan yang dilakukannya dalam kehidupan manusia sangat dahsyat.
Masa pemerintahannya memang singkat, tetapi perubahan yang dilakukannya dalam kehidupan manusia sangat dahsyat. Dialah pemimpin yang memberi mahkota kepada martabat manusia melalui gerakan perubahan keterbukaan yang menjelmakan demokrasi. Saya yakin, gerakan perubahan yang dilakoninya bukan sekadar gerakan politik untuk mempertahankan kekuasaan, melainkan gerakan yang sungguh-sungguh diyakini kebenarannya.
Latar belakangnya sebagai dosen hukum memompa adrenalinnya untuk mewujudkan impian-impiannya tentang perubahan struktural, terutama dalam struktur politik dan pemerintahan yang menginjak-injak hak-hak rakyatnya. Gorbachev tak meyakini sistem komunis yang otoriter. Ia menginginkan keterbukaan di mana tiap orang memiliki hak sama terhadap pengelolaan negara.
Suatu ketika, Gorbachev bertutur pedih tentang bagaimana Soviet bubar yang membuatnya mengundurkan diri pada 25 Desember 1991 setelah tekanan domestik kian mengimpitnya.
”Ada pengkhianat di belakang saya. Mereka membakar keseluruhan rumah hanya karena ingin menyalakan rokoknya. Hanya untuk merebut kekuasaan. Mereka tak bisa mengambil kekuasaan dengan cara-cara demokratik. Karena itu, mereka melakukan kudeta. Saya lebih baik kehilangan kekuasaan daripada membiarkan terjadi perang saudara,” kata Gorbachev.
Kini, ia terbaring tenang dalam keabadiannya, bebas dari tetangkel urusan duniawi. Gorbachev memang kehilangan kekuasaan, tetapi justru di situlah ia meraih mahkota tertinggi, mengayomi dan menjadi contoh bagaimana martabat manusia ditegakkan. Selamat jalan, Komarade Gorbachev.
Hamid Awaludin, Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarus, 2008-2011