Kunci keberhasilan pengalihan subsidi BBM kepada rumah tangga miskin dan rentan sangat bergantung pada ketersediaan data mutakhir yang akurat dan pemeringkatan data rumah tangga untuk menjamin ketepatan sasaran.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi pertalite dan solar, selain juga pertamax, per 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.
Pengumuman kenaikan disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah menteri, di Istana Negara, Sabtu (3/9/2022). Disebutkan langkah menaikkan harga BBM ini adalah keputusan yang terpaksa harus diambil dalam situasi sulit. Harga per liter pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000, solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800, dan pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500.
Selain mengantisipasi dampak ke inflasi yang bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga menyiapkan sejumlah intervensi dalam bentuk berbagai bantalan sosial dalam rangka meredam dampak kenaikan harga BBM terhadap daya beli masyarakat dan angka kemiskinan.
Kita melihat kenaikan harga BBM ini sebagai langkah tepat yang perlu didukung semua pihak. Semakin ditunda, akan kian memberatkan APBN dan tidak sehat bagi perekonomian.
Selama ini, subsidi telah salah sasaran karena 80-95 persen justru dinikmati kelompok mampu sehingga perlu dikoreksi demi keadilan dan keberlanjutan pembangunan masa depan. Oleh karena itu, penyesuaian harga BBM ini sekaligus harus menjadi momentum pembenahan harga dan penyaluran BBM bersubsidi agar tak terus salah sasaran.
Meski tak banyak mengurangi beban subsidi energi di 2022, penyesuaian harga BBM ini akan membangun basis harga energi yang lebih baik bagi pengendalian subsidi di 2023.
Melonjaknya harga minyak mentah di atas 100 dollar AS per barel di pasar dunia membuat subsidi BBM membengkak tiga kali lipat dari anggaran awal Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun, bahkan bisa Rp 649 triliun jika rata-rata realisasi harga minyak mentah Indonesia (ICP) di atas 100 dollar AS, jauh di atas asumsi APBN 2022 sebesar 63 dollar AS/barel.
Harga minyak mentah di pasar dunia sempat turun akibat kekhawatiran terkait resesi global, tetapi diperkirakan tetap bertahan tinggi sepanjang tahun ini dan tahun depan.
Selain itu, harga energi murah selama ini terbukti kian memicu perilaku boros energi dan menghambat pengembangan energi baru terbarukan. Hal ini sangat tak sehat, terutama dengan status kita sebagai importir neto minyak.
Presiden menegaskan, sebagian anggaran subsidi akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran, yakni bantuan langsung tunai senilai total Rp 12,4 triliun bagi 20,65 juta keluarga kurang mampu, sebesar Rp 150.000 per bulan selama empat bulan dan mulai diberikan September 2022.
Selain itu, bansos upah Rp 600.000 kepada 16 juta pekerja, dengan gaji maksimal Rp 3,5 juta per bulan dengan total anggaran Rp 9,6 triliun. Kemudian, subsidi transportasi angkutan umum. Presiden memerintahkan pemda menyisihkan 2 persen dana transfer umum senilai total Rp 2,17 triliun untuk subsidi angkutan umum, bantuan ojek online, dan nelayan.
Sebagaimana halnya skema subsidi lain, sejumlah pengamat mengingatkan, kunci keberhasilan pengalihan subsidi BBM kepada rumah tangga miskin dan rentan sangat bergantung pada ketersediaan data mutakhir yang akurat dan pemeringkatan data rumah tangga untuk menjamin ketepatan sasaran.