Untuk investor yang punya lebih dari satu strategi, sebaiknya memisahkan rekening saham untuk setiap strategi. Tujuannya agar investor tidak kebingungan ketika melihat perkembangan portofolionya.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
Dalam berinvestasi saham, ada berbagai macam strategi yang dapat dilakukan. Sebagian orang senang membeli saham setiap bulan selayaknya menabung di bank.
Sebagian lagi senang mencari saham-saham yang sedang dalam fase tren naik. Ada pula orang yang senang membeli dan menjual saham secara cepat. Dalam hitungan menit, saham dibeli lalu dijual seketika.
Berbagai strategi ini digunakan demi memenuhi kebutuhan yang berbeda. Untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, menabung saham secara teratur dapat dilakukan.
Sementara untuk kebutuhan jangka menengah seperti bulanan, strategi swing trading yang memanfaatkan momentum kenaikan saham dapat dipilih. Sementara orang yang senang melakukan day trading atau scalping mengharapkan penghasilan harian dari transaksi saham.
Potensi kenaikan harga yang diharapkan juga berbeda. Dengan menabung saham bertahun-tahun, ada dua potensi keuntungan, yaitu pembagian dividen dan kenaikan harga saham.
Kenaikan harga belasan persen dalam satu tahun dapat diharapkan lewat strategi ini. Sementara strategi swing trading berpotensi memberikan kenaikan harga hingga belasan persen dalam satu atau dua bulan.
Berbeda lagi dengan day trading atau scalping, para trader sudah puas dengan kenaikan 1-3 persen dalam satu hari.
Setiap strategi memerlukan keterampilan yang berbeda. Ada investor yang melakukan ketiga jenis strategi ini untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda.
Untuk investor yang melakukan lebih dari satu strategi, sebaiknya memisahkan rekening saham untuk setiap strategi.
Tujuan pemisahan rekening ini agar investor tidak kebingungan ketika melihat perkembangan portofolionya. Bayangkan jika dalam satu rekening berisi portofolio saham yang ditujukan untuk jangka panjang, menengah, dan pendek.
Bisa jadi, investor tersebut lupa, membeli saham A untuk strategi yang mana dan saham B untuk strategi yang mana. Ketika lupa strateginya, bisa jadi lupa juga dengan rencana trading-nya. Akan mengambil untung di harga berapa dan ingin jual rugi di harga berapa.
Untuk menghindari kesulitan tersebut, diperlukan pemisahan rekening saham. Misalnya, rekening di sekuritas B khusus digunakan untuk bertransaksi saham dengan strategi menabung saham. Rekening di sekuritas C untuk trading saham cepat dan seterusnya.
Dengan demikian, kebingungan terhindarkan dan rencana trading dapat dilakukan dengan konsisten.
Selain itu, pemisahan saham juga membuat psikologi trader atau investor menjadi lebih terjaga. Ketika saham jangka panjangnya turun dan portofolio merah, investor tetap merasa tenang karena masih dapat menjalankan rencana lainnya dengan baik.
Sebaliknya, para trader harian akan lebih senang jika portofolio tetap bersih di akhir hari perdagangan. Dengan memisahkan rekening, kebingungan semacam itu tidak perlu terjadi lagi.