Membangun Sistem ”Trading” untuk Keuntungan yang Konsisten
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kesuksesan seorang pedagang saham, valuta asing, aset kripto, dan lainnya. Salah satunya, disiplin pada sistem ”trading” atau perdagangan yang telah dibuat.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kesuksesan seorang pedagang, baik itu pedagang saham, valuta asing, aset kripto, maupun pedagang lainnya. Salah satunya, disiplin pada sistem trading atau perdagangan yang telah dibuat.
Ringkasnya, sistem perdagangan adalah seperangkat aturan yang dibuat sendiri oleh trader atau pedagang untuk dijadikan sebagai acuan ketika melakukan transaksi jual beli saham, valuta asing, komoditas, atau lainnya.
Aturan ini diterapkan dengan disiplin dan ketat. Seperti halnya rambu lalu lintas, sistem perdagangan ini diterapkan agar tidak terjadi kekacauan. Apa saja yang termasuk dalam sistem perdagangan ini?
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kesuksesan seorang pedagang saham, valuta asing, aset kripto, dan lainnya.
Setidaknya ada beberapa hal yang wajib diterapkan. Salah satunya, menentukan seberapa besar kita mampu menahan kerugian dari pasar. Dengan kata lain, ketika aset yang kita beli turun, seberapa besar penurunan yang dapat kita tanggung.
Ada trader yang memilih menghitungnya berdasarkan persentase. Misalnya, penurunan sebesar 2 persen, 3 persen, atau bahkan 5 persen. Ada juga yang memilihnya berdasarkan nilai absolut, misalnya rugi Rp 100.000, Rp 1 juta, dan sebagainya.
Penentuan ini sangat tergantung dari situasi trader. Trader pemula dengan modal cekak dan pengetahuan terbatas biasanya cenderung memasang angka kecil. Trader dengan jam terbang tinggi, modal miliaran, dan keterampilan sangat mumpuni bisa saja mematok angka Rp 1 miliar sebagai batas kerugiannya.
Tidak ada ketentuan pasti berapa persen atau berapa rupiah batasan kerugian ini. Namun, patokan subyektif, seperti kenyamanan, bisa saja digunakan. Yang pasti, setelah batasan ditetapkan, gunakanlah dengan konsisten untuk membantu melindungi aset.
Misalnya, ketika harga aset kripto sudah turun 3 persen, segera putuskan untuk jual rugi jika memang persentase itu menyentuh batasan yang ditetapkan dalam sistem trading. Bukan malah berharap harganya akan naik lagi.
Hal lain adalah strategi yang akan digunakan. Berbagai macam strategi, seperti investasi atau fast trading (berdagang dengan cepat) secara harian, dapat menjadi pilihan. Sama seperti dalam menentukan angka toleransi kerugian, pemilihan strategi juga tergantung pada tiap-tiap trader.
Pedagang saham yang santai dapat memilih strategi swing, sementara pedagang saham yang ingin cepat memutar uang dapat memilih strategi scalping. Ketika sudah siap bertransaksi, tentukan dulu kapan saat yang tepat untuk masuk ke pasar membeli aset tersebut.
Cara masuknya beragam dan sangat tergantung pada strategi yang telah ditetapkan. Seorang scalper akan masuk dengan cara memperhatikan secara saksama harga penawaran dan permintaan aset tanpa melihat laba bersih, laba operasional, dan lainnya.
Tidak hanya saat masuk, saat keluar atau menjual aset pun harus ditetapkan. Misalnya, keluar ketika sudah mendapatkan keuntungan sekian persen atau ketika aset tersebut sudah berbalik trennya.
Bisa juga keluar dalam kondisi merugi dengan tingkat kerugian sebesar yang mampu ditanggung atau keluar dengan posisi balik modal saja.
Pengaturan modal yang digunakan juga tidak boleh diabaikan. Untuk aset berisiko tinggi, modal yang digunakan sebaiknya tidak terlalu besar dibandingkan keseluruhan aset.
Misalnya, seseorang dengan total aset Rp 1 miliar cukup menyisihkan uang maksimal Rp 100 juta untuk diperdagangkan di pasar saham. Sisanya dapat ditempatkan pada aset yang tidak terlalu berisiko, seperti obligasi pemerintah dan reksa dana pasar uang.
Porsi ini akan menjadi lebih kecil lagi jika digunakan untuk berdagang aset kripto yang fluktuasi harganya lebih tinggi ketimbang saham.
Rinciannya sebagai berikut. Misalnya, alokasi modal adalah Rp 100 juta. Dana ini ada baiknya tidak semua digunakan untuk membeli satu saham. Modal dapat diatur dengan menggunakan 80 persennya saja untuk membeli beberapa saham. Sisanya dapat digunakan sebagai dana tunai untuk melakukan averaging jika diperlukan.
Berbagai aturan ini dapat dibuat sesuai tingkat kenyamanan setiap trader dan nantinya dapat dijadikan rambu ketika akan jual beli aset.
Sayangnya, karena dibuat sendiri, tidak sedikit trader yang melanggar aturan yang telah dibuatnya tersebut. Akibatnya, ketika rambu dilanggar, potensi kekacauan pun semakin besar. Jangan sampai terjadi....