Seorang dokter yang baru praktik memeriksa pasien pada pukul 11.00 punya kesempatan untuk berdagang saham secara cepat (”fast trading”) pada dua jam awal perdagangan.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia menunjukkan, hingga akhir Juni 2022 terdapat 9,1 juta investor di pasar modal. Jumlah ini naik 21,68 persen dibandingkan awal tahun 2022 dengan 7,49 juta investor.
Dari jumlah tersebut, 4 juta di antaranya merupakan investor saham. Sebanyak 99,79 persen dari 4 juta investor tersebut merupakan individu dan kelompok usia muda.
Banyak investor muda sangat berharap memperoleh pendapatan dari jual beli saham atau trading saham. Mereka tergiur dengan akun media sosial yang menampilkan keberhasilan para investor yang sudah lebih dulu terjun dalam trading saham.
Tidak heran jika pameran keberhasilan ini memicu semakin banyaknya anak muda untuk ikut berdagang saham. Padahal, bisa jadi tidak semua keberhasilan yang dipamerkan itu merupakan hasil dari trading saham. Bisa juga, pameran itu tidak menunjukkan kerugian yang diderita sebelumya.
Para investor muda yang baru saja mulai bekerja dan kemudian mengenal dunia saham banyak juga yang tergoda untuk terjun sepenuhnya dalam jual beli saham ini. Bahkan ada yang berancang-ancang untuk meninggalkan pekerjaan tetap yang saat ini digeluti.
Sebenarnya, apakah seseorang harus menjadi trader sepenuhnya untuk mendapatkan penghasilan dari jual beli saham? Konsep trading for living sejatinya tidak mengharuskan seseorang hanya duduk di depan layar monitor dari jam buka hingga tutup bursa.
Memperoleh penghasilan dari perdagangan saham dapat dilakukan dengan berdagang pada sebagian jam bursa. Atau berdagang dalam tempo yang lebih panjang, semisal dengan menggunakan strategi swing.
Jika pendapatan bisa diperoleh dari dua sumber, yakni dari pekerjaan tetap atau bisnis, ditambah dari hasil berdagang saham, tentu akan menyenangkan.
Perhitungan
Mengandalkan sepenuhnya penghasilan dari berdagang saham memerlukan beberapa prakondisi. Salah satunya, sudah memiliki perhitungan berapa modal yang diperlukan dan berapa pendapatan yang diharapkan dalam satu bulan.
Misalnya, modal Rp 1 miliar dengan pendapatan 2 persen dari modal per bulan dapat memberikan hasil Rp 20 juta. Janganlah bermimpi mendapatkan hasil Rp 20 juta per bulan hanya dengan modal Rp 20 juta.
Kondisi lain, memiliki dana darurat setidaknya cukup untuk dua tahun ke depan. Berdagang saham, seperti halnya berdagang jeruk, juga ada naik turunnya. Kadang dapat banyak uang, kadang merugi.
Pada masa kering pendapatan karena merugi, dana darurat dapat digunakan untuk membayar kebutuhan. Tagihan rutin, tidak peduli apakah seorang pedagang saham untung atau rugi, harus tetap dibayar tepat waktu.
Hal lain yang lebih utama adalah keterampilan dalam berdagang saham. Pengetahuan, intuisi tentang pasar saham, dan jam terbang juga menentukan keberhasilan dalam mencari peluang di pasar saham.
Dengan demikian, seorang dokter yang baru praktik memeriksa pasien pada pukul 11.00 punya kesempatan untuk berdagang saham secara cepat (fast trading) pada dua jam pembukaan perdagangan.
Seorang karyawan yang sibuk juga masih dapat berdagang saham dengan strategi swing yang lebih panjang. Untuk para pemula, sebaiknya matangkan dulu keterampilan di pasar saham dan menghasilkan keuntungan ketimbang buru-buru memutuskan keluar dari pekerjaan tetap untuk sepenuhnya menggantungkan hidup dari pasar saham.