Harus ada upaya sistematis untuk melindungi anak dari pengaruh buruk pornografi dan narkoba. Upaya ini harus terstruktur dan terintegrasi antara keluarga, masyarakat, dan negara.
Oleh
AYU MELA YULIANTI
·4 menit baca
Hingga hari ini, pornografi dan narkoba adalah dua hal yang paling menakutkan bagi para orangtua. Sebab, para pakar menyebutkan kedua hal tersebut memiliki daya rusak yang sangat besar bagi sirkuit otak dan perkembangan mental anak.
Tingkat kerusakan otak dan mental pada anak akibat paparan pornografi dan narkoba adalah sama besar. Hanya saja, kerusakan otak dan mental akibat pornografi lebih bersifat menetap dan sulit dihilangkan dibandingkan dengan kerusakan yang ditimbulkan narkoba yang masih memungkinkan untuk dihilangkan dengan cara didetoksifikasi.
Oleh karena itu, harus ada upaya tersistematis untuk melindungi anak dari pengaruh buruk pornografi dan narkoba. Upaya yang dapat dilakukan haruslah secara terstruktur dan terintegrasi antara keluarga, masyarakat, dan negara, yang harus dilakukan secara serempak dan bersama-sama.
Keluarga adalah unsur terkecil dalam sistem sosial masyarakat. Setiap anggota keluarga inti, baik ayah, ibu, maupun anak, memiliki tanggung jawab yang berbeda, tetapi berkaitan satu dengan yang lain. Begitu pula dengan keluarga besar, nenek, kakek, paman, bibi, sepupu, keponakan, juga akan saling berhubungan satu dengan yang lain dan akan saling memengaruhi, baik pengaruh positif maupun negatif.
Karena itu, perlu satu pemahaman yang sama tentang kebutuhan bersama untuk menjaga anak dari pengaruh pornografi dan narkoba. Dengan demikian, anak tidak hanya menemukan tempat yang bersih dari pornografi dan narkoba di dalam rumahnya saja, tetapi anak juga menemukan tempat serta lingkungan yang bersih dari pornografi dan narkoba di lingkungan keluarga besarnya; di rumah neneknya ataupun di rumah paman dan bibinya.
Jika anak berada di lingkungan yang bersih dari pornografi dan narkoba di dalam rumahnya dan di dalam rumah keluarga besarnya, maka satu langkah menjaga anak dari paparan pornografi dan narkoba telah bisa dilampaui.
Namun, lingkungan yang bersih dari paparan pornografi dan narkoba tidak cukup hanya di dalam lingkungan rumahnya dan rumah keluarga besarnya. Perlu pula membersihkan lingkungan masyarakat dari pornografi dan narkoba. Sebab, anak tidaklah bisa mencukupkan diri bergaul di dalam rumah saja. Anak pun akan hidup bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat di mana ia tinggal. Lingkungan sekolah serta lingkungan tempat ia bergaul dan bersosialisasi dengan teman sebayanya di lingkungan rumah di masyarakat.
Karena itu, masyarakat pun harus memiliki satu kebutuhan yang sama untuk menjaga anak-anak dari pengaruh negatif pornografi dan narkoba. Kebutuhan akan kebersihan lingkungan dari pengaruh negatif pornografi dan narkoba ini akan mewujudkan aksi bersama untuk menolak segala hal yang berbau pornografi dan narkoba hadir di lingkungan masyarakatnya.
Peran negara
Namun, lagi-lagi tak cukup hanya sampai membersihkan lingkungan keluarga dan masyarakat saja dari berbagai hal berbau pornografi dan narkoba. Ada peran sentral yang tak kalah penting, yaitu peran negara dalam upaya menjadikan negerinya bebas dari berbagai pengaruh negatif dari pornografi dan narkoba. Sebab, negara memiliki peran yang sangat krusial dalam melindungi anak sebagai aset bangsa dari berbagai macam hal yang dapat merusaknya.
Ada peran sentral yang tak kalah penting, yaitu peran negara dalam upaya menjadikan negerinya bebas dari berbagai pengaruh negatif dari pornografi dan narkoba.
Karena itu, negara pun memiliki kebutuhan untuk membentuk generasi muda yang kuat dan berpengaruh, yang hanya bisa diraih dengan menjauhkan anak dari ancaman nyata pornografi dan narkoba.
Banyak upaya yang bisa dilakukan oleh negara dalam melindungi anak dari pornografi dan narkoba. Yang paling efektif adalah membuat undang-undang yang bisa dijadikan sebagai patokan untuk memberikan hukuman bagi siapa pun yang memproduksi, menyebarluaskan, dan mengonsumsi segala hal yang berbau pornografi dan narkoba.
Sementara di tingkat masyarakat dengan melakukan upaya saling menasihati dan tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, tidak saling cuek, tetapi saling peduli antar-anggota masyarakat. Dengan demikian, setiap geliat kebaikan bisa terus dilaksanakan dan dibudayakan dalam kehidupan lingkungan masyarakat serta setiap geliat kerusakan bisa dicegah dan diberantas sedini mungkin. Ada kontrol sosial di dalam masyarakat bagi sesama anggota masyarakat dan bagi negara.
Pun di tingkat keluarga, bisa dengan cara menghidupkan suasana lingkungan rumah selalu dalam susana religius, ketakwaan individu-individu anggota keluarga yang baik, saling menasihati antar-anggota keluarga, menghilangkan setiap fasilitas yang dapat menghadirkan hal-hal buruk di dalam keluarga, semisal menghilangkan tontonan yang tidak baik untuk anak, dan menghadirkan tontonan yang baik yang dapat membangun kecerdasan mental dan spiritual anak, juga selalu menjalin komunikasi serta keterbukaan di antara anggota keluarga.
Hubungan dekat antar-anggota keluarga akan memudahkan untuk mengomunikasikan segala hal yang merupakan kebutuhan pokok dalam keluarga. Mendudukkan fungsi dan peran ayah, ibu, dan anak-anak sebagaimana mestinya. Dan, yang lebih penting adalah selalu menghadirkan nilai ruh, yaitu kesadaran hubungan kita dengan Allah SWT, bahwa Allah SWT Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Mengetahui Segala Hal.
Nilai ruh inilah yang paling efektif menjadi rem dalam sikap dan perbuatan setiap anggota keluarga sehingga pergaulan di dalam keluarga menjadi pergaulan yang baik, yang dapat menjadi salah satu jalan dalam melindungi anak dari pengaruh jahat pornografi dan narkoba.
Ayu Mela Yulianti, Guru SMA; Pemerhati Generasi dan Kebijakan Publik