Di masa seperti sekarang ini, banyak anggota keluarga yang dalam waktu lama harus tinggal bersama serumah, mengeluh mengenai betapa seringnya mereka saling berselisih paham.
Oleh
AGUSTINE DWIPUTRI
·5 menit baca
Bertengkar atau berdebat terkadang memang diperlukan, tapi bila terus-menerus terjadi dapat mengakibatkan tekanan relasi yang kuat, apalagi dalam jangka panjang. Kita perlu menemukan lagi keseimbangan yang selaras, mempelajari cara berdebat yang benar dengan orang-orang yang kita cintai sehingga dapat hidup damai dan tenteram, yang pada gilirannya dapat memberdayakan diri setiap anggota keluarga.
Pertengkaran dalam suatu relasi terjadi karena adanya perbedaan pendapat dalam berbagai hal. Kita perlu memahami dahulu berbagai hal tersebut sehingga dapat lebih waspada. Marie Miguel (2020), seorang editor, kontributor, dan penulis mengenai masalah keluarga dan kesehatan mental, menjelaskan hal yang umumnya menghalangi kita untuk mengalami kedamaian, cinta, dan kebahagiaan.
1. Uang
Orang sering menemukan bahwa masalah uang paling sulit diselesaikan. Ketika uang pas-pasan, anggota keluarga berjuang untuk sumber daya yang sangat terbatas. Ketika ada banyak uang untuk dibelanjakan, setiap orang memiliki gagasan sendiri tentang apa yang harus dibeli dan berapa banyak yang harus ditabung. Uang itu sendiri bukanlah kebutuhan utama manusia. Namun, tanpa uang, sulit untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup keluarga. Karena itu, kurangnya kendali atas keuangan dapat membuat Anda merasa sangat rentan.
2. Tugas rumah
Dahulu, ketika mayoritas wanita melakukan sebagian besar pekerjaan rumah tangga dan kebanyakan pria bekerja ke luar rumah, konflik mengenai siapa yang akan melakukan pekerjaan rumah tangga jauh lebih sedikit. Perubahan zaman dan peran memerlukan negosiasi siapa yang melakukan apa. Individu yang masih berpandangan tradisional menuntut wanita harus melakukan semua tugas rumah meski juga mencari nafkah. Karena pekerjaan rumah dianggap sebagai pekerjaan perempuan, dipandang sebagai pekerjaan yang merendahkan, menjadi sesuatu yang tidak layak untuk didiskusikan secara serius. Padahal tetap harus dilakukan, akhirnya pasangan saling menyalahkan atas kekacauan yang terjadi. Di masa anggota keluarga banyak berada di rumah, merupakan waktu yang tepat untuk saling berbagi tugas secara lebih nyaman.
Terkadang kita lupa betapa kuatnya cinta di rumah kita karena sesungguhnya kasih menutupi banyak sekali kesalahan.
3. Penggunaan waktu libur
Waktu luang acapkali menghadirkan masalah, mengenai apa yang tiap anggota akan lakukan. Apakah menghabiskan waktu untuk minat Anda sendiri atau meluangkan waktu untuk bersama pasangan atau bersama anak? Waktu bersama bisa menyenangkan dan santai, dapat memupuk cinta dan kebersamaan. Namun, hal ini sering kali menjadi ajang perdebatan tentang jenis aktivitas yang akan dilakukan, di mana melakukannya dan siapa yang akan Anda ajak. Liburan ternyata juga sulit, baik dalam perencanaan maupun selama menjalaninya.
4. Keintiman fisik
Dalam berelasi dengan pasangan, memilih keintiman fisik bergantung pada siapa Anda sebagai individu. Satu orang mungkin senang bereksperimen dengan hubungan fisik, sementara yang lain mungkin menyukai hal-hal yang lebih tradisional. Salah satu dari Anda mungkin suka berpelukan, tetapi yang lain tidak. Bagaimana Anda menavigasi perbedaan ini pasti dapat mengakibatkan konflik.
Setiap pasangan memiliki keluarga asalnya masing-masing. Ketika salah satu dari Anda tidak bisa bergaul dengan keluarga yang lain, konflik bisa terjadi di antara Anda berdua. Cinta dan kedamaian tersingkir dalam pertengkaran tanpa akhir tentang kapan dan bagaimana berurusan dengan mertua, ipar, dan anggota keluarga lainnya.
6. Preferensi pribadi
Pasangan memperebutkan beberapa hal yang dianggap tidak penting. Mereka bertengkar tentang di mana menggantungkan tisu toilet, bagaimana menyusun piring yang sudah bersih, pakaian apa yang dipilih untuk ke acara nanti malam, dan sebagainya. Meskipun mungkin tidak ada cara yang benar secara mutlak untuk melakukan hal-hal ini, kita masing-masing memiliki preferensi tentang detail-detail kecil kehidupan.
Relasi yang damai
Untuk meminimalisasi pertengkaran yang berkelanjutan, kunci paling utama adalah penyesuaian diri. Setiap individu memang berbeda, tetapi kita dapat belajar cara berjuang secara lebih baik. Dalam konteks relasi, argumen yang efektif adalah yang mengarah pada perdamaian dan pengertian di antara pasangan dan anggota lainnya.
Kesepakatan
Jika Anda kesal dengan sikap anggota keluarga mengenai suatu peristiwa, perilaku, atau konsep, tidak ada salahnya untuk membicarakannya dengan mereka. Mulailah dengan sesuatu yang Anda setujui.
Jika Anda ingin menyelesaikan argumen dengan cara yang menyatukan, Anda perlu mendengarkan dengan maksud untuk mendengar apa yang mereka ungkapkan dan memahaminya sebaik mungkin.
Hindari kata
Penting untuk tidak melebih-lebihkan tanggapan Anda. Ketika menggunakan istilah hitam-putih seperti ”selalu” atau ”tidak pernah”, Anda tidak hanya melebih-lebihkan klaim Anda, tapi juga mengurangi kepercayaan pada mereka.
Lisa Jacobson, seorang penulis mengenai kehidupan perkawinan (dalam Club31Women.com, diakses 27 Januari 2022) menambahkan 10 hal sederhana tetapi penting yang dapat membantu mendapatkan kedamaian di rumah.
Berkumpul secara teratur. Untuk makan, berdoa atau sekadar mengobrol satu sama lain. Nikmati kebersamaan.
Tertawalah dengan mudah. Sisihkan waktu untuk bercanda dan bersantai. Bersiaplah untuk bersenang-senang satu sama lain. Meringankan beban dengan tertawa yang sehat, bukan saling menertawakan.
Bekerja dengan riang. Meski selalu ada pekerjaan yang harus diselesaikan, cobalah melakukan semua tugas tanpa mengeluh dan berselisih.
Bermurah hati. Baik untuk waktu, tenaga, dan harta Anda. Rumah adalah tempat yang penuh dengan segala macam kesempatan untuk memberi dan berbagi satu sama lain.