Untuk memastikan pilihan perang tak diambil oleh siapa pun, dibutuhkan kekuatan penggentar yang meyakinkan. Musuh berpikir seribu kali untuk mengganggu negara dengan persenjataan sangat memadai.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Persenjataan dibutuhkan tak hanya pada saat perang. Sesungguhnya, persenjataan juga memberi efek penggentar yang bisa jadi justru mencegah perang.
Ditulis harian ini pada Jumat (17/12/2021), beberapa negara di Timur Tengah tampak berlomba-lomba untuk memiliki pesawat tempur terbaru dan tercanggih. Uni Emirat Arab, yang kelihatan tak sabar karena keinginannya memiliki pesawat tempur tercanggih F-35 buatan Amerika Serikat kurang mendapat sambutan, memutuskan untuk memborong 80 unit Rafale F4 dari Perancis. Qatar juga berburu Rafale walaupun ”cukup” membeli 36 unit. Mesir pun tengah memesannya.
Kekuatan di kawasan Timur Tengah yang mendapat kepastian dari Amerika Serikat (AS) untuk memperoleh F-35 ialah Israel. Ada 33 pesawat yang dipesannya.
Pesawat udara mulai digunakan secara luas dalam operasi militer pada abad ke-20, menyusul penerbangan pesawat bermesin pertama oleh Wright Bersaudara pada 1903. Beberapa abad sebelumnya, kekuatan udara masih berupa balon yang berperan untuk melakukan pemantauan dan menjatuhkan dinamit.
Dibandingkan matra laut yang sudah jauh lebih lama sebagai penentu kedigdayaan negara (dapat dikatakan sejak era Romawi atau sebelum Masehi), kekuatan udara memang tergolong baru. Akan tetapi, peran kekuatan udara semakin menentukan, apalagi di era sekarang yang memerlukan serangan secepat mungkin untuk menghancurkan sasaran dengan presisi tinggi.
Beberapa serangan udara oleh Israel ke titik-titik sasaran di Suriah, karena diduga basis milisi yang didanai Iran, menunjukkan efektivitas serangan udara. Tidak perlu ada pasukan infanteri yang mempertaruhkan nyawa.
Perkembangan teknologi mendorong kekuatan udara semakin canggih. Kini ada pesawat nirawak (drone) yang akhirnya membuat lanskap konflik bersenjata berubah. Drone yang mengandalkan teknologi kecerdasan buatan telah menjadi pembunuh paling efektif. Bergerak sangat cepat dan tak ada risiko kehilangan pilot, drone mampu menjalankan misi pembunuhan tokoh-tokoh kunci musuh.
Armada laut selamanya menjadi kontributor penting kedigdayaan negara penguasa dunia. Lewat laut, penguasaan kawasan dapat diwujudkan. Akan tetapi, hal itu memerlukan kombinasi kekuatan udara berupa pesawat tempur yang mumpuni. Pesawat-pesawat ini dibawa ke berbagai penjuru dunia di atas kapal induk.
Khusus di kawasan Timur Tengah, dengan area gurun pasir yang cukup dominan, pesawat tempur menjadi penentu. Pesawat yang sulit dideteksi, sekaligus mampu terbang lebih kencang, merupakan senjata krusial. Sebuah negara kian unggul jika memiliki drone dan rudal jelajah terbaru.
Perang selamanya merupakan pilihan terakhir. Namun, untuk memastikan pilihan itu tak pernah diambil oleh siapa pun, dibutuhkan kekuatan penggentar yang meyakinkan. Musuh akan berpikir seribu kali untuk mengganggu negara dengan persenjataan sangat memadai.