Sejak ”Kompas” terbit 28 Juni 1965, saya selalu baca ”Kompas”. Awalnya menumpang baca di salah satu teman adik dosen IPB, kadang di Perpustakaan IPB. Saya kini tak punya ponsel, tidak baca sosmed. Saya membaca ”Kompas”.
Oleh
Hardjono
·2 menit baca
Saya lahir tahun 1945, kini lansia usia 76 tahun, sangat mengapresiasi cerita bersambung ”Anak Bajang Mengayun Bulan” di harian Kompas. Semoga setelah cerita ini berakhir, akan dimuat cerita-cerita bersambung lain.
Begitu koran langganan tiba pukul enam pagi, pertama kali yang saya baca cerber itu. ”Anak Bajang Mengayun Bulan” menjadi hiburan tersendiri bagi saya.
Perlu diketahui sejak Kompas terbit pertama, 28 Juni 1965, saya tidak pernah lepas dari harian Kompas hingga hari ini. Awalnya saya menumpang baca di salah satu teman adik dosen IPB, kadang-kadang baca di Perpustakaan IPB. Saya tidak punya ponsel, tidak membaca media sosial, dan hanya percaya Kompas.
Namun, setelah ada dana, saya berlangganan Kompas sampai saat ini. Saya bersyukur Kompas dapat hadir setiap pagi. Saya juga mengajak teman-teman seangkatan yang berusia di atas 60 tahun untuk tetap berlangganan agar harian Kompas bisa langgeng.
Saya mempunyai sejarah dengan harian Kompas. Ketika masih mahasiswa—dulu untuk S-1 perlu enam tahun—saya tinggal di asrama. Saat itu saya stres karena kesulitan mengolah data praktik/penelitian untuk tugas akhir.
Suatu ketika dosen pembimbing yang juga dekan memanggil saya. Setelah diketahui masalahnya, saya diminta setiap hari ke perpustakaan dan membaca apa saja yang saya sukai. Sudah pasti saya baca Kompas.
Akhirnya saya baru sadar maksud pembimbing saya, yaitu agar saya terimbas pengaruh para mahasiswa di perpustakaan, yang selalu diskusi tentang skripsi. Setelah itu saya bangkit dan berusaha menyelesaikan studi.
Setelah lulus, tadinya saya mau istirahat sebulan di asrama, ternyata malah dapat pekerjaan proyek besar nasional dari Sekretariat Negara dengan gaji per bulan tiga kali lebih besar dari PNS baru saat itu. Tiga tahun kemudian, saya melamar dan menjadi PNS hingga 35 tahun di tempat yang sama.
Sekali lagi saya mengajak teman-teman untuk berlangganan Kompas demi keberlangsungan terbitnya. Beberapa keistimewaan harian Kompas adalah berita aktual tepercaya dan banyak tulisan informatif lainnya, seperti Tajuk Rencana, Surat kepada Redaksi, Catatan Iptek, Kolom Kesehatan dr Samsuridjal Djauzi, juga Cerpen serta Nama dan Peristiwa.
Hardjono
Jalan Tanimbar, Cinere Megapolitan, Depok
Catatan Redaksi:
Terima kasih atas kesetiaan Anda membaca harian Kompas. Semoga semua informasi yang kami sampaikan dengan standar dan etika jurnalistik yang baik membawa manfaat bagi kemaslahatan pembaca dan bangsa.