Tuntasnya Superbike di Mandalika, NTB, menjadi pembuktian bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah kejuaraan balap motor dunia.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Kecemasan sempat mengiringi perhelatan otomotif di Mandalika saat kejuaraan Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) yang dijadwalkan pada Minggu (14/11/2021) harus ditunda. Penundaan itu terkait syarat fasilitas keselamatan pebalap di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Lombok, yang masih belum lengkap hingga sebelum lomba.
Beberapa kekurangan itu, antara lain, sejumlah sisi sirkuit yang belum terbebas dari debu dan pit stop yang belum semuanya siap. Selain itu, marshall perlombaan juga kurang memadai, baik dari sisi kecakapan maupun jumlah.
Tak pelak, kendati tim peserta IATC dan pebalap-pebalap terbaik Asia sudah bersiap diri di sirkuit, pemanasan lomba dan balapan tak kunjung dimulai. Keputusan penundaan ini ibarat tamparan keras bagi dunia otomotif Indonesia karena pergelaran IATC bisa menjadi tolok ukur Superbike, yang dijadwalkan pada pekan berikutnya.
Cambuk keras penundaan IATC berbuah kesigapan berbagai unsur olahraga otomotif Indonesia untuk menyiapkan Superbike, yang lalu dijadwalkan bersamaan dengan IATC, akibat penundaan pada pekan sebelumnya.
Seri terakhir Superbike akhirnya selesai digelar di Sirkuit Mandalika pada Minggu (21/11/2021), sekaligus menjadi balapan penentu gelar juara Toprak Razgatlioglu, pebalap Turki yang tergabung di tim Pata Yamaha with Brixx. (Kompas, 21-22/11/2021)
Bagaimana kesan para pebalap terhadap Sirkuit Mandalika dan penyelenggaraan seri terakhir Superbike itu?
Seperti diberitakan Kompas pada Senin (22/11/2021), Sirkuit Mandalika memberi kesan manis bagi para pebalap Superbike. Mereka memuji lintasan sepanjang 4,3 kilometer itu sangat menyenangkan karena saat kondisi hujan justru memiliki daya cengkeram terbaik di dunia.
Sisi positif yang juga menggembirakan penonton, Mandalika mampu menghadirkan balapan sangat ketat dan menghibur. Trek yang mengalir dengan kecepatan tinggi ini membuat momen mendahului jadi menegangkan, seperti saat Razgatlioglu bersaing dengan Jonathan Rea, Axel Bassani, dan Scott Redding pada balapan pertama.
Namun, terlepas dari sejumlah penilaian positif itu, ada sejumlah catatan perbaikan, terutama drainase di area run-off sirkuit, yang menyebabkan genangan air yang bisa membahayakan pebalap. Selain itu, area tanah sekitar tribune juga becek saat hujan sehingga menyulitkan penonton berjalan menuju tribune. Begitu pula manajemen parkir kendaran yang masih perlu dibenahi.
Berbagai titik lemah yang terkuak dalam penyelenggaraan IATC dan Superbike ini sepatutnya menjadi catatan penting bagi Indonesia, yang pada Maret 2022 akan menjadi tuan rumah MotoGP. Kita semua perlu berkontribusi dalam mewujudkan seri balapan MotoGP yang berkualitas di Mandalika, demi sejarah manis olahraga otomotif Indonesia.