Kemitraan ASEAN-Korea terus berkembang. Pada KTT ASEAN-Korea Ke-22 bulan Oktober lalu ada komitmen untuk meningkatkan kemitraan strategis ASEAN-Korea dalam tiga pilar utama, yaitu masyarakat, kemakmuran, dan perdamaian.
Oleh
HE LIM SUNGNAM
·5 menit baca
Pada 9 November, Misi Republik Korea untuk ASEAN merayakan ASEAN-Korea Day dalam rangka memperingati hubungan kemitraan antara ASEAN dan Korea sebagai mitra wicara sejak November 1989. Sebagai bagian dari perayaan, Pemerintah Republik Korea mendonasikan ”Mirror Man”, sebuah karya seni patung kontemporer Korea untuk Sekretariat ASEAN.
”Mirror Man” menggambarkan dua manusia yang sedang berinteraksi melalui sebuah cermin dalam bingkai kotak. Dua manusia yang terpisah ini dapat dimaknai sebagai dua budaya dan cara pandang terhadap dunia yang berbeda.
Dalam konteks kemitraan ASEAN-Korea, ”Mirror Man” merupakan simbol perayaan yang melambangkan kemitraan yang telah terjalin lebih dari 30 tahun. Sama halnya dengan kemitraan tersebut, ”Mirror Man” juga menunjukkan semangat solidaritas dan kerja sama antara negara anggota ASEAN dan juga mitra wicara.
Sejalan dengan pesan simbolik yang dibawa oleh ”Mirror Man”, hubungan ASEAN-Korea telah berkembang pesat, khususnya setelah Presiden Moon Jae-in mendeklarasikan Kebijakan Baru ke Arah Selatan (NewSouthern Policy/NSP) di Jakarta empat tahun lalu. Meskipun terdapat berbagai kendala yang disebabkan oleh Covid-19, transaksi perdagangan antara ASEAN dan Korea pada tahun lalu tercatat sekitar 144 miliar dollar AS, tidak jauh berbeda dengan sebelum pandemi.
Saat ini Korea telah menjadi mitra dagang terbesar keempat ASEAN. Sementara itu, ASEAN telah menjadi rekanan dagang kedua terbesar Korea. Dengan dibukanya kembali destinasi populer bagi wisatawan Korea, seperti Bali baru-baru ini, pertukaran antarmasyarakat (people-to-people exchange) antara ASEAN dan Korea diharapkan akan segera pulih.
Khususnya dalam satu setengah tahun terakhir, Korea telah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi pandemi bersama dengan ASEAN. Dalam Kebijakan NSP Plus yang merupakan versi terbaru dari Kebijakan NSP juga ditetapkan perihal kesehatan masyarakat sebagai salah satu bidang utama untuk kerja sama lebih lanjut antara ASEAN dan Korea.
Sejalan dengan semangat dari kebijakan tersebut, Korea telah memberikan kontribusi sebesar 5 juta dollar AS pada Covid-19 ASEAN Response Fund tahun ini, setelah pada tahun lalu menyalurkan 1 juta dollar AS. Korea juga menyerahkan bantuan kemanusiaan sebesar 3 juta dollar AS kepada Myanmar, termasuk 1 juta dollar AS melalui ASEAN untuk membantu Myanmar dalam mengatasi kesulitan sosial-ekonominya.
Kontribusi tersebut beserta komitmen kuat Korea untuk memperkokoh kemitraan dengan ASEAN melalui NSP Plus diapresiasi oleh negara-negara anggota ASEAN. Sebagai hasilnya, Joint Statement on Advancing ASEAN-Republic of Korea Cooperation for People-centered Community of Peace and Prosperity diadopsi pada KTT ASEAN-Korea Ke-22 bulan lalu.
Melalui Joint Statement ini, para pemimpin negara mengapresiasi perkembangan dan capaian positif dari hubungan ASEAN-Korea. Mereka juga menegaskan kembali komitmen untuk meningkatkan kemitraan strategis ASEAN-Korea dalam tiga pilar utama NSP: masyarakat (people), kemakmuran (prosperity), dan perdamaian (peace). Lebih spesifik, para pemimpin ASEAN dan Korea sepakat untuk memajukan kerja sama yang nyata dan bersinergi di antara ASEAN Comprehensive Recovery Framework, the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dan NSP Plus.
Memperkuat kemitraan
Berikut ini adalah tiga arahan yang disampaikan oleh Presiden Moon pada KTT tahun ini untuk memperkuat kemitraan ASEAN-Korea pada tahun-tahun mendatang.
Yang pertama dan utama, ”masyarakat” harus selalu diprioritaskan dalam pusat kerja sama ASEAN-Korea. Lebih spesifik, Presiden Moon mengusulkan ”ASEAN-Korea Initiative for Public Health and Vaccines” dengan tujuan khusus untuk memperluas kapasitas produksi vaksin dan perawatan serta kesetaraan distribusinya. Pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN-Korea yang akan dilakukan untuk kali pertama pada awal tahun depan akan menjadi wadah diskusi konkret tentang bagaimana mewujudkan inisiatif ini dengan tujuan memperkuat sistem kesehatan masyarakat di ASEAN.
Hubungan ekonomi yang saling menguntungkan harus terus dibangun untuk ’kemakmuran’ ASEAN dan Korea.
Kedua, hubungan ekonomi yang saling menguntungkan harus terus dibangun untuk ”kemakmuran” ASEAN dan Korea. Baru-baru ini, Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) Kamboja-Korea telah ditandatangani, begitu pula FTA Filipina-Korea. Bersama dengan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang akan berlaku pada 1 Januari tahun depan, kesepakatan-kesepakatan ini akan berkontribusi dalam mempromosikan kegiatan pertukaran ekonomi antara ASEAN dan Korea.
Lebih lanjut, menjadi hal penting bagi ASEAN dan Korea untuk bersama-sama mempersiapkan Revolusi Industri 4.0. The ASEAN-Korea Startup Policy Roadmapyang akan difinalisasi tahun ini akan memberikan momentum untuk memperkokoh kerja sama ASEAN-Korea di masa depan. ASEAN dan Korea juga akan segera mempromosikan pelembagaan kerja sama melalui pembentukan the ASEAN-Korea Industrial Innovation Center, the ASEAN-Korea Science and Technology Cooperation Center, dan the ASEAN-Korea Standardization Joint Research Center,seperti yang disepakati pada KTT Peringatan 30 tahun ASEAN-Korea tahun 2019.
The ASEAN-Korea Financial Cooperation Centertelah didirikan di Misi Republik Korea untuk ASEAN di Jakarta. Pembentukan kantor pusat kerja sama ini bertujuan meletakkan dasar bagi kerja sama keuangan antara ASEAN dan Korea berdasarkan semangat saling menguntungkan. Misalnya, pusat kerja sama ini akan mengeksplorasi beragam cara untuk bekerja sama dengan negara-negara ASEAN guna meningkatkan infrastruktur keuangan, antara lain sistem pembayaran dan penyelesaian serta asuransi simpanan.
Terakhir, di bidang ”Perdamaian”, ASEAN dan Korea perlu secara kolektif menjawab tantangan kejahatan transnasional, seperti kejahatan siber, perubahan iklim serta penanggulangan bencana. The ASEAN-Korea Dialogue on Environment and Climate Changeyang telah diluncurkan tahun ini akan berperan sebagai platform untuk memperkuat upaya bersama kita dalam mengatasi krisis iklim. The ASEAN-Korea Ministerial Meeting on Disaster Managementyang akan diselenggarakan tahun depan juga diharapkan menjadi kanal penting untuk memetakan strategi bersama dalam menangani berbagai bencana alam.
Terdapat pepatah Korea yang mengatakan, ”Waktu sepuluh tahun cukup lama untuk mengubah sungai dan gunung.” Untuk membawa sebuah perubahan yang signifikan, tentu dibutuhkan upaya konsisten selama bertahun-tahun, setidaknya mungkin sepuluh tahun. Dengan semangat pepatah inilah Republik Korea akan senantiasa mengerahkan segala upaya untuk meningkatkan kemitraan ASEAN-Korea pada tahun-tahun mendatang.
HE Lim Sungnam, Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN