Bahaya Overdosis Gim Internet pada Fungsi Pikir
Apakah gim internet bisa membahayakan anak-anak sekolah? Ada sisi positif dan negatifnya. Bermain gim merupakan hal yang menyenangkan, baik bagi anak maupun orang dewasa. Tapi waspada jika sudah terlalu berlebih.

Didie SW
Membebaskan anak bermain gim (games) internet serupa dengan memberi anak kokain.
Apakah gim internet bisa membahayakan anak-anak sekolah? Ada sisi positif dan negatifnya. Bermain gim merupakan hal yang menyenangkan, baik bagi anak maupun orang dewasa.
Format gim tak hanya menimbulkan kesenangan, tetapi juga bisa meningkatkan keterampilan, pola pikir, ataupun kecepatan berpikir. Apalagi kini gim internet juga termasuk dalam electronic sport (e-sport). Tak heran ada banyak pelatihan buat gamer profesional.
Menurut data Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (2019), pengguna gawai dan internet Indonesia mencapai 64,8 persen atau sebanyak 171,17 juta jiwa dari total penduduk Indonesia. Saat ini gim internet banyak dipakai untuk pembelajaran virtual (virtual learning). Namun, di sisi lain, bermain gim juga dapat menimbulkan overdosis bagi pemakainya. Bagaimana sebaiknya kita menyikapi kemajuan permainan gim itu?
Prevalensi
Dari total 274,5 juta gamers di Asia Tenggara, Indonesia menyumbang 43 persen, dengan rata-rata pemain berusia 13-24 tahun. Publikasi dari Apronny (2021) memprediksi jumlah gamer telepon seluler (ponsel) di Asia Tenggara naik dari 227 juta pada 2019 dan 290,2 juta pada 2023. Pandemi Covid-19 ini juga turut berperan dalam meningkatkan konsumsi gim karena mengharuskan tinggal di rumah sehingga remaja lebih sering menggunakan ponsel.
Menurut penelitian Medikanto dkk (2019) di Sleman dan Leksono dkk (2020) di Yogyakarta, prevalensi pemakai gim internet pada siswa SMP lebih kecil di desa (10,8 persen) dibandingkan di kota (19,3 persen). Diprediksi, industri gim dan media interaktif akan tumbuh 12 persen tiap tahunnya.
Faktor durasi pemakaian gim dan akses bermain menjadi hal utama dalam terjadinya gangguan gim internet selain usia, jenis kelamin, faktor genetik, kepribadian anak, hingga kultur lingkungan anak.
Kajian mengenai pengaruh gim internet terhadap kesehatan, terutama remaja, telah banyak diteliti.
”Internet gaming disorder”
Seiring berkembangnya koneksi internet di Indonesia, penggunaan gim di internet menjadi semakin marak di kalangan anak hingga dewasa. Semakin lama akan muncul sifat agresif, terutama jika diganggu saat bermain, tampak lesu saat tak ada sinyal atau mati lampu, bahkan sampai menuntut orangtua membelikan kuota atau ponsel yang lebih canggih.
Kecanduan dan kegagalan anak dalam menekan impuls untuk bermain gim menyebabkan adanya gangguan tidur dan gangguan dalam berkegiatan di sekolah. Orangtua juga sering mengeluhkan adanya penurunan dalam prestasi akademik.
Kajian mengenai pengaruh gim internet terhadap kesehatan, terutama remaja, telah banyak diteliti. Menurut Sirait dkk (2019), terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecanduan gim daring dan indeks prestasi pada sebuah SMA di Medan. Gangguan akibat gim internet ini disebut dengan istilah internet gaming disorder (IGD).
Oleh WHO (2018), IGD didefinisikan sebagai pola perilaku terganggu dari perilaku bermain gim yang harus dinilai dalam jangka waktu 12 bulan dengan karakteristik: (1) gangguan kontrol aktivitas bermain gim, (2) prioritas yang meningkat hingga bermain gim lebih penting daripada hobi dan aktivitas harian yang lain, dan (3) bermain gim yang berkelanjutan walau tak ada konsekuensi negatif dari bermain gim.
Penderita IGD dicirikan dengan kegagalan suatu individu dalam mengontrol penggunaan internet/video gim dalam hidupnya. Ini dapat menimbulkan stres nyata dan gangguan fungsional dari kehidupan seperti performa akademik, interaksi sosial, minat pekerjaan, dan masalah perilaku.
Kecanduan penderita IGD biasanya diawali dengan ajakan teman untuk bermain gim internet di ponsel. Gim ini bisa dimainkan kapan saja dan di mana saja. Peningkatan durasi dalam bermain gim internet ini akan menyebabkan kecanduan.
Ketika seorang anak mampu menyelesaikan misi yang ditawarkan dalam suatu gim, akan terdapat kesenangan, suatu hal yang disebut reward-asertive. Ini akan berpengaruh terhadap dopamin dan serotonin, suatu zat kimia dalam otak yang berperan dalam proses berpikir.
Selain itu, terdapat perubahan juga dalam struktur otak secara keseluruhan. Anak dapat mengalami perubahan sikap seperti orang kecanduan. Selain itu, anak dengan IGD bisa mengalami gangguan kognitif, gangguan psikopatologi, hingga gangguan tidur.

Supriyanto
Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara kejadian IGD dan kesehatan anak secara keseluruhan, seperti nyeri kepala, gangguan mata, hingga gangguan pada gelombang otak. Pemilihan jenis gim yang tak sesuai juga sering menyebabkan anak menirukan hal di gim dan berujung pada tindakan kekerasan, perjudian, ataupun pornografi.
Kejadian IGD juga berpengaruh pada timbulnya gejala psikis, seperti cemas, depresi, perubahan kepribadian, trauma psikologi, hingga kecanduan alkohol. Semua ini tentu memengaruhi aspek kehidupan dan masa depan anak, Hal yang sangat memprihatinkan bukan?
Gangguan atensi
Gangguan atensi/konsentrasi sering muncul pada anak yang kecanduan bermain gim. Kesulitan dalam pemusatan perhatian ini secara simultan akan memengaruhi proses berpikirnya dan menyebabkan gangguan dalam mengikuti pelajaran di kelas ataupun belajar secara pribadi.
Hasil penelitian Medikanto dkk (2019) dan Leksono dkk (2019) menunjukkan ada pengaruh yang bermakna terhadap atensi (konsentrasi) akibat overdosis gim internet, baik pada siswa SMP di perdesaan maupun di perkotaan. Ini akan berdampak sangat besar pada prestasi anak di sekolah.
Baca juga : Waspadai Ancaman yang Mengintai Anak di Balik Gim Daring
Rehabilitasi dengan gim
Gim sendiri tak selalu memiliki sisi negatif. Apabila tujuan penggunaan serta aturan mainnya terkontrol, bisa memiliki sisi positif sebagai media untuk melakukan rehabilitasi.
Montani dkk sejak 2014 sudah merancang sebuah video gim yang berfungsi melatih konsentrasi dan kemampuan fungsi eksekutif (baca: memecahkan masalah). Terdapat beberapa kelainan medis pada anak-anak yang justru memerlukan latihan dengan permainan gim. Beberapa kelainan medis, seperti anak dengan kelainan pemusatan perhatian pada penyakit ADHD, cerebral palsy, kelainan keseimbangan, bisa menjalani program rehabilitasi medis dengan bermain gim.
Upaya penanganan
Orangtua harus secara proaktif mendeteksi adanya IGD, memberikan perhatian penuh terhadap screen time anak, termasuk yang dimainkan dalam gim, pembatasan waktu bermain, hingga memberikan porsi waktu untuk kegiatan lain.
Apabila ada indikasi perilaku mengarah ke IGD, perlu segera dikonsultasikan kepada pihak medis. Pemberian terapi secara CBT (cognitive behavioural therapy) dan simtomatis menjadi pilihan. Namun, ini pun tak bisa dilakukan secara instan. Dibutuhkan tak hanya kesabaran tinggi, tetapi juga komitmen tidak kenal lelah orangtua, anak, dan dokter.
Sebagaimana pepatah ”mencegah lebih baik daripada mengobati”, pencegahan tentu menjadi hal yang fundamental.
Hal yang bisa dilakukan adalah pengawasan terhadap anak saat melakukan permainan ini.
Akibat prevalensi yang tinggi dan pengaruh kejadian IGD pada anak, dibutuhkan kerja sama yang baik dari segenap pihak, dari orangtua, guru, dokter, hingga pengambil kebijakan. Guru sekolah sebagai institusi pendidikan bisa memberikan edukasi kepada anak terkait screen time. Penghentian mendadak terhadap pemakaian internet bukan solusi yang bijak mengingat pentingnya internet dalam menopang banyak hal, termasuk edukasi.
Beberapa gim internet juga menjadi sarana edukasi serta melatih keterampilan dalam melakukan manajemen, ketepatan, peningkatan konsentrasi, hingga strategi. Hal yang bisa dilakukan adalah pengawasan terhadap anak saat melakukan permainan ini.
Pengambil kebijakan hendaknya juga bisa memberikan perhatian dengan menyebarkan kewaspadaan terhadap IGD ini dalam bentuk sosialisasi yang lebih luas dan masif kepada masyarakat. Mari bergandengan tangan mencegah dan menyelamatkan generasi muda kita dari IGD.
Abdul Gofir, Doktor dan Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurovaskuler di Klinik Memori dan Unit Stroke RSUP Sardjito; Dosen Prodi Neurologi FKKMK UGM