Dalam bekerja sama untuk memperkuat kemampuan kami, Australia, Inggris, dan AS berkomitmen mendukung kawasan, dengan ASEAN sebagai pusatnya, sejalan dengan ASEAN Outlook mengenai Indo-Pasifik.
Oleh
PENNY WILLIAMS
·3 menit baca
Kompas
Didie SW
Indonesia memiliki tempat khusus di Indo-Pasifik. Tujuan kami adalah bekerja secara aktif dengan Indonesia untuk membentuk masa depan Indo-Pasifik sebagai kawasan terbuka, stabil, dan inklusif, dengan ASEAN sebagai pusatnya.
Melalui pernyataan bersama, saya selaku Duta Besar Australia untuk Republik Indonesia (RI), Duta Besar Inggris untuk RI Owen Jenkins CMG, dan Duta Besar Amerika Serikat untuk RI Sung Y Kim, kami sangat mendukung sebuah kawasan Indo-Pasifik yang digambarkan dalam ASEAN Outlook, yang diperjuangkan oleh Indonesia.
Pada 16 September, Australia, Inggris, dan AS sepakat menciptakan kemitraan keamanan trilateral yang ditingkatkan–AUKUS–yang akan meningkatkan kapasitas kami untuk mengembangkan dan berbagi berbagai kemampuan keamanan dan pertahanan yang baru.
Hal ini akan memperkuat kemampuan kami untuk bekerja dengan mitra regional utama guna menjaga stabilitas dan keamanan, dan sistem internasional berbasis aturan di mana kemakmuran kita bersama dibangun. Perjanjian baru ini akan meningkatkan kemampuan kami berkontribusi di kawasan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera, yang berpusat pada ASEAN.
Kolaborasi kami melalui AUKUS akan memperkuat kemampuan kami untuk mencapai itu, kami juga berharap kerja sama kami dengan Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya akan terus berkembang seiring dengan upaya kita untuk mencapai tujuan bersama di kawasan.
Perjanjian baru ini akan meningkatkan kemampuan kami berkontribusi di kawasan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera, yang berpusat pada ASEAN.
Non-proliferasi nuklir
Sebagai negara tiga samudra yang bergantung pada perdagangan internasional lintas laut, Australia membutuhkan kemampuan angkatan laut yang mutakhir. Untuk inisiatif pertama kemitraan ini, kami memulai upaya trilateral ke jalur optimal untuk mendukung Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir, memanfaatkan keahlian AS dan Inggris, yang masing-masing telah mengoperasikan kapal selam seperti ini dengan aman selama lebih dari 60 tahun.
Kapal selam bertenaga nuklir akan memberikan Australia kemampuan yang dibutuhkan untuk pertahanannya sendiri serta berkontribusi pada keseimbangan strategis yang tahan lama di kawasan kita.
Walaupun kapal selam ini akan bertenaga nuklir, mereka tak akan membawa senjata nuklir. Posisi Australia sudah jelas, kami tidak sedang dan tak akan mencari senjata semacam itu. Australia, Inggris, dan AS tetap teguh dalam dukungan terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir. Semua yang kami lakukan dalam AUKUS akan sepenuhnya sesuai dan mendukung perjanjian tersebut. Komitmen kami terhadap non-proliferasi nuklir tak berubah dan kami tetap berkomitmen menegakkan kepemimpinan global kami dalam hal ini.
Kemitraan ini juga akan memungkinkan Australia, Inggris, dan AS memperdalam kerja sama dalam berbagai kapabilitas keamanan dan pertahanan yang baru, dengan fokus awal pada dunia maya, kecerdasan buatan, teknologi kuantum, dan kemampuan bawah laut tambahan. Kolaborasi lintas bidang ini akan memperkuat kemampuan ketiga negara untuk berkontribusi pada keamanan regional.
Kompas
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton (kiri) dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, Menlu AS Antony Blinken, dan Menhan AS Lloyd Austin di Washington, Kamis (16/9/2021), menjelaskan soal penambahan kehadiran anggota marinir AS dan peralatan militernya di Darwin pasca-penandatanganan pakta militer AUKUS.
Dalam bekerja sama untuk memperkuat kemampuan kami, Australia, Inggris, dan AS berkomitmen mendukung kawasan, dengan ASEAN sebagai pusatnya, sejalan dengan ASEAN Outlook mengenai Indo-Pasifik. Semua anggota AUKUS adalah mitra dialog ASEAN, dan semua berkomitmen melengkapi dan memperkuat arsitektur regional yang telah ada, yang dipimpin oleh ASEAN. AUKUS juga akan melengkapi jaringan kemitraan regional kami dalam mempromosikan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran di kawasan.
Kita ingin tinggal di kawasan dan dunia di mana semua negara diberdayakan untuk terlibat dan makmur dalam lingkungan yang stabil dan berbasis aturan, termasuk aturan yang diabadikan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Kolaborasi kami di bawah AUKUS dipandu oleh komitmen kami terhadap cita-cita ini, dan untuk memastikan negara-negara di kawasan ini memiliki ruang strategis untuk membuat keputusan demi kepentingan kedaulatan mereka sehingga kita semua bisa tumbuh dan berkembang di wilayah yang terbuka, inklusif, dan sejahtera.
Penny Williams PSM,Duta Besar Australia untuk Republik Indonesia