logo Kompas.id
OpiniMerdeka dari Intoleransi...
Iklan

Merdeka dari Intoleransi dengan Tunggal Ika

Kesadaran tunggal ika atau kesatuan menjadi kunci untuk merawat toleransi. Makna tunggal ika ini selaras seutuhnya dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan, dimensi ketunggal-ikaan ini ada di kitab suci agama-agama.

Oleh
HALIM M KHOIRI
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t6dEnU86fV7AZEJCm4PKndCHO2s=/1024x960/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20210914-Ilustrasi-Merdeka-dari-Intoleransi-dengan-Tunggal-Ika_1631628669.jpg
DIDIE SW

Didie SW

Adalah Mohammad Yamin, pahlawan yang mengusulkan frasa Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan NKRI yang kemudian diresmikan pada 17 Oktober 1951. Mengingat Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim, sangat unik bahwa negara ini menggunakan semboyan kenegaraan yang justru disarikan dari kitab Sutasoma, warisan tradisi Hindu-Buddha Nusantara.

Di satu sisi, kebanggaan kita akan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini terwujud di beberapa kota di Indonesia yang memiliki indeks toleransi tinggi, seperti Salatiga, Singkawang, Manado, dan beberapa kota lain, sebagaimana dipaparkan dalam hasil penelitian Setara Institute tahun lalu. Kota-kota tersebut memiliki kebijakan pembangunan yang kondusif untuk praktik dan promosi toleransi. Namun, di sisi lain, idealisme semboyan ini masih belum sepenuhnya terwujud seiring masih banyak ditemukannya praktik intoleransi di negara kita.

Editor:
yovitaarika
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000