Ada kecenderungan investor pemula takut merealisasikan keuntungan yang diperoleh di lantai bursa. Padahal, keuntungan mengambang yang belum direalisasikan, belum pindah ke tangan investor. Bagaimana caranya?
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
Walaupun secara umum pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan menunjukkan sedang tidak adanya tren naik atau turun alias sideways, harga saham pada beberapa sektor, seperti sektor teknologi dan kesehatan tetap menunjukkan tren naik.
Sepanjang pekan lalu, misalnya, saham PT Panca Global Kapital Tbk naik 180 persen dari Rp 185 menjadi Rp 525 per lembar saham.
Selain itu, ada saham PT Trimuda Nuansa Citra Tbk yang melambung 102 persen dari Rp 390 menjadi Rp 790 per lembar saham. Pemilik provider kurir GED yang 31,62 persen sahamnya dimiliki oleh Akulaku ini, harganya ikut melonjak karena kecenderungan masyarakat berbelanja daring selama pandemi.
Keuntungan itu akan benar-benar nyata jika direalisasikan.
Harga saham yang pekan lalu juga meroket adalah PT Bank Neo Commerce Tbk yang melesat 90 persen dari Rp 840 menjadi Rp 1.600 per lembar saham. Saham bank lain yang juga naik adalah PT Bank MNC International Tbk, naik 70 persen dari Rp 358 menjadi Rp 610 per saham.
Walaupun sebagian besar saham-saham itu merupakan saham lapis kedua, para investor yang memiliki saham di sektor tersebut, sudah mengantongi keuntungan puluhan persen, apalagi jika dikumpulkan sejak awal tahun.
Sayangnya, ada kecenderungan para investor pemula takut untuk merealisasikan keuntungan. Padahal, keuntungan mengambang yang belum direalisasikan masih belum pindah ke tangan para investor. Keuntungan itu akan benar-benar nyata jika direalisasikan.
Artinya, terjadi penjualan saham sebagian atau seluruhnya agar laba dapat dinikmati. Selisih positif nilai pembelian dan penjualan saham merupakan keuntungan yang diperoleh investor atau trader.
Merealisasikan keuntungan dari kenaikan harga saham merupakan salah satu cara mengurangi risiko. Jika keuntungan masih belum direalisasikan, ketika harga saham melorot, keuntungan yang sudah di tangan bisa jadi ikut melorot bahkan hilang.
Ada beberapa cara untuk merealisasikan keuntungan. Salah satunya dengan merealisasikan sebagian atau seluruh keuntungan sekaligus. Dalam pekan ini, misalnya, diperoleh keuntungan Rp 1 juta, lalu semua keuntungan tersebut diambil.
Lantas, untuk apa keuntungan tersebut? Semua tergantung rencana setiap investor atau trader. Memanfaatkan uang hasil investasi atau trading, misalnya, untuk membeli mobil pertamanya tahun depan.
Uang hasil keuntungan ini dapat dipindahkan ke akun untuk membeli mobil. Bisa berupa rekening tabungan atau disimpan di rekening reksa dana pasar uang yang hasilnya lebih tinggi daripada tabungan. Mengapa reksa dana pasar uang? Karena merupakan reksa dana yang berisiko paling rendah dan cocok untuk tujuan investasi satu tahun ke depan.
Investor atau trader lain mungkin berencana menggunakan keuntungannya untuk membiayai sekolah anak pada 10 tahun yang akan datang. Ia kemudian menginvestasikan kembali keuntungan Rp 1 juta itu untuk membeli saham lain atau untuk menambah saham yang sama.
Ada pula investor atau trader yang mungkin ingin menikmati keuntungannya dengan cara makan malam bersama keluarga. Semuanya sah-sah saja.