logo Kompas.id
OpiniWahai, Para Inovator Sastra,...
Iklan

Wahai, Para Inovator Sastra, di Manakah Kalian?

Pengarsipan hasil karya sastra kita jauh dari lengkap, jika tidak ingin dibilang buruk. Padahal, itulah yang utama menjadi rujukan apabila seorang penyair hari ini ingin membangun fondasi persajakan yang kuat.

Oleh
Hasan Aspahani
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gqctbQZndm5NfYzYbgN6IW-DkJA=/1024x1013/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F20210807-Ilustrasi-Sketsa_1628338871.jpg

Ucapan Endo Suanda, etnomusikolog, pakar arsip musik dan seni tradisi dalam diskusi tentang preservasi seni yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Selasa, 29 Juni 2021 lalu, memantik saya untuk menarik isunya ke dunia sastra.

Beliau pada pernyataan penutup diskusi mengatakan, buku adalah benda mati yang hanya akan hidup kalau dibaca, arsip tak ada artinya apabila tidak dikaji untuk menghasilkan pengetahuan baru. Beliau tampak mengatakan itu dengan geram dan cemas. Kesadaran kita untuk merawat arsip memang rendah, apatah lagi menghidupkannya dan mengembangkan pengetahuan dari situ. Hal itu terjadi di semua bidang, sastra, dan puisi tak terkecualikan.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000