Membenahi Data Kesehatan
Data kesehatan menjadi data yang vital karena analisisnya bisa memberi landasan kuat pada perencanaan dan penanganan. Jika kita mempunyai data yang besar dan dapat dipercaya, pengambilan keputusan juga akan lebih tajam.
Saya dokter umum yang sudah pensiun, usia saya sekarang 68 tahun. Sekarang saya menyadari bagaimana pentingnya data kesehatan.
Kita perlu mempunyai data kekerapan penyakit diabetes melitus yang benar untuk dapat mengendalikan penyakit kronik ini. Kita juga perlu data berapa persen penderita diabetes melitus yang berobat secara teratur, begitu pula data berapa persen penderita penyakit ini yang gulanya terkendali, setelah dua puluh tahun berapa yang mengalami gagal ginjal, kelainan penglihatan, atau penyakit jantung koroner.
Untuk mencegah kebutaan akibat penyakit ini diperlukan pemantauan keadaan retina mata penyandang diabetes. Apakah layanan kesehatan kita mampu melayaninya? Berapa banyak alat funduskopi kita dan berapa banyak pula dokter spesialis mata yang dapat melakukan pemeriksaan funduskopi?
Jika kita tidak punya data yang benar, perencanaan akan didasarkan pada perkiraan dan perencanaan ini berisiko untuk keliru. Akibatnya, masyarakat mengeluh, tapi layanan yang mereka perlukan tak dapat kita adakan.
Tidak mudah memasukkan data untuk penduduk sebesar itu. Namun, dengan bantuan komputerisasi, sekarang ini banyak kemudahan yang timbul.
Untunglah pada masa pandemi Covid-19 ini, kita mulai menyadari pentingnya data. Data Covid-19 setiap hari dapat kita ikuti pada tingkat dunia, mulai dari data setiap negara, data kasus baru, maupun kematian. Bahkan timbulnya varian virus yang berbahaya juga dapat diinformasikan.
Kita juga sudah punya angka nasional yang setiap hari diumumkan. Kita punya data tambahan kasus baru, data kasus aktif, kasus sembuh, dan kasus yang meninggal dunia. Bahkan juga ketersediaan tempat tidur baik di instalasi gawat darurat, di ruang perawatan infeksi, maupun ruang perawatan intensif dapat diakses.
Kita mengalami pada bulan Juli ketika kasus baru Covid-19 meningkat tajam, kapasitas rumah sakit yang ada tak mencukupi lagi, harus ditingkatkan, bahkan tempat tidur baru baik di rumah sakit lain maupun rumah sakit darurat perlu diadakan. Belum lagi ketersediaan tenaga kesehatan, peralatan kedokteran, serta obat. Semua memerlukan data. Data yang ada harus merupakan data nyata yang berubah dari waktu ke waktu.
Namun, tampaknya baik data kesehatan maupun data lainnya di negeri kita harus dibenahi secara sungguh-sungguh. Bukankah ketika menghadapi pemilu berkali-kali kita ribut tentang data calon pemilih. Ketika pemerintah akan membagikan bantuan sosial, kita juga belum punya data yang benar sehingga bantuan dapat salah sasaran, bahkan terjadi penyimpangan.
Apakah dalam era komputerisasi dewasa ini dan dengan berkembangnya data science, pembenahan data di negeri kita dapat dilakukan dengan serius? Bagaimana menurut pendapat Dokter mengenai pembenahan data kesehatan kita? Apakah sudah waktunya dibenahi dan bagaimana caranya? Terima kasih.
Z di J
Waduh saya seorang dokter klinis yang tugasnya lebih banyak mendampingi pasien memelihara kesehatan mereka. Para pakar kesehatan masyarakat, pakar surveilans penyakit, mungkin lebih berwenang bicara tentang pembenahan data kesehatan kita. Namun, saya juga merasakan bahwa data di negeri kita sudah mulai membaik, tapi masih banyak kelemahannya.
Kita baru saja mengikuti bagaimana kasus baru Covid-19 turun naik selama bulan Juli ini. Namun, ternyata kita tak bisa hanya menganalisis kasus baru tanpa kita tahu berapa testing yang dilakukan. Boleh saja angka kasus baru menurun, tapi jika jumlah testing menurun itu tak menggambarkan penurunan yang sesungguhnya karena angka positive rate-nya masih tinggi atau mungkin bertambah.
Dalam pelaporan kasus maupun testing juga mungkin ada masalah keterlambatan pelaporan. Testing yang sudah dilakukan dua hari yang lalu baru dapat dilaporkan hari ini sehingga hari ini angka testing menjadi tinggi. Meski angka kasus baru meningkat, tak berarti keadaan makin tak terkendali karena positive rate-nya menurun.
Sudah tentu dalam pembenahan data ini diperlukan kebijakan dan lembaga yang bertanggung jawab. Namun, kebenaran data dipengaruhi oleh banyak hal. Kedisiplinan melaporkan data tepat pada waktunya, peralatan pelaporan yang dalam keadaan baik, serta banyak lagi faktor yang harus diawasi dengan baik.
Sebagai tenaga kesehatan kita memahami pentingnya data, tetapi kita kurang patuh melaporkan data yang menjadi kewajiban kita. Kita ambil contoh pemantauan kasus HIV. Setiap unit pelaksana layanan HIV harus melaporkan cukup banyak data untuk dapat menjadi pertimbangan dalam menilai program. Namun, cukup banyak data yang tidak masuk.
Layanan pemerintah mungkin diawasi cukup ketat, tetapi layanan swasta mungkin belum terpantau baik. Akibatnya jumlah pelaporan tak memadai, terlambat, dan menyebabkan analisis data kurang dapat dipercaya kebenarannya.
Baca juga : Memanfaatkan Mahadata Kesehatan
Anda benar jika kita peduli pada data yang benar dan seluruh pihak terkait bersunguh-sungguh melaporkan data, data kita menjadi dapat dipercaya dan amat banyak manfaat yang dapat dipetik oleh masyarakat. Kebijakan menjadi lebih terarah, salah sasaran untuk bantuan sosial menjadi berkurang, ketegangan yang mungkin timbul akibat tak jelasnya data dapat dihindari.
Banyak orang yang mengatakan bahwa ketidakberesan data di negeri kita karena penduduk kita yang amat besar jumlahnya, 270 juta. Mungkin ada benarnya. Tidak mudah memasukkan data untuk penduduk sebesar itu. Namun, dengan bantuan komputerisasi, sekarang ini banyak kemudahan yang timbul.
Negara lain yang jumlah penduduknya lebih besar dari Indonesia seperti China, India, dan Amerika Serikat mempunyai data nasional yang jauh lebih baik dari kita. Mereka punya data pengangguran, usia lanjut, serta data lain yang lebih baik dari kita.
Harus diakui sebenarnya kesadaran tentang data baik di kalangan pemerintah maupun masyarakat sudah meningkat. Setiap pengumuman dari Badan Pusat Statistik (BPS) biasanya menjadi pusat perhatian masyarakat. Angka-angka yang disajikan BPS baik angka di bidang perekonomian dan data lain menjadi perhatian dan mungkin juga dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh banyak pihak.
Begitu juga data cuaca sekarang makin banyak mendapat perhatian. Dulu BPS dan Badan Meteorologi (kini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG) jarang terdengar. Sekarang kita hampir setiap hari memantau ramalan BMKG. Data yang disampaikannya dibutuhkan masyarakat.
Seperti Anda kemukakan, masalahnya ialah bagaimana kita dapat meningkatkan data yang ada agar lebih baik mutunya dan dapat dipercaya. Khusus untuk data kesehatan, kita berharap perbaikan data kesehatan memang harus segera diupayakan.
Kementerian Kesehatan tentu sudah punya kebijakan dan program untuk itu. Namun, upaya Kementerian Kesehatan tak akan berhasil tanpa dukungan kita semua, terutama tenaga kesehatan yang patuh melaporkan data yang diperlukan dan ditugaskan pada kita.
Jika kita mempunyai data yang besar dan dapat dipercaya, pengambilan keputusan juga akan lebih tajam. Kita sudah harus memulai budaya pengambilan keputusan berdasar data yang baik. Perencanaan program, pemantauan penyakit, dan tingkat kesejahteraan masyarakat akan dapat dipantau dengan baik.
Baca juga : Pemanfaatan Mahadata untuk Layanan Kesehatan
Data juga akan menuntun kita untuk mengubah kebijakan. Misalnya, penurunan data tengkes (stunting) yang lambat di beberapa provinsi akan memungkinkan kita lebih menaruh perhatian di provinsi tersebut agar generasi mendatang menjadi sehat dan produktif. Wah, kali ini kita bicara bukan tentang penyakit, tetapi perbaikan data kesehatan. Seperti Anda kemukakan, hal tersebut merupakan hal penting yang patut menjadi kepedulian kita semua.