Program kerja dan rencana aksi Kadin untuk menumbuhkan perekonomian nasional memang dibutuhkan. Namun, saat ini memberi contoh dan menghindari risiko tertular atau menulari covid lebih dibutuhkan warga.
Oleh
Redaksi Kompas
·3 menit baca
Setelah ditunda dan dipindahkan dari Bali ke Kendari, Kamar Dagang dan Industri akhirnya tetap menggelar musyawarah nasional, mulai Rabu (30/6/2021) ini. Munas Kadin akan berlangsung hingga Jumat (2/7).
Salah satu hasil Munas Kadin, yang ditunggu masyarakat pun sudah diumumkan. Seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/6/2021), Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani mengumumkan kesepakatan dengan dua calon ketua umum. Wakil Ketua Umum Kadin, yang juga Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk Arsjad Rasjid disetujui menjadi ketua umum Kadin periode 2021-2026, menggantikan Rosan yang diusulkan menjadi Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat. Kandidat lainnya, wakil ketua yang juga menjabat Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Anindya Bakrie, Anindya Bakrie yang sudah 15 tahun berkecimpung di Kadin, akan menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan. (Kompas, 29/6/2021)
Meskipun ada yang kecewa dengan keputusan penetapan ketua umum Kadin yang baru, karena tanpa melibatkan langsung pemilik suara, tetapi kesepakatan antara Ketua Umum Kadin yang masih menjabat dan kedua calon ketua umum itu juga mengundang kelegaan banyak orang. Tak sedikit pihak yang menduga Munas Kadin VIII akan diwarnai ketegangan, karena dirasakan ada pihak yang didukung dan tak didukung oleh pemerintah.
Aroma politik praktis pun sangat keras tercium jelang Munas Kadin kala itu. Kondisi ini bisa dipahami, karena Anindya mempunyai latar belakang keluarga politisi, selain pengusaha. Ayah Anindya, adalah mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang pernah tidak mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden. Sebaliknya, Arsjad secara terang-terangan didukung oleh sejumlah anggota kabinet Presiden Jokowi.
TANGKAPAN LAYAR
Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani (tengah) didampingi Anindya N Bakrie yang terpilih sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin dan Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kadin, usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Presiden, Senin (28/6/2021).
Tak sedikit pihak yang menduga Munas Kadin VIII akan diwarnai ketegangan, karena dirasakan ada pihak yang didukung dan tak didukung oleh pemerintah.
Anindya mengatakan, kesepakatannya untuk berbagi peran dengan Arsjad, karena ingin memberikan contoh pada masyarakat. "Kami ingin mengutamakan kebersamaan," jelasnya. Oleh karena itu, mereka mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Arsyad menambahkan, dunia usaha yang solid saat ini sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan perekonomian nasional yang sangat berat, khususnya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pandemi Covid-19 tak hanya merapuhkan daya tahan tubuh dan kesehatan warga, tetapi juga memporak-porandakan perekonomian sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia.
Kesepakatan antarpimpinan Kadin yang difasilitasi pemerintah bukanlah hal yang mengejutkan. Kadin adalah mitra strategis pemerintah. Perjalanan sejarah Kadin juga tak jarang diwarnai keterlibatan langsung pemerintah, baik secara institusional maupun personal. Lalu, buat apa lagi Munas di Kendari yang akan dibuka oleh Presiden Jokowi?
Munas Kadin tetap digelar secara langsung untuk membahas program kerja prioritas, terutama untuk menjawab tantangan perekonomian nasional. Namun sepadankah dengan risiko penularan Covid-19, saat mayoritas wilayah di Jawa, yang menjadi tempat asal sebagian besar pimpinan dan anggota Kadin, adalah daerah zona merah atau oranye. Bahkan, pemerintah berencana menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat lagi, PPKM mikro darurat.
Apalagi, seperti diberitakan harian ini pula, belum ditemukan varian baru virus Korona di Kendari, Sulawesi Tenggara. Namun, peta zonasi di tempat penyelenggaraan Munas Kadin itu sebagian besar merah. Terus terjadi lonjakan kasus positif covid-19, dan korban yang meninggal di Kendari. (Kompas, 29/6/2021)
Rakyat butuh teladan dari pemimpin dalam menanggulangi covid. Meski hanya sekitar 200 orang yang akan mengikuti Munas itu, bukankah terjadi mobilisasi orang dan kerumunan, yang dalam protokol kesehatan harus dihindari.
SATUAN TUGAS PENANGANAN COVID-19 KENDARI
Peta zonasi Covid-19 di Kendari, Sulawesi Tenggara yang merah (atas), berubah pada Minggu (27/6/2021) seperti terlihat pada data di bagian bawah. Berubahnya data ini dianggap membahayakan penanganan Covid-19 di wilayah ini.
Rakyat butuh teladan dari pemimpin dalam menanggulangi covid. Meski hanya sekitar 200 orang yang akan mengikuti Munas itu, bukankah terjadi mobilisasi orang dan kerumunan, yang dalam protokol kesehatan harus dihindari.
Program kerja dan rencana aksi Kadin untuk menumbuhkan perekonomian nasional memang dibutuhkan. Namun, saat ini memberi contoh dan menghindari risiko tertular atau menulari covid lebih dibutuhkan warga. Apalagi, teknologi informasi yang dikuasai anggota Kadin, karena sebagian dari mereka berusaha di bidang teknologi informasi dan komunikasi, bisa menjawab tantangan kebutuhan itu. Tak perlu membahayakan diri dan orang lain.