Peta media massa dan platform digital global dunia berubah. Media Australia serta Google dan Facebook bersepakat berbagi konten, yang tentu saja memenuhi kaidah jurnalistik yang baik.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Pada awal 2021, Reuters Institute mengadakan serangkaian diskusi dan wawancara warga di empat benua untuk mempelajari kepercayaannya kepada media massa.
Kepercayaan masyarakat kepada media massa terus berkembang, tergantung situasi, latar belakang warga, atau kepentingan di belakang warga dan media itu. Kepercayaan ada karena media massa memiliki sejarah panjang dalam membangun reputasi, melakukan verifikasi fakta dan data, memiliki profesionalisme, meskipun ada juga yang laporannya bias.
Seperti temuan banyak lembaga, kepercayaan publik terhadap media massa arus utama—media cetak, televisi, radio, dan portal berita—cenderung tinggi karena kontennya sejalan dengan kaidah jurnalistik, mengutamakan kebenaran, pertanggungjawaban kepada publik, dan ada hukum yang melindungi warga. Berbeda dengan konten media sosial yang bebas. Publik yang kian dewasa berdemokrasi membutuhkan berita yang bisa dipertanggungjawabkan dan berkualitas.
Perusahaan global digital dan media sosial, seperti Google dan Facebook, pun menyadari perubahan peta masyarakat itu, yang pasti akan memengaruhinya. Sisi lain, pengelola media arus utama dan negara juga menyadari tidak boleh penguasa global digital mendiktekan kemauannya serta tak memberikan kontribusi dan perlindungan kepada masyarakat setempat. Sejumlah perusahaan multinasional global juga menyadari pentingnya menjaga mereknya, yang bisa digerogoti oleh antara lain salah pemasangan pesan melalui platform digital.
Peta media massa dan platform digital global dunia berubah. Harian ini, Rabu (2/6/2021), melaporkan, media Australia serta Google dan Facebook bersepakat berbagi konten, yang tentu saja memenuhi kaidah jurnalistik yang baik.
Kesepakatan bekerja sama konten Nine Entertainment, salah satu perusahaan media di Australia, dengan Google dan Facebook, dilaporkan mencapai 55 juta dollar Australia (sekitar Rp 609 miliar) secara tahunan. Nine Entertainment memiliki jaringan Nine TV, stasiun radio, surat kabar, dan majalah, antara lain Sydney Morning Herald, The Age, dan The Australian Financial Review. Kelompok media itu menyediakan konten berita untuk Facebook, Google News Showcase, dan produk lainnya. (Kompas.id, 1 Juni 2021)
Kesepakatan di Australia itu melengkapi kesepakatan serupa di sejumlah negara. Pertengahan Februari lalu, Google sepakat membayar 121 perusahaan media dan pembuat konten berita di Perancis, yang tergabung dalam Alliance de la Presse d’Information Générale sebesar 76 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,064 triliun selama tiga tahun ke depan. Angka ini di bawah tuntutan sejumlah media, tetapi menjadi titik awal perubahan lanskap media dan platform digital dunia.
Don’t be evil adalah moto tak resmi Google, yang diusulkan Paul Buchheit, karyawan, pada rapat tentang nilai perusahaan tahun 2000. Google dan platform digital global lainnya jangan lagi jahat kepada publik, dengan membiarkan konten tak bermutu, hoaks, dan berita palsu bertebaran di salurannya.