Daerah perlu segera mengantisipasi terjadinya lonjakan Covid-19 akibat mobilitas yang tinggi serta mengabaikan protokol kesehatan. Belum lagi dampak dari munculnya varian-varian baru.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
Arus mudik dirasa telah cukup terbendung. Kini, aparat juga ketat mencegat arus balik. Namun, yang luput diantisipasi justru mobilitas warga di daerah masing-masing.
Laporan mobilitas masyarakat selama pandemi Covid-19 di Indonesia yang disajikan Google menunjukkan adanya tren peningkatan signifikan selama musim liburan ini, terutama di tempat-tempat penjualan makanan, taman, dan rekreasi. Sementara mobilitas di pusat transportasi umum dan tempat kerja masih di bawah dasar pengukuran.
Data termutakhir, 12 Mei 2021 atau H-1 Idul Fitri, menunjukkan ada peningkatan mobilitas di supermarket, toko grosir makanan, pasar tradisional, toko makanan khusus, toko obat, dan apotek, yaitu +55 persen di atas basis pengukuran. Padahal, pada minggu kedua April 2021, angkanya masih di kisaran 0 hingga +5 persen. Dasar pengukurannya adalah hari normal yang diambil dari nilai median selama 5 minggu antara 3 Januari dan 6 Februari 2020.
Mobilitas juga meningkat di taman nasional, pantai umum, dermaga, taman hewan peliharaan, lapangan terbuka, dan taman umum, yaitu +15 persen. Mobilitas di area permukiman +12 persen. Mobilitas di restoran, kafe, pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop di posisi +6 persen. Sebaliknya, mobilitas di tempat kerja -62 persen, sedangkan di pusat transportasi umum -31 persen.
Fenomena daerah bahkan lebih mengkhawatirkan. Mobilitas di sejumlah provinsi bahkan jauh melampaui nasional. Mobilitas di toko bahan makanan dan apotek di Maluku Utara, misalnya, +155; Sumatera Barat +111, Sulawesi Barat +107, Gorontalo +105, Kalimantan Utara +95, Bengkulu +93, Sulawesi Tengah +84, Sulawesi Tenggara +84, Aceh +83, Jawa Tengah +80, Papua Barat +80, Jambi +76, Jabar +68, Lampung +67, Sulsel +65, Jatim +61, Kalimantan Tengah +59, dan Nusa Tenggara Barat +58.
Penelusuran redaksi di lapangan menemukan, kunjungan warga ke destinasi wisata memang melonjak, bahkan membeludak pada hari kedua Lebaran. Di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, misalnya, puluhan ribu wisatawan berdatangan ke sejumlah pantai (Kompas.id). Video viral di media sosial juga menunjukkan kerumunan wisatawan tanpa mengindahkan protokol kesehatan di Pantai Batukaras di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Pantai tersebut akhirnya ditutup mulai Minggu (16/5/2021).
Data persebaran Covid-19 yang diterbitkan Satuan Tugas Penanganan Covid juga menunjukkan bahwa di sejumlah daerah, antara lain Sumbar, Aceh, Gorontalo, dan Jawa Tengah, terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi positif per hari ataupun kasus meninggal per hari sejak 21 April. Data ini selaras dengan tren mobilitas yang terekam Google.
Daerah perlu segera mengantisipasi terjadinya lonjakan Covid-19 akibat mobilitas yang tinggi serta mengabaikan protokol kesehatan. Belum lagi dampak dari munculnya varian-varian baru. Selain rumah sakit, yang perlu disiapkan adalah pelayanan kesehatan primer, seperti puskesmas dan klinik, di daerah-daerah. Jangan sampai terlambat.