Investor dan ”Trader” Saham, Belajarlah Bersama Komunitas
Belajar bersama komunitas merupakan satu cara agar tetap ”tune in” dengan dinamika pasar modal. Anggota komunitas yang rajin belajar akan menjadi investor atau ”trader” mandiri karena dapat melakukan analisis sendiri.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
Berinvestasi merupakan proses terus-menerus tak berkesudahan. Dinamika di pasar modal membuat para investornya harus terus belajar dan belajar. Selalu saja ada hal baru yang perlu diketahui investor saham. Tidak hanya soal saham yang baru melantai di bursa, tetapi juga aturan dan berbagai situasi baru.
Sebagian besar orang memerlukan teman ketika harus mempelajari sesuatu. Adanya teman akan membuat belajar tambah semangat, selain dapat saling berbagi dan bercerita tentang hal yang sedang dipelajari.
Belajar bersama komunitas merupakan salah satu cara untuk tetap tune in dengan dinamika yang terjadi di pasar modal. Ada banyak sekali komunitas saham dan investasi di pasar modal. Pendirinya pun berasal dari berbagai kalangan, mulai dari investor kawakan hingga analis terkenal.
Bentuk komunikasinya pun beragam. Ada komunitas yang aktif mengunggah berbagai konten di media sosial, seperti Instagram dan Facebook, terutama unggahan berisi keuntungan dari investasi saham.
Ada pula yang membuka channel di Telegram. Komunitas lain membuka kelas, mulai dari yang gratis hingga yang berbayar jutaan rupiah ditambah iming-iming pendampingan hingga mahir.
Para anggotanya pun berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari para investor atau trader profesional yang memang mengandalkan penghasilan dari bertransaksi di bursa saham hingga para karyawan yang sedang belajar berinvestasi dan tampaknya merupakan anggota terbanyak komunitas.
Kalau mau jujur, sebagian besar anggota komunitas berharap mendapatkan stock pick atau panduan membeli saham dari komunitas tersebut. Lengkap dengan panduan membeli, menjual, dan cut loss (jual rugi) di harga berapa. Ibaratnya, investor atau trader disajikan sepiring makanan lezat yang siap makan.
Apakah salah jika investor atau trader pemula berharap pada stock pick tersebut? Stock pick memang menjadi cara cepat untuk melakukan keputusan jual beli saham tanpa harus susah payah menganalisis dan membuat trading plan sebagai pekerjaan rumah yang harus dikerjakan investor atau trader.
Sayangnya, dengan hanya mengandalkan stock pick, keahlian investor atau trader pemula tidak akan berkembang karena tidak mengikuti proses dalam membuat keputusan transaksi.
Daftar saham pilihan (stock pick) biasanya hanya diberikan dalam batas waktu tertentu. Jika masa berlangganan sudah habis dan keanggotaan tidak diperpanjang, tidak disediakan lagi sajian lengkap. Lalu bagaimana untuk memutuskan membeli atau menjual saham?
Sebaliknya, investor atau trader pemula yang mengikuti proses akan belajar dari dasar bersama komunitasnya sehingga akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang berkembang. Tidak sedikit komunitas yang mengajak anggotanya untuk belajar bersama, tidak sekadar memberikan stock pick saham. Komunitas dengan ”gaya bergaul” seperti ini lebih memberikan manfaat bagi anggotanya.
Para anggota akan semakin memahami bagaimana cara bertransaksi dengan benar di pasar saham. Kemampuan mereka akan semakin terasah karena sudah mempelajari seluk-beluk pasar modal dari hal yang sangat mendasar. Anggota komunitas yang rajin belajar akan menjadi investor atau trader mandiri karena dapat melakukan analisis sendiri tanpa tergantung orang lain.
Investor-investor ritel yang mandiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain akan membuat pasar saham menjadi semakin sehat.
Pilihan selalu ada di tangan pelaku investor dan trader, ingin bergabung dengan komunitas seperti apa. Jika memang ingin bisa mandiri, ada baiknya memilih komunitas yang banyak memberikan edukasi.