logo Kompas.id
OpiniTeror dan Ketahanan Nasional
Iklan

Teror dan Ketahanan Nasional

Pelaku bom bunuh diri, belajar dari kasus sebelumnya yang terjadi sejak bom Bali I tahun 2002, biasanya tidak sendiri. Sering kali mereka digerakkan jaringan serta bekerja dalam senyap dan rapi.

Oleh
Redaksi
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6jM_RCo12pUzg8dkAsSMOkeaFiw=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2FWhatsApp-Image-2021-03-28-at-3.23.00-PM_1616920801.jpeg
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN

Presiden Joko Widodo mengecam aksi bom bunuh diri di depan Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Hal ini disampaikan dalam keterangan pers secara daring, Minggu sore, di Istana Kepresidenan Bogor.

Serangan bom bunuh diri di Makassar sungguh mengejutkan sekaligus menyadarkan kita bahwa akar terorisme belum tercerabut dari negeri ini. Tidak boleh lengah.

Tragedi yang terjadi di pintu gerbang Katedral Hati Kudus Yesus, Makassar, Minggu (28/3/2021) pagi, dan menyebabkan 20 warga terluka itu benar-benar tak terbayangkan akal sehat. Di tengah seluruh bangsa bahu-membahu mencurahkan energi melawan serangan virus SARS-CoV-2 yang telah merenggut 40.000 lebih nyawa dan menyebabkan 1,4 juta orang terinfeksi, masih ada pihak yang justru membuat aksi teror.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000