Jangan Terlena Setelah Vaksinasi Covid-19
Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dua kali diingatkan agar jangan terlena dan mengabaikan protokol kesehatan. Euforia boleh, tetapi jangan sampai melampaui batas.
Hari Rabu (24/3/2021), tepat seminggu saya mendapatkan suntikan kedua vaksin Covid-19. Kondisi saya tetap sehat. Efek samping vaksinasi seperti yang dikhawatirkan sejumlah orang ternyata sama sekali tidak muncul. Saya justru lebih percaya diri menghadapi tantangan masa depan sebab tubuh ini seperti sudah terlindungi.
Vaksin kedua Covid-19 dilakukan hari Rabu tanggal 17 Maret 2021 di Hall Basket Senayan. Ini kelanjutan dari vaksin pertama pada 27 Februari 2021 di lokasi yang sama. Saya mendapatkan kesempatan ini melalui jalur sebagai pekerja media.
Wartawan setiap hari berada di lapangan untuk mencari, mengumpulkan, menggali, dan mendalami informasi, lalu menyebarkannya melalui media masing-masing. Proses ini menuntut wartawan harus bertemu dengan banyak orang agar informasi yang disajikan aktual, akurat, dan lengkap. Itu sebabnya, aktivitas tersebut dinilai sangat rentan terpapar Covid-19 sehingga perlu diberi prioritas vaksin.
Atas inisiatif Dewan Pers, didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Kesehatan, digelar vaksinasi Covid-19 untuk pekerja media. Di Jakarta, kegiatan ini dipusatkan di Hall Basket Senayan.
Baca juga: Infeksi Masih Terjadi Setelah Vaksinasi Covid-19
Dosis kedua
Hari Rabu (17/3/2021) sekitar pukul 07.30, Hall Basket Senayan sudah dipadati pekerja media di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Mereka sengaja datang lebih cepat 30 menit agar terhindar dari kerumunan dan antrean panjang proses vaksin dosis kedua Covid-19. Ada bahagia luar biasa terpancar dari wajah mereka sebab dua minggu setelah dosis pamungkas ini disuntikkan imunitas tubuh akan lebih optimal.
Sekitar pukul 11.10, saya pun masuk arena vaksinasi. Saya sengaja memilih waktu agak siang agar terhindar dari antrean panjang. Pilihan waktu saya ternyata benar. Siang itu agak longgar.
Begitu tiba di pintu masuk, petugas langsung meminta surat bukti vaksin dosis pertama. Setelah itu, dilakukan scan barcode di pintu masuk tenda. Peserta kemudian diminta formulir berisi nama dan nomor induk kependudukan (NIK). Petugas lantas memberikan selembar kertas berisi pertanyaan terkait penyakit yang mungkin dialami beberapa waktu terakhir, misalnya diabetes, darah tinggi, kanker, dan Covid-19.
Baca juga: Vaksinasi Bisa Dilakukan Siang-Malam Saat Bulan Puasa
Selepas itu, peserta menuju loket pendaftaran dan mendapat nomor antrean. Berlanjut ke meja lain untuk pengecekan sertifikat vaksin pertama lalu memasuki area vaksin di dalam Hall Basket.
Di area ini terlihat banyak meja. Di meja pertama, peserta diperiksa tekanan darahnya. Hanya yang bertekanan darah normal yang dibolehkan menuju ke meja selanjutnya untuk disuntikkan vaksin.
Ada seorang teman wartawan nyaris gagal vaksin karena tekanan darahnya 90/150. Setelah diukur sekali lagi, tekanan darahnya ternyata normal sehingga diizinkan mengikuti vaksin. ”Mungkin stres atau kurang tidur sehingga mengganggu tekanan darah,” ujar seorang petugas.
Di meja vaksin, petugas menyambut dengan ramah. Setelah peserta diminta bersiap, vaksinator langsung menyuntikkan cairan vaksin dalam botol ke lengan kiri peserta. Ia memberi kesempatan saya yang hendak melakukan swafoto.
Hanya butuh 20 menit sejak masuk hingga mendapatkan vaksin. Setelah itu, peserta bergeser ke area observasi dan menunggu selama 30 menit untuk melihat reaksi yang mungkin timbul pascavaksin. Bagi yang merasakan gejala tidak enak, diwajibkan menyampaikannya kepada petugas. Proses vaksinasi kedua pun berakhir.
Jangan terlena
Apakah setelah mendapatkan vaksin kedua tubuh kita otomatis kebal dari serangan Covid-19? Apakah setelah vaksin kedua tidak perlu lagi mengenakan masker dan menaati protokol kesehatan lainnya?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, pascavaksin Covid-19, tubuh tidak bisa langsung membentuk antibodi terhadap virus korona baru ini. Dibutuhkan jeda waktu.
Baca juga: Perluasan Cakupan Vaksinasi Covid-19
Jarak penyuntikan pertama dan kedua 14-28 hari. Jarak waktu terlama untuk kelompok umur lanjut usia. ”Kami melihat respons imun yang baik muncul sekitar dua minggu sejak suntikan pertama. Setelah suntikan kedua akan terjadi peningkatan respons kekebalan tubuh,” kata Direktur Vaksin Imunisasi dan Biologi WHO Kate O’Brien, (Kontan.co.id, 2 Februari 2021).
Epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, juga menegaskan, antibodi terbentuk dalam tujuh hari setelah seseorang menerima vaksin. ”Namun, antibodi itu terbilang belum optimal untuk menangkal penyakit. (Antibodi) mencapai puncaknya dua minggu setelah suntikan kedua. Jadi, secara umum butuh waktu lebih kurang empat minggu sejak suntikan pertama untuk terbentuknya antibodi dengan suntikan kedua diberikan dua minggu setelah yang pertama,” katanya.
Itu sebabnya, masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dua kali diingatkan agar jangan terlena dan mengabaikan protokol kesehatan. Euforia boleh, tetapi jangan sampai melampaui batas.
Vaksinasi dan protokol kesehatan merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. ”Mengapa harus tetap menjalankan protokol kesehatan? Karena vaksin tidak bisa cegah penularan,” kata ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono (CNNIndonesia.com, 5/2/2021).
Kekebalan kelompok
Sebenarnya sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dapat terbentuk secara alamiah saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri penyebabnya. Namun, infeksi Covid-19 memiliki risiko penularan yang tinggi sehingga diperlukan cara lain untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, yakni vaksinasi.
Negara dengan penderita terbesar di dunia, seperti Amerika Serikat, berharap penduduknya dalam jumlah besar mendapatkan antibodi, seperti dikatakan Dominicus Husada, dokter anak dan juga Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Tropik Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. Mereka lebih mengandalkan vaksinasi yang jelas lebih efektif dan bermanfaat, serta mampu membangkitkan kekebalan kelompok.
Sudah hampir 90 juta dosis vaksin digunakan di Amerika Serikat, mayoritas adalah vaksin berbasis mRNA yang lebih ”kuat” dibandingkan vaksin berbasis vektor virus, protein, ataupun virus mati. Target Amerika Serikat adalah 2 juta vaksin per hari (Kompas, 18 Maret 2021).
Seseorang yang telah mendapat vaksin Covid-19 dapat melindungi orang-orang sekitarnya, terutama kelompok berisiko, seperti lanjut usia (lansia) atau bayi. Alasannya, orang yang sudah divaksin kecil kemungkinan untuk menularkan virus itu.
Untuk mewujudkan kekebalan kelompok dalam suatu negara dari wabah Covid-19, dibutuhkan sedikitnya 70 persen penduduk negara itu mendapat vaksin. Jika sebagian besar masyarakat sudah memiliki kekebalan tubuh yang baik untuk melawan wabah Covid-19, kegiatan ekonomi, sosial, dan lainnya dapat kembali berjalan seperti sediakala.
Di Indonesia, hingga Minggu (21/3/2021), warga yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 5.533.379 orang. Sementara yang sudah vaksin dosis kedua mencapai 2.301.978 orang. Total target vaksinasi 181.554.465 orang. Dengan dukungan dan partisipasi semua pihak, negeri kita mampu melewati tantangan berat ini.
Jannes Eudes Wawa, Wartawan Senior