Vaksinasi Bisa Dilakukan Siang-Malam saat Bulan Puasa
Vaksinasi Covid-19 akan digelar siang dan malam hari saat Bulan Puasa Ramadhan. Vaksinasi massal juga akan dilakukan di berbagai tempat, termasuk masjid.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 saat bulan Ramadhan direncanakan akan berjalan pada siang hingga malam hari. Selain untuk memberikan alternatif bagi masyarakat, pelaksanaan tersebut diharapkan dapat mempercepat perluasan cakupan vaksinasi di Tanah Air.
Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (23/3/2021), pemerintah tidak menyiapkan mekanisme khusus dalam pelaksanaan vaksinasi selama bulan puasa Ramadhan. Hal tersebut merujuk pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksinasi tidak akan membatalkan puasa.
“ Fatwa MUI sudah mengatakan vaksinasi di siang hari tidak membatalkan puasa. Namun, vaksinasi boleh jadi juga dilakukan pada malam hari sesuai dengan yang berjalan saat ini meskipun tidak setiap hari karena mempertimbangkan jam kerja vaksinator,” katanya.
Dalam siaran pers, Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyampaikan, Komisi Fatwa MUI telah memutuskan Fatwa Nomor 13 Tahun 2021 tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 pada Saat Berpuasa. Dalam Fatwa itu disebutkan vaksinasi Covid-19 tidak membatalkan puasa karena dilakukan dengan injeksi intramuskular atau disuntik.
“Hukum melakukan vaksinasi Covid-19 bagi umat Islam yang sedang berpuasa dengan cara injeksi intramuskular adalah boleh, sepanjang tidak menyebabkan bahaya (dharar),” ujarnya.
Fatwa MUI sudah mengatakan vaksinasi di siang hari tidak membatalkan puasa. Namun, vaksinasi boleh jadi juga dilakukan pada malam hari sesuai yang berjalan saat ini meskipun tidak setiap hari.
Niam menambakan, MUI juga merekomendasikan agar vaksinasi dilaksanakan pada malam hari. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi adanya masyarakat yang memiliki kondisi fisik yang lemah ketika berpuasa.
Secara terpisah, Juru Bicara Pemerintah unuk Penanganan Covid-19 yang juga Koordinator Tim Pakar Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menuturkan, pemerintah memastikan vaksin Covid-19 yang diberikan ke masyarakat sifatnya aman, berkhasiat, halal, dan minim efek samping.
Namun, apabila ada masyarakat yang mengalami efek samping tertutama dengan sakit yang tidak wajar diharapkan segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat agar bisa segera ditangani dan mendapatkan pengawasan dari komnas kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
Berdasarkan laporan harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 23 Maret 2021 sebanyak 5,7 juta penduduk Indonesia telah menjalani vaksinasi untuk dosis pertama, sedangkan untuk dosis kedua sudah diberikan pada 2,4 juta penduduk. Adapun target penerima vaksinasi Covid-19 di Indonesia sebanyak 181,5 juta penduduk.
Wiku menambakan, pemerintah kini mulai memberikan vaksin Covid-19 kepada calon jamaah haji, khususnya yang berusia lanjut. Setidaknya terdapat 57.000 lansia calon jamaah haji yang menanti pelaksanaan vaksinasi tersebut. Vaksinasi ini dilakukan sembari menanti keputusan resmi dari Pemerintah Arab Saudi terkait pelaksanaan ibadah haji tahun 2021.
“Pemerintah juga meminta kepada masyarakat untuk tidak mengunggah sertifikat bukti telah divaksinasi di media sosial. Pasalnya, sertifikat tersebut termuat data pribadi yang dicantumkan dalam bentuk QR code yang bisa dipindai sehingga berisiko karena data itu bisa tersebar,” ujarnya.
Penggunaan masjid
Sementara itu, para pengurus masjid mendukung rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memakai masjid sebagai lokasi vaksinasi Covid-19. Mereka berharap pemberian vaksin ini diprioritaskan pada warga sekitar demi mempercepat target kekebalan komunitas.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, melalui keterangan resminya, pekan lalu, menyarankan agar masjid dimanfaatkan untuk vaksinasi Covid-19 secara massal. Halaman dan bangunan masjid yang luas bisa menunjang kegiatan vaksinasi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga membuka peluang menjadikan tempat publik sebagai lokasi vaksinasi Covid-19. Salah satu yang dimungkinkan yakni masjid.
Wawan Dharmansyah, Sekretaris Masjid Raya Al Isra, menanggapi positif rencana ini. Meski belum ada pembicaraan resmi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Masjid Raya Al Isra yang terletak di Jalan Tanjung Duren Raya, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, memungkinkan jadi lokasi vaksinasi karena berada di seberang Pasar Tomang, dan di tengah permukiman warga.
” Kami punya aula besar di bagian bawah. Selain itu, halaman parkir bisa dimanfaatkan,” katanya. Aula di Masjid Raya Al Isro memiliki kapasitas maksimal 500 orang. Dengan pembatasan sosial, 200 orang dapat ditampung di sana. Sementara area parkir dapat menampung 100 orang. "Pemberian vaksin tak masalah, karena MUI menyatakan vaksin tidak membatalkan puasa,” katanya.
Adapun Eckie Susanto selaku Sekretaris 2 Masjid Al-Huda Kebon Jeruk, Jakarta Barat, juga tidak keberatan jika Masjid Al-Huda dijadikan lokasi vaksinasi asalkan kegiatan itu tidak mengganggu jalannya ibadah warga. ”Demi kemaslahatan orang banyak, masjid ini siap jadi lokasi vaksinasi,” katanya.
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur menyatakan vaksin AstraZeneca halal dan maslahah. Untuk itu, 100 kiai dan tokoh agama menerima vaksin AstraZeneca dalam vaksinasi di PWNU Jatim, Surabaya, kemarin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan agar masyarakat menunda dulu mobilitasnya, tidak bepergian lebih dulu, termasuk mudik saat Lebaran 1442 H nanti. Setidaknya hal itu dilakukan sampai proses vaksinasi selesai.
Budi mengatakan hal itu menjawab pertanyaan awak media--soal hasil rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian-- di sela-sela meninjau kegiatan vaksinasi terhadap kyai dan santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021) sore.
Menurut Budi setiap kali ada libur panjang maka terjadi kenaikan kasus 30-40 persen. "Seperti kemarin naiknya bisa sampai 50.000-an kasus. Kita kalau lihat di seluruh dunia 20 persen masuk rumah sakit, 80 persen sembuh sendiri. Kalau 50.000 maka 10.000 orang masuk rumah sakit, berapa yang meninggal?," katanya.
Secara keseluruhan ada 200 orang kyai dan santri di lingkungan Ponpes Lirboyo yang mendapat vaksin AstraZeneca hari ini, dari total santri Lirboyo sebanyak 35.000 orang. Sisanya, mereka yang berumur di atas 18 tahun akan mendapatkan vaksin menyusul.
Penulis buku Perang Melawan Influenza, Pandemi Flu Spanyol di Indonesia Masa Kolonial 1918-1919, Ravando Lie, mengatakan, dunia sudah berulang kali menghadapi wabah dan pandemi. Banyak pelajaran bisa dipetik manusia dalam penanganan wabah penyakit di masa lampau.
Salah satu kunci penanganan pandemi yang baik di masa lalu adalah informasi yang terbuka dan akurat, serta pengendalian berita-berita bohong. Hal itu mengemuka pada diskusi daring ”Bedah Buku Satu Tahun Pandemi”, Selasa (23/3/2021). (FRD/SKA/WER/BRO/ETA)