Pengalaman menunjukkan, selama hampir dua bulan vaksinasi berlangsung, kita mampu menyelenggarakan suatu program yang bersifat massal, serentak, dengan tetap menaati protokol kesehatan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Sungguh menggembirakan melihat antusiasme masyarakat mengikuti vaksinasi Covid-19. Ini momentum pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi rakyatnya.
Di pelbagai fasilitas kesehatan, warga berbondong-bondong datang. Menurut Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19, hingga Jumat (5/3/2021) sudah 2,4 juta penduduk Indonesia mendapat vaksinasi dosis pertama (Kompas, 7/3/2021).
Total ada tujuh juta vaksin yang sudah didistribusikan dan tiga juta lagi sedang dalam perjalanan. Dari jumlah itu, sekitar 70 persen difokuskan untuk Jawa dan Bali.
Memang, dibandingkan dengan India yang berhasil memvaksinasi satu juta penduduk per hari, Indonesia masih jauh tertinggal. Namun, di kawasan Asia Tenggara, cakupan vaksinasi di Indonesia hanya kalah dari Singapura yang negara dan jumlah penduduknya jauh lebih kecil.
Oleh karena itu, sambutan baik warga harus menjadi momentum positif. Tidak hanya untuk segera mencapai target kekebalan kelompok dan terbebas dari pandemi, tetapi yang terpenting adalah untuk kembali menyatukan harapan rakyat bahwa bersama kita bisa bangkit dari keterpurukan.
Pengalaman menunjukkan, selama hampir dua bulan vaksinasi berlangsung, kita mampu menyelenggarakan suatu program yang bersifat massal, serentak, dengan tetap menaati protokol kesehatan. Hal ini menjadi modal agar target kekebalan kelompok segera tercapai. Untuk itu, sedikitnya 181,5 juta orang harus mendapatkan vaksinasi. Kalau 2,4 juta sudah mendapat vaksinasi tahap pertama, maka masih 179,1 juta orang lagi yang harus divaksinasi. Tidak mudah, tetapi juga tidak mustahil untuk diwujudkan.
Pemerintah memang sudah menggandeng pelbagai sektor swasta untuk melancarkan program ini, tetapi upaya Pemerintah India melibatkan fasilitas kesehatan swasta—sekalipun ada biaya—bisa menjadi pertimbangan.
Di sisi lain, kemampuan tersebut tentunya harus disertai sosialisasi dan informasi, kemudahan pendaftaran, pengaturan distribusi vaksin, dan pemerataan hingga di daerah yang paling terpencil sekalipun. Saat ini, meskipun di atas kertas sekitar 329 juta vaksin dapat diperoleh Pemerintah Indonesia, jumlah riilnya masih jauh dari mencukupi. Dengan demikian, pemerintah harus bijak mengatur prioritas.
Masyarakat pun perlu percaya kepada pemerintah, akan tiba saatnya mendapat vaksinasi. Sementara menunggu giliran, ada baiknya masyarakat menjaga kesehatan, asupan yang bergizi, dan cukup istirahat. Dengan demikian, ketika tiba saatnya vaksinasi, efek samping bisa diminimalkan.
Kita bersyukur sudah ada Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI). Alangkah baiknya jika Komnas KIPI juga membuat layanan hotline (saluran siaga) yang memudahkan masyarakat berkomunikasi jika ada masalah.
Semoga dengan begitu pandemi bisa segera diatasi. Namun, yang lebih penting lagi, bangsa Indonesia kembali memiliki trust (kepercayaan): modal sosial membangun kesejahteraan.