Strategi Sederhana Jual Beli Saham
Ada cara-cara analisis saham sederhana yang dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan di pasar saham. Salah satunya dengan menggunakan ”moving average” atau rata-rata harga saham dalam periode tertentu.
Banyak orang mengira berinvestasi saham merupakan kerumitan lain dalam hidup ini. Padahal, ada cara-cara analisis saham sederhana yang dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan di pasar saham.
Salah satunya dengan menggunakan harga rata-rata saham dalam satu periode atau moving average. Ada beberapa jenis indikator moving average yang dapat membantu kita dalam bertransaksi saham.
Pertama adalah simple moving average (SMA). SMA merupakan nilai rata-rata pergerakan saham pada periode tertentu. Ini merupakan moving average paling sederhana. Misalnya, periode satu pekan atau MA 5, periode sepuluh hari bursa (MA 10), tiga bulan (MA 60), atau satu tahun (MA 200). MA 5 digunakan sebagai acuan tren jangka pendek dan MA 200 sebagai acuan untuk mengetahui tren jangka panjang.
Baca juga: Terjebak FOMO di Bursa Saham
Ada juga exponential moving average (EMA). EMA dihitung berdasarkan rerata pergerakan harga saham dalam periode tertentu, tetapi ditambahkan pembobotan lebih tinggi lagi untuk harga-harga baru. Dengan demikian, EMA menghasilkan data yang lebih lengkap ketimbang SMA. Namun, EMA memiliki kelemahan, yaitu bisa memberikan sinyal yang salah karena perhitungan terlalu cepat.
Lalu ada weighted moving average (WMA) yang dihitung berdasarkan pembagian dari jumlah keseluruhan periode. Contohnya, WMA dalam periode tiga hari artinya menghitung jumlah seluruh data dibagi tiga hari. WMA memberikan data yang lebih sensitif dibandingkan SMA dan EMA. Kelemahannya, WMA mengandung lebih banyak celah memberikan sinyal palsu.
Di antara ketiga jenis indikator pergerakan saham tersebut, SMA atau MA lebih menjadi pilihan investor. Kelebihannya, karena indikator harga ini merupakan indikator harga yang sudah terjadi, jarang memberikan sinyal palsu selain tidak bias.
Indikator MA ini juga mudah diterapkan karena dapat digunakan oleh mereka yang baru mengenal pasar modal. Support dan resisten harga saham dengan mudah dapat dilihat dari garis moving average-nya. Indikator ini juga mudah terlihat dalam grafik saham.
Kelemahannya, karena sudah terjadi, bisa saja harga yang terbentuk sudah merupakan lonjakan sehingga investor agak ketinggalan untuk membeli saham pada harga yang lebih rendah.
Sinyal beli
Investor yang tidak dapat memperhatikan pergerakan saham secara ketat, misalnya para karyawan yang juga menjadi investor saham, dapat memanfaatkan MA untuk bertransaksi saham. Dengan menggunakan indikator MA yang sederhana ini, para karyawan dapat berinvestasi dan mendapatkan keuntungan di pasar saham.
Ada tiga strategi investasi yang dapat digunakan dengan memanfaatkan indikator MA. Pertama, dengan melihat harga yang memantul ke atas menembus garis MA atau price cross up MA. Posisi ini terjadi ketika harga penutupan saham menembus garis MA dan garis MA menjadi resistennya. Hal ini mengindikasikan saham sedang dalam tren naik.
Strategi lain, dengan menggunakan perpotongan garis MA pendek yang memotong garis MA panjang, yang biasa disebut MA golden cross. Posisi ini juga menandakan harga saham sedang berada dalam tren naik.
Cara lain adalah dengan melihat harga saham yang sedang mengakhiri tren turunnya, yakni harga memantul pada garis MA sebagai support-nya (batas bawah).
Pendekatan awal yang dapat dilakukan adalah mencari saham yang sedang berada pada akhir tren penurunan. Dapat juga membeli saham pada saat harga saham menembus garis MA 5 pada saat penutupan perdagangan. Penembusan ini merupakan pertanda saham akan naik.
Pencarian saham-saham yang melewati atau berada di atas garis MA 5 dapat dilakukan pada beberapa layanan gratis, seperti investing.com atau aplikasi berbayar seperti bot telegram. Dari hasil penapisan tersebut dapat dilihat dengan lebih rinci bagaimana posisi candle dan volume saham tersebut.
Baca juga: Strategi Melindungi Modal di Bursa Saham
Jika memang memungkinkan, artinya candle dalam posisi bagus, sudah diketahui support dan resistennya serta volumenya terkonfirmasi, barulah kita bisa membuat rencana investasi atau transaksi sahamnya (trading plan).
Salah satu perhitungan yang harus dibuat adalah bagaimana potensi risiko dan keuntungannya. Melihat potensi risiko dan keuntungan dapat dilihat dari posisi candle yang di dekat posisi harga terakhir.
Trading plan termasuk juga batasan area beli dan jualnya. Area beli dapat diperoleh dari posisi harga saham yang berada di sekitar garis MA 5. Area beli juga bisa diperoleh dari posisi harga tertinggi yang pernah dicapai pada candle terakhirnya.
Bagaimana dengan menentukan kapan menjual? Untuk strategi perdagangan rentang waktu beberapa hari, penjualan dapat dilakukan ketika harga saham keluar dari garis MA 5 atau MA 10. Sementara untuk strategi perdagangan saham jangka waktu lebih panjang lagi dapat melihat pergerakan MA 200.
Meski demikian, hendaknya tidak meninggalkan transaksi begitu saja. Misalnya, jika bertransaksi saham pada pagi hari, seseorang dapat menengoknya lagi pada saat makan siang atau sebelum penutupan perdagangan. Karyawan yang sibuk pun masih dapat melakukan hal ini.
Setelah transaksi, buatlah jurnal transaksi agar dapat diketahui keuntungan, kerugian, dan akumulasi aset kita. Selain itu, jurnal transaksi dapat juga digunakan untuk mengevaluasi perjalanan transaksi saham sekiranya ada yang perlu diperbaiki.
Baca juga: Cepat Kaya dari Saham?
Ada beberapa catatan tentang penggunaan MA ini. Pembalikan arah saham selalu dimulai dengan bergeraknya harga saham menembus ke atas atau ke bawah MA 5. Jika harga saham bergerak di atas MA 10, menandakan saham itu sedang masuk fase kenaikan dalam jangka pendek.
Jika indikator MA 10 bergerak di atas MA 20, pertanda bahwa tren naik sudah terkonfirmasi. Jika harga saham terus naik bergerak di atas garis MA 60, dapat dianggap saham benar-benar menguat. Sementara harga saham yang berada di bawah garis MA 200 merupakan pertanda harga saham sedang melemah dalam jangka yang lebih panjang.