logo Kompas.id
OpiniPawai Putih
Iklan

Pawai Putih

Pandemi Covid-19 turut mengubah cara kerja penjahat. Mereka lebih sering menggunakan internet untuk mencari korban ketika anak-anak juga belajar dengan menggunakan internet di rumah.

Oleh
Linda Christanty
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JNVt-1pdkufXmvnn0ZXGpDUTKMA=/1024x573/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F20210120105542_IMG_2790_1611125082.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Kepala Polresta Cirebon Komisaris Besar M Syahduddi (kanan) menunjukkan barang bukti kasus kekerasan seksual anak, Rabu (20/1/2021), di Markas Polresta Cirebon, Jawa Barat. NF (51), seorang penjaga tempat ibadah, diduga melakukan kekerasan seksual terhadap 13 anak.

Massa bergerak ke pusat kota Brussels pada 20 Oktober 1996. Udara musim gugur terasa lebih hangat, karena jalanan yang padat. Ratusan ribu orang turun ke jalan. Tidak dapat dimungkiri ini aksi damai terbesar dalam sejarah Belgia.

Orang-orang yang berduka dan kecewa ini menggenggam balon putih dan bunga putih. Wajah Melissa Russo dan Julie Lejeune tertera pada sehelai poster kecil. Keduanya berusia delapan tahun. Mereka korban penculikan dan kekerasan seksual. Pelakunya, Marc Dutroux. Namun, ia tidak melakukan kejahatan sendirian. Ada saksi mata yang melihat Melissa di satu klab malam. Dutroux diduga memperdagangkan anak-anak untuk dieksploitasi secara seksual.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000