Investor Melirik Usaha Rintisan yang Jadi Tren di 2021
Pembatasan sosial dan juga kebutuhan vaksinasi akan menjadi penggerak utama tren perusahaan teknologi usaha rintisan pada 2021.
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
Pandemi masih akan menantang para wirausaha untuk ikut menyelesaikan masalah. Pembatasan sosial dan juga kebutuhan vaksinasi akan menjadi penggerak utama tren perusahaan teknologi usaha rintisan pada 2021. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika usaha rintisan bidang pangan, kesehatan, dan pendidikan kemungkinan bakal banyak didanai.
Kajian yang diluncurkan oleh sejumlah kalangan seperti Fast Company, Medium, dan Forbes, mengungkapkan sejumlah tren perusahaan teknologi yang bakal mendapat banyak perhatian dari investor. Mereka melihat, pandemi malah menjadi peluang bagi usaha rintisan untuk membangun bisnis di tengah berbagai masalah.
Seorang pemodal ventura, Maren Thomas Bannon, di laman Forbes menulis, pada tahun lalu modal yang masuk tahap prausaha rintisan lebih kecil dibandingkan dengan modal yang masuk ke tahap-tahap selanjutnya. Pada 2019, tercatat sebanyak 1.162 pendanaan, tetapi hanya 126 pendanaan yang masuk ke tahap prausaha rintisan. Tahun depan, makin banyak pemodal ventura bakal memasukkan dana ke tahap prausaha rintisan.
Pendiri usaha rintisan bakal makin mendapatkan ruang untuk membesarkan usahanya. Apalagi untuk mendapatkan sumber daya, para pendiri makin mudah dan tidak bergantung pada sumber daya setempat. Selama ini mereka hanya bergantung pada sumber daya setempat. Ruang-ruang virtual malah menyebabkan mereka mendapatkan sumber daya dari mana pun dan tidak bergantung lagi pada batas geografi.
Pendiri start up juga makin mudah mendapatkan investor karena tidak lagi bergantung pada pertemuan-pertemuan langsung. Usaha rintisan juga makin efisien karena untuk menemukan konsumen bisa dilakukan secara virtual. Awalnya para investor dan konsumen memang ragu dengan cara ini, tetapi sekarang sudah mulai terbiasa. Semuanya membuat ekosistem usaha rintisan makin efisien dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Di tengah perubahan ini, komunitas virtual akan makin berkembang sekalipun pandemi berhenti. Jaringan virtual yang terbukti membantu efisiensi selama pandemi akan terus berlanjut. Fenomena ini kemungkinan malah bakal berkembang menjadi peluang tersendiri yang memungkinkan investor tak perlu buang-buang uang banyak untuk menilai usaha rintisan.
Jasa pengecekan awal usaha rintisan, penilai usaha rintisan dan juga bantuan hukum bisa memanfaatkan peluang ini. Investor, konsumen, dan usaha rintisan mungkin akan paling banyak menggunakan konsep hibrida, yaitu sebagian kecil bertemu langsung, tetapi sebagian besar melakukan pertemuan secara virtual.
Oleh karena itu, bagi para pendiri usaha rintisan, jaringan, komunitas, dan sangat mungkin sumber informasi tentang mereka seperti media sosial, kenalan, dan juga sumber lainnya, bakal menjadi penting bagi bisnis mereka. Orang akan menggali informasi apa pun tentang mereka dari berbagai sumber. Pembatasan sosial menjadikan investor dan konsumen akan mencari informasi tentang usaha dan juga informasi personal dari mana pun.
Di tengah perkembangan ini, beberapa usaha rintisan akan dilirik oleh investor. Kesehatan pasti akan menjadi fokus di tengah pandemi. Bidang ini meliputi berbagai hal seperti obat, suplemen, konsultasi, pengujian, dan aktivitas kebugaran di rumah, akan menjadi bidang usaha rintisan yang dilirik. Sejumlah rintisan sudah lama berada di bidang ini. Mereka akan makin terus berkembang terutama untuk melayani wilayah yang sulit terjangkau.
Usaha rintisan bidang pangan yang sudah dirintis di beberapa negara mulai masuk ke Indonesia. Mereka akan menyelesaikan masalah pangan dan juga perubahan iklim. Upaya mereka salah satunya masuk ke produksi pangan dengan menggunakan bahan nabati untuk menggantikan pangan dari sumber hewani.
Produksi pangan hewani memiliki masalah karena memunculkan jejak karbon yang besar. Pasar masa depan sangat peduli dengan masalah kesejahteraan hewan dan juga perubahan iklim.
Pandemi juga telah melapangkan jalan bagi pendidikan jarak jauh. Model pendidikan ini lama sekali dikesampingkan dan bahkan sering kali dicemooh oleh beberapa orang. Ada beberapa perguruan tinggi yang melayani pendidikan jarak jauh sebelum pandemi. Mereka akan melanjutkan layanan ini dan makin banyak dipilih di tengah pembatasan sosial.
Kompetisi di antara usaha rintisan pendidikan bakal berada di area konten yang menawarkan daya tarik dan juga kemudahan akses. Layanan pendidikan yang memberikan kursus atau pendidikan formal yang kontekstual dengan masalah saat ini kemungkinan akan banyak diakses, seperti sains data, pemasaran digital, desain grafis, media sosial, dan keamanan siber.
Kemudahan akses juga akan menjadi penentu. Pengguna yang kerepotan untuk melakukan akses akan mengabaikan layanan pendidikan daring.
Melihat berbagai kemungkinan di atas, mereka yang hendak merintis usaha pada tahun depan memiliki peluang besar. Kemampuan untuk berkomunikasi menjadi kunci karena kemungkinan besar komunikasi akan dilakukan secara virtual di samping tentunya kemampuan menemukan, mengembangkan, dan merealisasikan ide.
Pada ujungnya, investor tetap akan melihat sejauh mana pendiri usaha rintisan mampu memberi keyakinan bahwa usaha itu menguntungkan. Atau setidaknya, usaha rintisan bisa memberikan jalan yang jelas tentang masa depan bisnis mereka.