Ibu adalah sumber inspirasi untuk lagu dalam musik pop kita. Lagu dengan tema ibu populer dari masa ke masa. Ada satu kata kunci yang paling sering digunakan dalam lagu tentang ibu, yaitu kasih.
Oleh
Frans Sartono
·5 menit baca
Sedahsyat apa perjuangan ibu bagi anaknya? Dengar kata Iwan Fals, ”Ribuan kilo, jalan yang kau tempuh, lewati rintang untuk aku anakmu.” Dan, itu pun belum cukup. Karena ibu terus berjalan, ”Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah.”
Ibu adalah sumber inspirasi untuk lagu dalam musik pop kita. Lagu dengan tema ibu populer dari masa ke masa. Ada satu kata kunci yang paling sering digunakan dalam lagu tentang ibu, yaitu kasih. Dari kasih lahir doa dan kerelaan berkorban segalanya bagi anak. Seperti apa kasih seorang ibu? Masih kata Iwan dalam lagu ”Ibu”: ”Seperti udara kasih yang engkau berikan....”
Kasih ibu seperti udara, tak terbatas, dan diperoleh dengan bebas. Lagu ”Ibu” termuat dalam album Iwan Fals berjudul 1910 rilisan tahun 1988. Sejak di taman kanak-kanak atau sekolah dasar, kepada anak-anak sudah ditanamkan lewat lagu akan kasih ibu yang tidak terbatas.
Salah satunya yang bisa dikatakan klasik adalah lagu ”Kasih Ibu” ciptaan Mochtar Embut. Ada baiknya kita kutip liriknya lengkap. ”Kasih ibu kepada beta/ tak terhingga sepanjang masa/ Hanya Memberi/tak harap kembali/ Bagai sang surya menyinari dunia....”
Sebagai lagu anak, lirik lagu tersebut mudah dihapal. Istimewanya lagi, hanya dalam empat baris lagu tersebut, inti dari kasih ibu tersampaikan secara telak. Metafora ”sang surya” sangat tepat dan kuat mengungkapan ketulusan, ketanpapamrihan, dan ketanpabatasan kasih ibu. Hampir semua lagu tentang ibu bersumber dari tema kasih yang memang melekat dengan keberadaan sosok ibu.
Ada sejumlah tema yang dipilih dalam lagu pop tentang ibu dan yang utama, seperti disebut di atas, adalah kasih dengan berbagai subtema. Di antara subtema tersebut adalah tentang kasih ibu itu sendiri; kemudian ada tema ajakan untuk mengingat kasih ibu; juga tema kenangan tentang kasih ibu. Sejak awal 1960-an, ketika dunia perekaman mulai berputar, lagu-lagu bertema ibu lahir dari sejumlah pencipta dan penyanyi.
Koes Bersaudara, salah satu band paling populer pada awal 1960-an, sudah mengangkat tema ibu di antara tema-tema lagu cinta remaja. Duet Yon dan Yok membawakan lagu ”Untuk Ibu” ciptaan Tony Koeswoyo. Lagu ini menuturkan upaya penyusunan lagu sebagai ungkapan rasa cinta kasih kepada ibu.
Sebagai seniman, Koes Bersaudara mengungkapan kasih kepada ibu lewat ”gitar di tanganku” dan ”nada di hatiku”, sebagai ”sekadar baktiku untuk ibu”. Dituturkan dalam lagu, meski usia ibu telah lanjut, anak-anak selalu menanti doa ibu.
Hampir seangkatan dengan Koes Bersaudara, muncul lagu ”Kasih Ibu” dari S Warno. Lagu ini mengajak orang untuk selalu mengingat kasih ibu. Disebutkan dalam lagu bahwa ibu tidak mengharap balasan atas kasih yang ia berikan.
Akan tetapi, ibu selalu meminta agar anak-anaknya bertindak jujur. Lagu ini juga mengingatkan, meski ibu tidak mengharap balas, anak-anaknya hendaklah menuruti ibu. ”Satulah balasmu, menurut selalu....”
”Mama... mamaaa…”
Ada yang agak unik pada era 1970-an. Sebuah band membuat seri tema lagu Mama, yaitu The Mercy’s. Pada album pertamanya tahun 1972, band asal Medan ini punya lagu sukses berjudul ”Baju Baru”. Lagu ini dinilai sangat rancak dan kompak, serta menjadi salah satu lagu kondang The Mercy’s. Ini lagu remaja tentang anak yang merengek kepada ibu agar dibelikan baju.
Sukses dengan tema tersebut, mereka membuat lagu ”Ulang Tahun” dengan tema sama, yaitu rengekan anak kepada ibu yang meminta baju baru. Pada kali yang ketiga, mereka melebarkan tema tidak hanya ibu, tetapi juga ayah. Dalam lagu ”Mama Papa”, mereka tidak meminta baju, tetapi menuturkan kasih orangtua. ”Untuk Mama/ untuk Papa/ Kasih sayangmu tak luntur walau aku di mana....”
Hampir bersamaan dengan itu, Panbers juga memopulerkan lagu ”Ibu”. Dalam lagu ini diungkapkan semacam kekhawatiran jika ibu pergi meninggalkan anak-anak karena, ”Tiada kasih nan abadi selain kasihmu, oh ibu”.
Rasa sedih ditinggal ibu dinyanyikan oleh Eddie Silitonga pada lagu ”Mama” ciptaan Murry. Pada lagu ini disebut sederet peran ibu dalam hidup seseorang. Ibu disebut sebagai pelita hidup dan harapan. Itu mengapa, seperti disebut dalam lagu, tanpa kasih ibu, hidup bagai tanpa arti.
Kenangan
Ibu hidup di alam kenangan. Melly Goeslaw dengan lirik, melodi, dan ekspresi yang sangat mengena menyanyikannya dalam lagu ”Bunda” (1997). Lagu dimulai dengan kenangan pada saat Melly membuka album lawas dan usang. Ia melihat sosok dirinya saat mungil dan foto ibu yang telah tiada.
Lagu kemudian menuturkan sikap dan perlakuan ibu yang penuh kasih kepada Melly di masa kecil: dimanja, ditimang, dinyanyikan. ”Tangan halus dan suci/ Telah mengangkat tubuh ini/ Jiwa raga dan seluruh hidup/ Rela dia berikan....”
Kenangan akan ibu dapat juga dibawa oleh suara nyanyian dan denting nada. Bahkan, ketika orang mengingat kampung halaman, mereka tidak akan lepas dari figur ibu yang menjadi bagian dari keberadaan seseorang. Seperti dinyanyikan Titiek Sandora pada 1970 lewat lagu ”Merantau” karya Yasir Syam.
Lagu ini bercerita seorang perantau yang pilu saat teringat kampung. Si perantau mengawali kerinduan akan kampung halaman dengan menyebut nama ibu. ”Oh Ibuku, hatiku pilu seorang diri.” Dalam kesendiran, ia teringat masa silam di kampung halaman, ”Ku dibesarkan oleh ibuku di kampung halamanku....”
Setting waktu lagu tersebut adalah malam hari. Dalam kesendirian malam, ia mendengar suara gitar berdenting. Dan, denting gitar ini mengingatkannya kepada kampung halaman. Ia kembali terbawa pada kenangan akan orangtua. ”Ku teringat ayah bundaku yang telah tiada kini.../ Lama tinggal kampung halamanku abadi....”
Menarik bagaimana suara gitar membawa kenangan pada masa lalu dan kemudian membawa memori kepada ibu. Narasi hampir serupa ditulis Tony Koeswoyo pada lagu ”Ibu dan Lagunya” di album Volume 6 tahun 1972. Lagu ini berupa kenangan akan ibu yang telah lama pergi. Lanskap malam hari, saat bulan purnama.
Dalam suasana indah itu, ia teringat ibu yang suka duduk di sebuah kursi sambil memetik gitar dan bernyanyi. Lagu kesayangan ibu itulah yang membawa kenangan kepada ibu. Sebuah kenangan melankolik, sentimental tentang ibu, karena sebuah lagu. ”Ibuku sayang/ Lama engkau telah pergi/ Kau tinggalkan kenangan ini/ Lagu yang ibu sayangi....”
Lagu-lagu di atas mencatat betapa dahsyatnya kenangan akan ibu. Ketika ibu telah tiada, ibu tetap membayang. Seperti dikatakan Melly, ”Oh, bunda ada dan tiada, dirimu ’kan selalu ada di dalam hatiku.”
Dan, benar apa yang dikatakan Mochtar Embut, kasih ibu tak terhingga sepanjang masa....