Rasa percaya diri dunia runtuh di penghujung tahun, ketika angka kasus positif Covid-19 kembali meningkat di berbagai negara. Vaksin pun menjadi tumpuan harapan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Upaya protokol kesehatan ternyata banyak bobol karena berbagai faktor, terutama ketidakdisiplinan. Hingga Minggu (13/12/2020), Worldometer mencatat pertambahan 17.184 kasus sehingga total tercatat 72.109.510 kasus positif dunia. Pertambahan tertinggi di Meksiko dengan 12.057 kasus.
Jerman, Belanda, Korea Selatan, dan Jepang, juga melaporkan lonjakan kasus ini. Bahkan Australia dan Selandia Baru yang ketat menjaga wilayahnya, ada penambahan meski masing-masing hanya 4 kasus.
Di belahan bumi utara, datangnya musim dingin yang memaksa orang lebih banyak berada di ruang tertutup, bisa menjadi salah satu penyebab, selain tentu rasa jenuh berbulan-bulan di rumah, mengendurkan ketaatan pada protokol kesehatan. Di kawasan tropis, musim hujan juga menjadi faktor. Apalagi penelitian menunjukkan, virus SARS-CoV-2 dapat bertahan dalam suhu rendah.
Vaksin menjadi harapan, karena sejak ditemukan Edward Jenner untuk mengatasi penyakit cacar, 1796, ia menjadi metode yang murah, mudah, dan efektif untuk melindungi manusia dari penyakit berbahaya. Vaksin membangunkan sistem kekebalan tubuh sehingga siaga saat ada serangan.
Bersyukur pandemi Covid-19 telah mempercepat prosedur pembuatan vaksin yang biasanya lebih dari 10 tahun, menjadi jauh lebih singkat. Bersama para ilmuwan di seluruh dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatur dan mengawasi pembuatan vaksin agar berlangsung sesuai protokol dan aman digunakan. Maka, satu tahun dari sejak Covid-19 ditemukan, beberapa jenis vaksin sudah diluncurkan dengan beragam efektivitas, harga, dan tantangan distribusinya.
Di antara negara-negara yang sudah meneken otorisasi penggunaan vaksin Covid-19: Inggris, Kanada, Arab Saudi, dan Bahrain, baru Inggris yang telah mulai mengimunisasi warganya. Sementara Amerika Serikat dan Meksiko menyusul menyetujui otorisasi darurat vaksin.
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari sini? Negara-negara tersebut tidak buru-buru mengimunisasi warganya. Mereka mengikuti prosedur baku dengan menyerahkan proses selanjutnya pada lembaga pengawasan obat di masing-masing negara. Demikian juga Amerika Serikat.
Meski saat ini AS menjadi negara dengan kasus positif Covid-19 tertinggi (16.549.366 kasus) dan vaksin yang dipakai merupakan produk industri farmasi AS, Pfizer, kajian FDA tetap harus dilewati. FDA adalah otoritas tertinggi penentu peredaran obat dan makanan. Prinsip kehati-hatian demi keselamatan rakyat, dijunjung tinggi di atas segalanya.
Indonesia pun wajib demikian. Semua pihak sebaiknya menahan diri dan memberi kesempatan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) bekerja. Dengan demikian, kita semua akan aman bila saatnya vaksinasi tiba.