Masa Depan Kemitraan Strategis ASEAN-Korea
Pandemi telah menunjukkan bahwa memperkuat solidaritas dan kerja sama regional maupun global menjadi keniscayaan. Penguatan kerja sama itu menjadi kunci mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan bersama.
November selalu menjadi bulan istimewa bagi kemitraan ASEAN-Korea. Pada November 2017, Presiden Moon Jae-in mendeklarasikan Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southern Policy) di Jakarta.
Pada November 2019, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan Kemitraan ASEAN-Korea sukses diadakan di Busan. November tahun ini, pada KTT ASEAN-Korea ke-21, Presiden Moon meluncurkan Kebijakan Baru Ke Arah Selatan Plus (NSP+), dengan tujuan memperkuat dan memperluas Kebijakan Baru ke Arah Selatan.
Selama tiga tahun terakhir, Kebijakan Baru ke Arah Selatan telah memberikan landasan yang berarti bagi kemajuan persahabatan dan kerja sama antara ASEAN dan Korea. Pada 2019, jumlah pengunjung antara ASEAN dan Korea mencapai 13 juta jiwa, mengukuhkan posisi ASEAN sebagai destinasi terpopuler bagi warga Korea.
Volume perdagangan antara ASEAN dan Korea tahun lalu mencapai lebih dari 150 miliar dolar AS. ASEAN adalah mitra dagang terbesar kedua bagi Korea, sementara Korea adalah mitra dagang terbesar kelima bagi ASEAN.
Dalam upaya Proses Perdamaian Semenanjung Korea, ASEAN telah menjadi pendukung setia.
Dalam upaya Proses Perdamaian Semenanjung Korea, ASEAN telah mejadi pendukung setia. Singapura dan Vietnam menjadi tuan rumah KTT Amerika Serikat-Republik Rakyat Demokratik Korea, masing-masing pada Juni 2018 dan Februari 2019. Korea telah menyambut baik dan memberikan dukungan untuk inisiatif yang dipimpin ASEAN, seperti ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang diadopsi pada Juni tahun lalu.
Di tengah berbagai rintangan dan tantangan yang muncul akibat Covid-19, ASEAN dan Korea tetap meraih kemajuan yang besar untuk lebih jauh memperkuat kemitraan. Salah satu bentuk kemitraan yang patut diperhatikan adalah perjuangan bersama ASEAN dan Korea dalam melawan pandemi.
Dengan memanfaatkan ASEAN-Korea Cooperation Fund yang diperbesar dua kali lipat di bawah Kebijakan Baru ke Arah Selatan, Korea telah meluncurkan proyek “Peningkatan Kapasitas Deteksi Covid-19 di Negara-Negara ASEAN” senilai 5 juta dolar AS. Lebih lanjut, Korea juga menjadi mitra wicara ASEAN pertama yang memberikan kontribusi untuk “Covid-19 ASEAN Response Fund.”
Selain itu, dalam tahun ini saja Korea berhasil meluncurkan berbagai proyek kerja sama mulai dari pengembangan sumber daya manusia hingga penanggulangan bencana yang bernilai sekitar 34 juta dolar AS.
Dengan latar belakang ini, saya sangat yakin bahwa NSP+ yang telah disambut baik oleh seluruh pemimpin ASEAN akan dapat semakin meningkatkan dan memperluas kerja sama ASEAN dan Korea pada tujuh bidang utama.
Bidang yang pertama adalah “Pelayanan Kesehatan yang Komprehensif.” Sebagai bentuk respons dari pandemi, pengembangan dan pemerataan pengadaan vaksin serta pelayanan kesehatan adalah prioritas utama. Pun demikian, kerja sama antara ASEAN dan Korea harus melebihi itu.
Korea bertekad untuk membangun mekanisme kerja sama yang efektif dan berjangka panjang agar secara fundamental dapat meningkatkan sistem kesehatan negara-negara anggota ASEAN. Oleh karenanya, Korea akan meningkatkan jumlah Bantuan Pembangunan Resmi (Official Development Assistance) untuk kesehatan masyarakat ASEAN serta turut menjadi bagian dalam program pengembangan kapasitas bagi para ahli medis di ASEAN.
Mendidik muda-mudi yang berbakat sekaligus mengembangkan SDM akan menjadi dasar kemajuan ekonomi dan sosial.
Bidang kedua adalah “Pengembangan Sumber Daya Manusia.” Mendidik muda-mudi yang berbakat sekaligus mengembangkan SDM akan menjadi dasar kemajuan ekonomi dan sosial. Menyadari sepenuhnya akan pentingnya pendidikan, Korea juga akan berbagi pengalaman dan pengetahuannya dalam bidang pembelajaran elektronik (e-learning) dan proses didik melalui dunia maya. Korea akan terus memperbanyak program beasiswa serta Pendidikan Pelatihan Teknis dan Kejuruan (Technical and Vocational Education and Training) bagi generasi muda ASEAN.
Bidang yang ketiga adalah “Pertukaran Kebudayaan.” Khususnya di tengah berlangsungnya pandemi Covid-19, teknologi digital akan membantu merevitalisasi pertukaran kebudayaan dan kegiatan pertukaran antarmasyarakat (people-to-people exchanges) agar menjadi lebih sistematis dan beragam.
Selain itu, jejaring kebudayaan baru seperti Organisasi Film ASEAN-Korea (ASEAN-Korea Film Organization) dan Organisasi Kerja Sama Warisan Budaya ASEAN-Korea (ASEAN-Korea Cultural Heritage Cooperation Organization), akan menjadi sarana untuk melakukan kegiatan pertukaran budaya yang lebih signifikan.
Bidang keempat adalah “Perdagangan dan Investasi yang saling Menguntungkan dan Berkelanjutan.” Di tengah meningkatnya proteksionisme dan gangguan Rantai Nilai Global, ASEAN dan Korea perlu melipatgandakan upaya bersama untuk beradaptasi dengan lingkungan ekonomi yang dinamis.
Sembari meningkatkan dan memperluas area perdagangan bebas antara ASEAN dan Korea, Korea akan ikut andil dalam berbagai program peningkatan kapasitas UMKM di ASEAN dan meningkatkan investasi yang nantinya akan berdampak positif pada pertumbuhan industri lokal di ASEAN.
Bidang kelima adalah “Pembangunan Infrastruktur.” Pembangunan infrastruktur pedesaan dan perkotaan adalah faktor penting dalam menentukan taraf hidup masyarakat. Dengan memanfaatkan pengalaman, Korea akan gencar berkolaborasi untuk mengimplementasikan Master Plan on ASEAN Connectivity 2025 serta ASEAN Smart Cities Network.
Bidang yang keenam adalah “Revolusi Industri 4.0.” Berkaca pada kebutuhan transisi pada ekonomi digital, Korea mengajak negara-negara ASEAN agar bersama-sama mengembangkan inovasi mesin pertumbuhan baru (new engines of growth).
Kerja sama di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi serta 5G akan segera diperkuat melalui sejumlah sarana yang akan dibangun dalam waktu dekat seperti Pusat Inovasi Industri ASEAN-Korea (ASEAN-Korea Industrial Innovation Centre) dan Pusat Standardisasi dan Penelitian Bersama ASEAN-Korea (ASEAN-Korea Standardization Joint Research Centre) yang nantinya dapat memberikan kontribusi khususnya terhadap perkembangan UMKM dan start-up (perusahaan-perusahaan rintisan).
Bidang ketujuh adalah “Kerja sama dalam Keamanan Non-Tradisional.” Korea akan bekerja sama dengan ASEAN untuk mengatasi isu-isu keamanan non-tradisional seperti perubahan iklim, penanggulangan bencana, pelestarian lingkungan laut, keamanan siber, penjinakan ranjau, dan lain-lain.
Mempertimbangkan apa yang telah disampaikan tersebut, NSP+ secara jelas mengindikasikan gambaran masa depan Kemitraan Strategis ASEAN-Korea. Pada saat yang sama, dalam merumuskan NSP+, Korea telah mempertimbangkan kebutuhan dan prioritas ASEAN. Misalnya, dengan mempertimbangkan fakta bahwa kerja sama maritim merupakan salah satu dari empat bidang kerja sama utama yang ditetapkan dalam AOIP, Korea akan bekerja sama secara erat dengan negara-negara maritim ASEAN. Untuk mencapai tujuan ini, Korea sedang dalam proses membentuk dana kerja sama khusus.
Untuk mencapai tujuan ini, Korea sedang dalam proses membentuk dana kerja sama khusus.
Senada dengan hal tersebut, implementasi NSP+ akan selaras dengan inisiatif pascapandemi ASEAN seperti ASEAN Comprehensive Recovery Framework yang diadopsi pada KTT ASEAN tahun ini. Inisiatif tersebut mencakup lima strategi besar, yaitu 1) meningkatkan sistem kesehatan, 2) memperkuat keamanan manusia, 3) memaksimalkan potensi pasar intra-ASEAN dan integrasi ekonomi yang lebih luas, 4) mempercepat transformasi digital yang inklusif, dan 5) mendorong kemajuan yang berkelanjutan dan berdaya tahan. Kelima strategi ini sejalan dengan tujuh bidang kerja sama utama yang ditetapkan dalam NSP+.
Sebagai kesimpulan, dalam konteks berbagai kerangka multilateral di kawasan termasuk ASEAN Plus Three, East Asia Summit, ASEAN Regional Forum, juga RCEP, saya yakin bahwa NSP+ Korea akan tercatat sebagai tonggak penting dalam sejarah regionalisme Asia Timur, baik sebagai wujud konsistensi komitmen pada Kemitraan ASEAN-Korea maupun sebagai petunjuk masa depan yang lebih cerah dalam kerja sama regional.
Era ketika negara-negara dapat bertahan dalam isolasi telah berakhir. Ironisnya, pandemi telah menunjukkan bahwa memperkuat solidaritas dan kerja sama regional maupun global menjadi keniscayaan. NSP+ akan terus memberikan kontribusi yang berarti untuk penguatan kerja sama regional yang akan menjadi kunci dalam mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat Korea, ASEAN dan dunia.
(H.E. Ambassador Lim Sungnam Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Korea)