logo Kompas.id
OpiniKeselamatan Rakyat
Iklan

Keselamatan Rakyat

Dari lima urgensi pilkada, tampaklah keputusan didominasi kepentingan kekuasaan dan ekonomi. Padahal banyak pihak, termasuk epidemiolog dan sejumlah ormas, berkeberatan bila pilkada tetap dilangsungkan.

Oleh
Dwi Indah Lestari
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/H3bdXNPWyRW8JW2_adNwr7dgl-4=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F20200924JUM12_1601044761.jpg
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS

Para pendukung menyambut pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor dan Muhidin, di depan kantor Komisi Pemilihan Umum Kalsel di Banjarmasin, Kamis (24/9/2020). Kerumunan pendukung yang jumlahnya tidak lebih dari 20 orang itu masih bisa dikendalikan oleh petugas keamanan. Namun, di beberapa tempat lain, pelanggaran protokol kesehatan dengan tidak memakai masker dan berkerumun masih terjadi.

Kementerian Dalam Negeri menyatakan lima urgensi mengapa pilkada harus tetap diselenggarakan. Pertama, pilkada merupakan kesepakatan pemerintah, DPR, dan penyelenggara. Kedua, wujud kedewasaan berdemokrasi. Ketiga, mengurangi praktik pejabat sementara. Keempat, mencari kepala daerah pilihan rakyat, dan kelima, memacu perekonomian di saat krisis.

Dari kelima urgensi tersebut, tampaklah keputusan didominasi kepentingan kekuasaan dan ekonomi. Padahal banyak pihak, termasuk epidemiolog dan sejumlah ormas, berkeberatan bila pilkada tetap dilangsungkan.

Editor:
agnesaristiarini
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000