logo Kompas.id
OpiniKamus
Iklan

Kamus

Kata atau frasa yang muncul di ranah publik sesungguhnya tidak hanya memiliki satu makna. Makna lain dari kata/frasa itu tak boleh dikesampingkan. Dengan membaca kamus, makna lain dari kata/frasa itu akan terungkap.

Oleh
Antonius Galih Rudanto
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mqxjS7DofRxQUq2urQVzzIM-mG8=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2Ffoto-rul1.jpg
Kompas/Khaerul Anwar

Delapan kamus bahasa diambil dari kosakata tiga bahasa besar yang digunakan di Nusa Tenggara Timur.

Dalam memproduksi tulisan, tidak jarang kita sebagai penulis mengambil sumber dari luar negeri yang otomatis berbahasa asing. Pengambilan sumber tulisan dari luar dan kemudian ditulis dalam bahasa Indonesia tidak bisa lepas dari memahami kata dan konteks sumber tulisan. Adakalanya ditemui satu kata mempunyai makna lebih dari satu.

Makna kata yang ”lazimnya”, oleh karena kebiasaan dan seringnya kata itu dipergunakan, muncul secara spontan dan sepintas. Misalnya, untuk kata fund, otomatis akan tersirat makna ’dana’ dalam benak; kandidat sepintas mengacu pada ’orang’; atau make up sepintas terbayang ’kosmetik, lipstik, atau alat kecantikan’.

Editor:
Emilius Caesar Alexey
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000