Setelah dikarantina dan tak ada lagi kasus baru Covid-19, Auckland kembali dibuka pada Rabu malam ini. Masyarakat boleh beraktivitas seperti biasa, bahkan laga olahraga diizinkan digelar.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Di tengah pandemi Covid-19 yang memicu pesimisme, harapan muncul dari Selandia Baru. Tak ada kasus baru di kota terbesar di negara itu selama 12 hari terakhir.
Hal ini kemenangan bagi Selandia Baru. Pengumuman bahwa negaranya menang dan berhasil mengendalikan penularan Covid-19 disampaikan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, Senin (5/10/2020), seperti dilaporkan Kompas.id. Ia lantas memberi ucapan selamat kepada rakyatnya atas usaha mereka sehingga tidak ada kasus baru Covid-19 selama 12 hari di Auckland, kota terbesar di negara tersebut.
Ardern menyampaikan pesan kemenangan bukan sebab ”berhasil” menutupi kasus positif Covid-19 atau sengaja mengurangi, bahkan meniadakan tes, melainkan karena benar-benar tak ada penularan yang terjadi. Beberapa bulan lalu, ia mendapat apresiasi internasional karena mampu menekan kasus penularan Covid-19. Ardern bersama Kanselir Jerman Angela Merkel dinilai berhasil mengelola pandemi berkat kepemimpinan kuat dan tegas serta mengedepankan ilmu pengetahuan sebagai pemandu setiap kebijakan.
Selandia Baru berpenduduk sekitar 5 juta orang. Jumlah ini sedikit dibandingkan negara berpenduduk ratusan juta atau miliaran orang. Siapa pun bisa mengatakan, dengan penduduk sesedikit itu, Selandia Baru tentu lebih gampang dikelola.
Pandangan ini ada benarnya, tetapi tetap terdapat kesamaan prinsip penanganan pandemi yang bisa diterapkan di negara berpenduduk sedikit atau banyak. Prinsip penanganan pandemi Covid-19 ialah tes sebanyak mungkin, pelacakan, serta perawatan yang mumpuni. Tes besar-besaran untuk penelusuran kontak dekat penderita menjadi kunci pengendalian pandemi.
Perawatan yang baik akan mengurangi jumlah kematian. Di sisi lain, ada bentuk intervensi yang tak boleh dilupakan, yakni karantina wilayah atau pengetatan sosial. Kebijakan ini bertujuan menekan sesedikit mungkin potensi kontak antarmanusia. Langkah itu dilandasi fakta bahwa pemicu utama penularan Covid-19 tak lain ialah manusia, bukan hewan, apalagi tumbuhan. Agar penularan menurun, pembatasan pergerakan manusia sangat penting dilakukan.
Selandia Baru melakukan pembatasan sosial, bahkan karantina, dengan baik. Warganya mematuhi seruan jaga jarak dan penggunaan masker dari pemerintah. The New York Times menyebut, pesan yang jelas mengenai protokol kesehatan dan tidak bertolak belakang diperlukan agar masyarakat patuh. Pesan yang bertolak belakang, menurut The New York Times, terjadi ketika pemerintah meminta rakyat menjaga jarak dan memakai masker, tetapi sejumlah pejabatnya berkumpul tanpa jaga jarak serta mengabaikan penggunaan masker.
Setelah dikarantina dan tak ada lagi kasus baru Covid-19, Auckland kembali dibuka pada Rabu malam ini. Masyarakat boleh beraktivitas seperti biasa, bahkan laga olahraga diizinkan digelar. Ekonomi pasti kembali menggeliat. Harapan akan selalu ada di tengah pandemi asalkan mau berdisiplin.