logo Kompas.id
OpiniHarga Mati (?)
Iklan

Harga Mati (?)

Saya percaya bahwa Pancasila sampai sekarang memang ”pas” untuk kita. Kelima silanya berkelindan satu sama lain dan merupakan kesatuan utuh.

Oleh
L. Wilardjo
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/rFaMMA0vc91eO15zNWeHP1UQOj8=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F4c30886a-1ffb-4f64-a6e4-21022b7f6015_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Peserta mempersiapkan layang-layang lambang negara Garuda Pancasila dalam Festival Layang-Layang Cibening di lapangan bola Bonlap, Kampung Cigebang, Desa Cibening, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/8/2020).

Dalam rubrik Surat Kepada Redaksi, Kompas (13/8/2020), Prof Dr Ichlasul Amal—mantan Rektor UGM—mendukung Prof Dr Ariel Heryanto yang menulis di kolom Analisis Budaya. Ariel menyatakan, Pancasila tak usah dipersoalkan lagi. Menurut Ichlasul, Pancasila itu ”harga mati” karena sudah tercantum dalam (Pembukaan) UUD-1945.

Saya jadi teringat kisah ujian lisan Kurt Goedel, logikawan hebat kelahiran Brno, Republik Ceko. Kurt Goedel lahir pada 28 April 1906, menjadi doktor matematika di Austria tahun 1930. Ia menempuh tes lisan tentang konstitusi Amerika Serikat untuk menjadi warga negara AS. Goedel saat itu sudah profesor di Universitas Princeton.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000